30 Desember 2013

Bunga Tidurku

ragaku kini jauh darimu
terbaring lemah di sisi lain dunia
tanganku tak mampu menjangkaumu
pelukku tak lagi bisa menghangatkanmu
pundakku tak cukup kuat lagi menjadi tempat bersandarmu

ku ingin engkau percaya padaku
bahwa di setiap pejam mataku
engkau selalu menjadi kisah yang paling sempurna
engkau selalu menjadi topik yang paling menyenangkan
engkau selalu menjadi nyanyian yang paling merdu untuk kumainkan 
di setiap bunga tidurku
memabukkanku dalam wewangian surgawi

kau harus tetap tersenyum
hingga saat aku terjaga 
mendapati senyummu terbit 
itu telah cukup sadarkan aku 
bahwa adamu telah mengadakan aku
Baca Selanjutnya...

6 Desember 2013

Mengapa Kita Masih Saja Menangisi Hal-hal yang Sama?

Seorang motivator dipercaya untuk mengisi suatu acara motivasi di kotanya, dengan percaya dirinya yang luar biasa, dia menerima tawaran itu apalagi teman-teman motivatornya juga diberikan kepercayaan yang sama. Biasanya dia akan memberikan wejangan berupa motivasi, kalau kamu kenal Mario Teguh, mungkin dia versi tiruannya.
Mendadak dia berpikir semua pembicara di acara tersebut adalah motivator maka dia iingin berbicara kepada para seluruh orang yang hadir dengan sesuatu yang berbeda dari lainnya, apalagi dia dapat giliran tampil di hampir di penghujung acara, mungkin ia ingin acara menjadi segar kembali, tidak kaku.
Tibalah gilirannya untuk berbicara, tidak seperti motivator lainnya, dia malah mengisi waktunya di panggung dengan komedi, ia menyulap panggungnya menjadi seperti acara "StandUp Comedy", setelah bercerita panjang lebar, tidak ada satupun hadirin yang tidak tertawa saat itu, semua tertawa mendengar ceritanya. Ternyata waktunya di panggung masih panjang, diapun kemudian menceritakan komedi yang tidak jauh berbeda dengan kisah yang pertama, tapi kali ini, hanya sebagian penonton yang tertawa. Lalu dia yang sedari awal ingin membuat penonton segar kembali, melihat ini, dia pun berusaha mengendalikan suasananya, lalu ia kemudian bercerita kembali tentang humor yang hampir sama lucunya dengan ceita humor yang pertama, dan tidak ada seorang pun yang tertawa mendengar kisah lucunya. Singkat cerita ia pun meninggalkan panggung dengan tubuh lemas dan muka lesu, ia tak pernah membayangkan bahwa keputusannya untuk tampil beda, benar-benar menghancurkan reputasinya.

Ada banyak pelajaran yang bisa kita petik di petikan cerita diatas. Banyak sekali. Tentang kecerobohan motivator yang memilih "jalan lain" yang mungkin bukan keahliannya dan parahnya ia melakukannya tanpa persiapan. Tapi bukan itu yang ingin aku bahas lebih disini.

Mari kita pahami sikap penonton, mereka tertawa terpingkal-pingkal seperti orang gila lalu berubah menjadi seperti seorang yang tak kenal arti tawa sebelumnya, kenapa?

Kenapa? Benar sekali, para penonton mendengar tiga cerita humor yang hampir serupa dari motivator tersebut, jadi mungkin mereka menganggap cerita kedua dan terakhir sudah (terlalu) "biasa" bagi mereka, sehingga mereka pun tidak lagi tertawa ketika tendengar cerita ketiga. 

Ijinkan aku bertanya, kepada diriku sendiri dan kepadamu, Kita semua tahu, kita mungkin tak bisa tertawa, tertawa lagi dan terus menerus tertawa, menertawakan suatu hal yang sama, tetapi kenapa kita masih saja menangis, menangis lagi dan terus menerus menangis, menangisi suatu hal yang sama setiap saat?

Baca Selanjutnya...

30 Oktober 2013

Yang Terbaik Tak Selalu Sulit Untuk Kau Temukan

Banyak orang mengeluh, mereka tak bahagia, tak tenang, tak pernah menemukan sesuatu yang terbaik. Mereka salah besar.
Yang terbaik mungkin sulit dicari karena bisa saja dia sudah sejak lama ada disekitarmu, didekatmu, atau bahkan disampingmu, tapi kau tak pernah menyadari keberadaannya, yang kamu perlukan hanya satu; bersyukur.
Bersyukurlah atas anugerah yang begitu besar, yaitu mereka yang selalu ada untukmu selama ini, siapapun itu, kamu sudah seharusnya mengerti bahwa mereka ada karena suatu alasan, dan yakinlah mereka yang terbaik untukmu. Dan sudah seharusnya pula, kamu menjadi yang terbaik bagi mereka. Berproseslah.
Semua yang terbaik dibentuk oleh waktu, disertai oleh usaha, lewat perjalanan panjang, tak serta-merta datang secara tiba-tiba, bukankah tak pernah ada pelangi yang mendahului hujan?
Baca Selanjutnya...

29 September 2013

Hidup Berdua

pandangilah jalan ini, sayang
lihatlah sampai batas pandangmu, 
kita tahu jalan ini tak putus hingga berjuta meter jaraknya
sejauh itulah, bahkan lebih jauh lagi,
aku ingin hidup bersamamu
tak peduli waktu berubah kejam
tak peduli masalah menerpa bertubi-tubi
tak peduli ujian hidup datang silih berganti
aku dan kau akan mengatasinya
kita pasti akan melewatinya bersama
hidup berdua bukanlah tentang kesempurnaan
hidup berdua adalah tentang saling mengerti, saling melengkapi


Baca Selanjutnya...

5 September 2013

Aku, Kamu dan Kesunyian

Dahulu, di sana, aku dan kamu selalu berbincang tentang kesunyian. Sekarang, di sini, aku dan kesunyian selalu berbincang tentang kamu. Entah sampai kapan kesunyian ini enyah pergi jauh dari kursi tempat kita berjanji akan bertemu. Entahlah kapan kau akan kembali. Aku benci menunggumu, sendiri disini. 

Baca Selanjutnya...

30 Agustus 2013

Anugerah Tuhan

ketika fajar terlalu berat untuk kau lewati
ketika pagimu tak memenuhi harapmu
ketika datangnya mentari tak bisa membantumu
ketika semua berjalan tak sesuai harapan

bersabarlah
pinggirkan semua cinta yang tak berbalas
sisihkan semua kisah pilu hidupmu
hiruplah udara pagi saat ini
bukankah begitu anugerah Tuhan diberikan untukmu?
syukur adalah obat paling mujarab dari segala penyakit hati
Baca Selanjutnya...

26 Juli 2013

Merindukanmu

merindukanmu,
bukan tentang berapa lama aku tak bersua denganmu
bukan tentang saat kau tak datang kepadaku mengikis rasa kangenku 
bukan tentang berapa lama kita tak bicara, satu sama lain menceritakan kisah kita 
bukan tentang waktu yang kuhabiskan tanpamu di sisi

merindukanmu, 
adalah tentang saat aku melakukan sesuatu dan aku berharap kaulah alasanku melakukannya
meski kau tak selalu menganggapku ada
tentang saat aku melakukan sesuatu dan kau ada bersamaku, tepat berada samping, 
walau sekedar mengapus keringat yang mengalir di dahi

merindukanmu,
sedemikan besar rasa ini padamu
sedemikan nyata aku merasakannya
sedemikian berat aku memikulnya sendiri
tak lagi ada yang bisa kukatakan untuk menggambarkannya
aku hanya ingin kau ada disini, bersamaku seperti dulu, tak lebih


Baca Selanjutnya...

21 Juli 2013

Teruslah Melangkah

Ketika kehidupanmu begitu sulit. Masalah-masalah datang silih berganti. Saat keputusan dan pilihan sulit menunggu untuk diambil. Saat kenangan-kenangan indah di masa lampau terus menggodamu. Berkemaslah. Terkadang dalam hidupmu, kamu harus terus melangkah maju, menghadapi tantangan di depan mata.

Nikmati perjalananmu. Berpikir posiiflah, sangat mungkin di depanmu, di tingkungan selanjutnya kamu akan melihat harapan dan impianmu di masa lampau menjadi nyata dengan cara-cara yang tak akan pernah kamu pahami bila engkau terus menerus diam di tempat yang sama dalam waktu yang lama. Sangat mungkin kamu akan memiliki pengalaman,  mendapati persahabatan baru, atau bahkan  menemukan kehangatan dan kasih sayang dari seseorang yang setia mendengarkan keluh kesahmu. Jadi tetaplah menempatkan satu kakimu d idepan kaki lainnya, teruslah melangkah. 
Jangan pernah melihat ke belakang. Kamu tidak sedang menuju kesana.

Baca Selanjutnya...

19 Juni 2013

Menyesal

kini telah tiba ujung waktuku
ketika langit menguning gelap pertanda matahari segera pergi
ketika aku tak mampu lagi berlari mencarimu kekasih dambaan 

tak kukira
waktuku habis terbuang
tak ada cinta yang kudapat
tak ada kasih yang kurengkuh

entahlah,
mungkin tak ada cinta tercipta untukku
atau memang aku yang terlalu pemilih
atau bahkam aku yang tak layak dipilih

sekarang,
aku menyesal
tak memanfaatkan waktu mudaku dulu
dengan berkarya ketimbang mengurusi cinta

aku menyesal
ini memang selalu datang di akhir kisah
selalu tapi tak perlu kau tangisi
karena aku kini masih punya waktu 
semalam bersama bulan dan bintang
aku masih punya kesempatan untuk berubah 
sebelum hari ini tuntas.

hingga pada akhirnya
jika mentari esok masih bisa kurasa hangatnya
aku sudah siap memulai hidup baruku
meski kini telah renta,
semangatku masih terlalu muda untuk menyerah
namun jika tidak
maka aku ikhlas
tetap bersyukur
aku masih diberi waktu untuk berubah
meski itu hanya semalam

Baca Selanjutnya...

8 Juni 2013

Melupakanmu

saat ini,
aku sedang berdiri di pucuk kerinduanku
puncak yang entah kapan ketemu akhir
namun petir-petir di luar ruangan ini menyadarkanku
tentang rasa yang salah, 
tentang suatu yang salah untuk kurasa. 

bila hujan benar terjadi malam ini
biarlah tetesannya menghapus jejak-jejakmu dalam liku kehidupanku
hingga aku tak lagi bisa mengikutimu, 
hingga aku bisa melupakanmu gerak-geri lembutmu
hingga tak akan lagi mengharapkan balasan cinta darimu

kau tak tahu, 
tak akan pernah tahu 
betapa luas ruang di hatiku untukmu bersandar
betapa besar cinta yang kupersembahkan padamu

tapi kini,
 kau telah memilih orang lain, bukan diriku
ku harap ia, pilihanmu
bisa memberikan cinta yang lebih baik 
dari yang mungkin bisa aku berikan untukmu 

pergilah kau sejauh yang kau inginkan
aku takkan lagi mengejarmu
bukanlah hakku untuk memaksakan rindu ini
selamat jalan

Baca Selanjutnya...

4 Juni 2013

Pramusaji Aksara

Di sini, jika ada aksara-aksara yang terangkai menjadi sebuah kata
hingga akhirnya menjadi bait yang elok untuk dibaca,
itu bukanlah karena aku yang merangkai
itu karena magis yang dimilikinya
 mempunyai anugrah untuk mengungkapkan rasa 
sesuatu yang mungkin tak kita sepenuhnya sebagai manusia

Di sini, jika ada sajak yang tercipta indah
itu bukanlah karena aku yang mencipta
itu karena pesona yang ia punya
yang meluluhkan segenap perasaan manusia
sesuatu yang justru tak selalu kita miliki

Di sini, bila ada yang kau kagumi, 
janganlah takjub padaku
aku bukanlah siapa-siapa
penyair bukan, penulis apalagi
aku hanya seseorang pramusaji aksara
aku hanya menyiapkan tempat 
bagi para aksars untuk merangkai kisah
mengungkap tentang apa yang sedang kurasa
mengagumi
mendamba
mencintaimu
rasa yang entah kapan bisa kuakhiri dengan indah
Meski ia mati, tak bernapas, tak bergerak dan mungkin tak bersuara tapi hidup manusia tak akan sempurna tanpanya. Aksara.

Baca Selanjutnya...

22 Mei 2013

Bahtera Cinta

Dahulu nenek moyang kita pernah berkata, apabila kita berlayar terus menerus ke satu arah, maka pada suatu saat kita kembali kepada titik awal dimana kau memulai perjalananmu. Tak percayakah engkau pada ucapan itu? 

Yang aku pegang ini adalah cinta, bahtera kita berdua, Kalau memang cinta kita ini adalah cinta sejati, ia akan menunjukkan arah menujumu, sejauh apapun aku pergi meninggalkanmu, sejauh apapun kita terpisah, selama bumi ini masih bulat, percayalah meski jutaan langkahku yang pergi meninggalkanmu, sejatinya setiap langkah majuku ini, membawa diriku berada beberapa hasta lebih dekat denganmu, hingga akhirnya kita bertemu kembali dan apabila saat itu tiba, tak akan pernah kulepas genggamanku dari tanganmu, selamanya. 

Saat ini, maaf bila aku meninggalkanmu seorang diri di sana. Baik-baiklah di kota tempat kamu berpijak, teruslah melangkah maju, sambil saling memantaskan diri untuk kita, dan begitupun aku. Yakinlah, bahtera kita, akan mempertemukan kita kembali, di saat yang sempurna kelak. 

Baca Selanjutnya...

18 Mei 2013

Terbang Melayang

Andai aku masih diberikan anugrah untuk mencintai seseorang, ijinkanlah aku memilih untuk tidak lagi jatuh cinta. Aku tahu jatuh itu sakit, bahkan anak kecil juga tahu, apalagi jatuh karena cinta, aku khawatir ini akan membuat hidupmu menjadi sengsara. Aku tidak ingin itu semua terjadi terjadi lagi, cukup aku saja yang pernah jatuh, bukan kamu.

Aku percaya cinta tercipta bukan untuk menyakiti dan tapi cinta juga bisa berubah jadi menjadi mata pisau siap menikam tajam. Aku tak ingin dengan cinta, diri ini berubah jadi  mahluk buas yang siap menyakiti hati siapapun. Seperti yang kualami dahulu. Jatuh cinta, itu sakit. Lukanya sukar sembuh, bekas lukanya sulit hilang, namun lupakanlah, cukup aku yang merasakannya. 

Sekarang, kalau aku bisa terbang melayang dengan cinta, kenapa harus merasakan jatuh dengannya? Aku ingin terbang melewati cakrawala dengan cinta, melayang merangkai angan. Bukankah terbang melayang itu jauh lebih indah? Terbang akan membebaskan rasa, di atas sana jiwa akan jauh lebih tenang.

Aku hanya ingin terbang melayang di langit, bersandar di bahu matahari saat siang dan rebahan di lekukan bulan sabit saat malam tiba, hatiku untukmu tak akan pernah redup, menyenangkan bukan? Apalagi dengan seseorang yang dicinta, menggapai mimpi-mimpi yang mungkin tak akan pernah kudapat di bawah sana bila ku jatuh.

Di atas sana aku akan berdiri tepat disamping bintang-bintang langit, dimana sebelum ia jatuh memenuhi keinginan seseorang, aku akan mencegatnya, kemudian akan kupinta ia mewujudkan mimpiku, hidup bahagia bersamamu.
Bila cinta diciptakan untuk melengkapi mimpi manusia maka melayang bersama cinta adalah salah satu mewujudkannya.
Baca Selanjutnya...

1 Mei 2013

Bukan Kisah yang Sempurna

Malam ini, memang kelihatan lebih bersinar dengan hadir bulan purnama. Mungkin sang empunya cahaya malam itu iba melihatku melewati gelapnya malam tanpa seorangpun di sisiku. Tapi tak ia sadari, hadirnya malah membuat kegundahan hati ini semakin terlihat.

Aku diam, mataku terpejam di kamar yang mungkin tak pantas kau sebut kamar, dalam heningku, pandanganku jauh, menembus dimensi cakrawala waktu, aku melihat ke masa lampau, saat aku masih bermimpi tentangmu. Betapa indahnya impianku saat itu, aku duduk di kursi taman, kamu ada disisi, dengan bunga-bunga bertebaran di sekeliling kita, entah malaikat mana yang baik hati menaburi taman ini dengan puspa nan indah. Aku bercerita tentangnya indahnya dunia dan kamu menyambutnya dengan senyum manis khasmu, indahnya malam yang saat itu dihiasi bulan purnama masih kalah jauh dibandingkan dengan eloknya wajahmu. Dan kita melewati malam itu dengan penuh suasana firdaus. Oh indahnya. Setelah beberapa saat aku tersadar dan membuka matak kembali dan tersadar itu semua hanyalah angan, angan yang mungkin tak lagi bisa kucapai. Ah sekarang andai kamu masih ada disisi mencipta harapan.

Pernah kita melewati hari-hari bersama. Selama itu aku senantiasa berusaha menjadi pemenuh harapanmu. Selalu. Tak pernah sedetikpun aku alihkan perhatianku padamu, hingga udara yang kuhirup pun cemburu padamu, saking gilanya aku padamu. Iya aku pernah gila, perasaan yang sampai sekarang masih berusaha kumengerti. Bahkan setiap orang yang melihat aku bersamamu, mereka pasti tahu akan gerak gerikku, aku yang menyukaimu. Namun kau tak pernah mengerti, apa yang sedang kurasa.

Aku tak pernah putus asa, aku masih percaya bahwa benih cinta akan selalu tumbuh bahkan di tempat yang infertile sekalipun. Ya infertile, di tanah yang tak subur sekalipun cinta bisa tumbuh, aku percaya, aku yakin kesabaranku bisa meruntuhkan kerasnya benteng perasaanmu. Tapi apa yang terjadi? Kau diam, selalu diam seribu bahasa ketika aku ajak bicara tentang hubungan ini. Ribuan hari aku lewati bersamamu. Hingga aku harus terpisah denganmu, kau tak pernah mau mengerti. Aku tak pernah bisa memahami betapa misteriusnya hatimu, mengapa perasaan wanita itu begitu kompleks. 
"aku masih percaya bahwa benih cinta akan selalu tumbuh bahkan di tempat yang infertile sekalipun"
Sampai sebulan yang lalu, aku masih bertahan dengan harapan itu, hidup dengan perhatian itu untukmu. Hingga seorang dari masa lalu hadir memberitahuku, akupun jadi mengerti bahwa kau mencintai satu pria, dan jelas pria bukan aku. Mungkin aku sudah lama tak melihatmu, semenjak kita terpisah jarak, tapi aku bisa membayangkan betapa bahagianya dirimu, kamu akan dilamar oleh pria ini bukan? Iya, orang itu menceritakannya semuanya padaku. Kamu sebenarnya mengerti akan perhatianku, namun kau memilih diam. 

Kecewa aku mendengar ceritanya, kecewa. Bukan karena aku tidak suka melihat kamu bahagia. Aku kecewa, pada sikapmu padaku dahulu, namun aku lebih kecewa, bahwa bukan diri ini yang ada dibalik kebahagianmu saat ini. Sakit. aku memang tak pernah berhati besar, untuk mengerti bahwa kau yang pernah kucintai sepenuh hatiku, hingga setiap tetes darah yang melewati hati sebelum menyebar ke seluruh tubuhku ini tahu betapa besar aku menaruh harap padamu. Tapi kamu memilih orang lain untuk menyempurnakan hidupmu.

Dan hingga saat ini kau masih diam, seribu bahasa, Malam ini, aku bertanya pada rembulan yang masih bersinar di langit sana, Apakah aku, orang yang memperlakukanmu dengan begitu baik selama ini harus merasakan diammu sampai saat ini? Kau tahu, diammu itu sungguh menyesakkan dada, andai kau mau angkat bicara tentang hubunganmu dengannya, mungkin aku tak pernah sesakit ini, semenderita ini.

Aku hanya menyayangkan sikap diammu itu. Aku tak menyalahkanmu, tak pernah. Kamu yang dulu pernah mengisi aliran darah ini, membuatku kenal baik dirimu, meski aku tak pernah bisa menjangkau bahasa hatimu, aku yakin kau tak pernah merancang ini semua untuk menyakitiku. Semoga saja begitu. Dan sampai saat ini aku masih bangga pada diri ini, aku pernah memperjuangkan rasa ini, pernah memperlakukanmu dengan cara terbaik yang aku mampu.

Kini, mungkin sudah saatnya aku mengakhiri kisah kita, kisah yang tak pernah menjadi sempurna, bahkan untuk menjadi kisah yang baik sekalipun. Meski sejatinya aku tak pernah yakin, setiap kepingan kenangan ini sudah pasti akan terus menghantuiku, entah sampai kapan.

Kini, saatnya aku mencari seseorang yang lain, seseorang yang bukan kamu, seseorang yang akan melengkapi kisah hidupku sehingga menjadi kisah yang sempurna, semoga masih ada seseorang di dunia ini yang akan mengisi puzzle yang hilang di hatiku dengan penuh cinta. 

Bulan purnama, reduplah sejenak, pahamilah perasaanku. Aku ingin malam ini gelap sampai mentari fajar menjemputku meraih harapan baru, sekarang aku ingin istirahat. Selamat malam.
"semoga masih ada seseorang di dunia ini yang akan mengisi puzzle yang hilang di hatiku dengan penuh cinta."

Baca Selanjutnya...

27 April 2013

Jodoh Dari Tuhan

Jodoh itu rencana Tuhan. Apapun yang sudah direncanakan, apalagi oleh Tuhan, sepandai apa kita, sekuat apa kita, kita ngga mungkin merangkai kisah untuk jodoh kita sendiri kalau kita memang ngga berjodoh. Sebaliknya, sejauh apa kita terpisah, sepandai apa kita menyembunyikan diri, kalau memang kita berjodoh niscaya Allah akan mempertemukan kita, jodoh akan menemukan jalannya untuk kita, jangan pernah memaksakan diri karena kita tahu, skenario Tuhan selalu luar biasa.

Jodoh itu rahasia Tuhan. Biarkanlah ia tetap menjadi rahasia. Tak usah kau menebak-nebak aku ini jodohmu, tak baik. Lagian kau tak akan pernah mampu memikirkannya. Jalanilah hidupmu sebaik yang kamu bisa, dan aku pun demikian. Sudah sepatutnya kita menjaga perasaan kita dan biarlah waktu yang akan memberi jawab padamu.

Percayalah, jodoh dari Tuhan selalu menjadi yang terbaik buat kita. Dia akan memberikan pada kita pada saat yang tepat, waktu yang tepat, dan tempat yang tepat.

Bersabarlah, jika aku memang tercipta untuk menjadi jodohmu, maka aku aku akan ada disisimu suatu saat nanti. Selalu dan Selamanya.
skenario Tuhan selalu luar biasa
Baca Selanjutnya...

25 April 2013

Pelangi Tak Pernah Mendahului Hujan

Manusia menginginkan kebahagiaan dan tidak ada seorang pun yang mengharapkan kesedihan. Hampir semuanya selalu menginginkan kebahagiaannya diperoleh secara instan, spontan, serta merta tanpa perlu mengorbankan apapun. Banyak yang tak mengerti bahwa bijak bestari pernah berkata "hidup memerlukan pengorbanan, pengorbanan memerlukan perjuangan., perjuangan memerlukan ketabahan, ketabahan memerlukan keyakinan". 

Pengorbanan merupakan bagian kehidupan. Harusnya begitu. Selalu begitu. Pengorbanan adalah suatu yang mutlak dalam hidup, harus ada, tidak boleh tidak. Ibaratnya pengorbanan adalah jalan menuju tujuanmu, tujuan hidupmu. Janganlah disesali meski jalanmu tak semulus, tak selurus yang kau bayangkan, karena ada jutaan hikmah petunjukNya yang terkandung di setiap kelokan jalanmu. Gampangnya, kalau kamu mau memperoleh kebahagiaan, tentu kita harus mau melewati jalan itu, bekerja keras untuk mencapai tujuanmu, tak hanya diam di tempat atau takut pada masa depan. 

Kita yang berkerja keras, berkorban, adalah yang akan mendapat petunjuk. Meski terkadang awalnya pahit, jangan takut. ingatlah janji Tuhan, bahwa Dia akan senantiasa bersama kita, melindungi kita di saat susah maupun bahagia, selalu begitu, namun kita sendirilah yang tak pernah menyadarinya.

Selanjutnya yakinlah, percayalah pada usahamu dan di setiap kesulitan pasti akan ada hikmah yang tak kita sadari, yang mana ia akan berguna untuk hidup kita. Mungkin begitulah kodratnya, kebahagiaan tak akan hadir tanpa didahului kerja keras dan perjuangan.
"indahnya pelangi tak akan pernah hadir tanpa didahului oleh datangnya hujan"
Aku tahu, kamu tahu, namun pernahkah kita sadari bahwa setiap indahnya pelangi tak akan pernah hadir tanpa didahului oleh datangnya hujan, bila kamu terlalu sulit menemukan pelangi, pandangilah mentari esok, yang menghangatkan pagimu, ia tak pernah mendahului datangnya dinginnya malam. Tampaknya kita sebagai manusia terlalu bernafsu hingga buta akan banyak sekali tanda alam dari Tuhan yang menunjukan bahwa ada hikmah di balik segala peristiwa, termasuk saat kita sedang memperjuangkan sesuatu, sesulit apapun itu, segelap apapun itu, ingatlah bila sudah tiba saatnya, maka akan datang kemudahan, akan tiba pula cahaya terang di depan sana. Kebahagiaan adalah hasil dari sebuah kerja keras, perjuangan dan kepercayaan. Begitu juga dengan Cinta. Percayalah.

Baca Selanjutnya...

21 April 2013

Aku Ini Lamban

Izinkan. Izinkan aku berkisah lagi padamu. Semoga kamu tak bosan bila terus-menerus membacanya. Masih tentang cinta, cinta yang tak terkatakan. Aku harap kamu masih mau mengeja dengan sabar kata-kataku ini, yang kutahu masih berantakan, tak mudah dimengerti, tak terangkai indah. Iya, itu semua karena aku bukanlah pujangga, yang kamu dambakan.

Cinta terkadang hadir di saat yang tak tepat, seperti ini, aku baru merasakannya ketika kita akan berpisah, dan aku tak pernah punya waktu untuk mempersiapkan, menyusun dan mengungkapkan rasa ini. Mungkin kamu heran atau bahkan marah padaku, karena aku ini terlalu lamban, terlalu lambat mengungkapkannya. Mungkin kamu menganggapku terlalu memberi harap padamu. Mungkin kamu menganggapku main-main dengan ini semua.

Tidak. Tidak demikian. Aku tahu, kamu tahu, semua orang tahu, bahkan rembulan dan bintang yang malam ini sedang bersinar pun tahu bahwa aku tak punya kemampuan layaknya pujangga, yang bisa dengan merangkai huruf, menggubah kata, menyusun kalimat sama persis layaknya dengan perasaan yang sedang terpendam di dalam dada. Aku bukanlah pujangga itu. Aku juga bukanlah Einstein yang bisa berfikir cepat, dan mengukur semuanya dengan cermat, butuh waktu untuk memberikan keputusan. Aku bukanlah ilmuwan itu. Aku juga bukanlah seorang orator, yang mampu bicara mengungkapkan isi hati dan pikiran melalui ucapannya. 

Aku membutuhkan banyak waktu, untuk merangkai lima huruf c,i,n,t dan a hingga menjadi sebuah kalimat. Aku kesulitan. Silahkan tertawakan hal ini. Menyusun kalimat saja tidak bisa, apalagi mengungkapkannya. Dulu aku pernah cerita hal ini kepadamu, harapannya kamu mau mengerti, tapi entah sekarang kamu masih menyimpannya di pikiranmu, kuharap kamu masih mengingatnya jadi aku tak perlu menceritakannya lagi padamu disini. Ketika menulis saja aku masih menemukan kerumitan apalagi mengungkapkannya. Aku ini lucu, pintar sekali memendam rasa. Namun tak pernah diberikan keberanian mengatakannya. Selalu saja ada hal yang mengganjalnya, entah itu karena diriku sendiri, waktu, entah itu orang lain, iya karena aku terlalu lamban. Terlalu lama berpikir. 

Kamu tahu sebelum ini, aku sudah sering mengalaminya, pernah mengalaminya dengan seseorang di masa lampau, aku jatuh hati padanya, dan seperti biasa, aku selalu belajar mengeja huruf sampai menyusun kata, serta belajar mengungkapkannya, sampai aku bener-bener siap mengatakannya, lamban! biarlah. Hingga akhirnya aku merasa siap, tapi orang lain sudah mendahuluiku. Dia tak mau menungguku. Sakit. Namun sekarang aku sudah terbiasa. Iya terbiasa. Lagian dia mungkin bukan jodoh baik yang disiapkan Tuhan untukku. 

Kamu mungkin berpikir, mengatakan cinta itu mudah, tak perlu menjadi pujangga, ilmuwan atau bahkan orator handal, seperti kata pepatah, kalau sudah cinta, orang biasanya akan melakukan hal-hal gila. Iya aku mengerti. Aku ini lamban. Masalah cinta tak pernah aku kuasai dengan baik. Dan tentunya aku bukanlah orang gila yang bisa bertindak gila untuk menyatakan cinta, aku berpendapat tindakan itu hanya akan membuat sakit, entah kapan, saya yakin itu. Cinta yang tidak dipertimbangkan matang hanya akan menyakiti salah satu pihak. Oke, mungkin aku terlalu membela kelambananku dengan mengatakan demikian, tapi kenyataan memang demikian. Cinta yang spontan, akan menghasilkan hubungan yang spontan, tak continue begitu kata orang bijak. 

Aku ini lamban, karena selain kesulitan menyusun kalimat cinta, bukan seorang yang pandai mengucap. juga karena aku bukanlah pemikir yang cepat seperti einstein, meski sering bermasalah dalam hal cinta tapi otakku masih jernih untuk memikirkannya, aku tidak pernah terburu-buru, meski dengan ini aku rela tak diberi kesempatan, rela didahului orang lain, rela untuk mengorbankan rasa ini. Ah biarlah, ini hidupku aku memikirkannya untuk masa depanku, aku hanya tak mau menyakitimu dengan cinta sesaat, karena dalam cinta sesaat waktu akan menjadi pihak ketiga yang akan menjenuhkannya. Tapi persetanlah dengan itu semua, aku ini memang lamban.

Aku ini memang lamban, bertemu kamu yang ingin serba cepat, membuat hubungan kedekatan kita kalap, aku harap kamu mau mengerti, aku harap kamu masih memberikan waktu kepadaku untuk belajar mengatakan isi hati ini, mengenalmu lebih jauh, memberikan kesempatan pada hubungan kita untuk berkembang sebagaimana mestinya,tanpa perlu akselerasi. Selain aku yang masih berlatih dengan bahasa cinta, aku juga tak ingin menyakitimu, dengan hubungan yang didasari tindakan gila. Namun bila kau berpikir aku ini terlalu lamban, aku tak bisa berbuat apa-apa lagi. Mungkin ini bukanlah waktu yang tepat bagiku, bagimu juga untuk saling bertemu dalam lingkaran bernama jodoh. Mungkin Tuhan masih menyimpan jodoh yang akan berkata: "iya sayang, aku akan selalu menunggumu, menunggu keputusanmu, dan aku akan mengerti lambanmu, bukanlah sesuatu yang buruk karena itu demi kebahagiaan kita, aku rela berkorban untuk itu semua, dan ku tahu kamu juga akan memperlakukanku dengan baik" padaku. Oh indahnya. Tapi betapapun indahnya hal itu, aku masih berdoa kamulah yang akan mengatakannya padaku.

Bersabarlah. Mengertilah kelambananku ini. 
Yakinlah padaku, ketika aku lamban mengungkapkan cinta padamu, bukan berarti aku tidak serius, bukan berarti aku mempermainkanmu, bukan berarti aku salah, Ada sudut pandang dari jawabanku yang tidak pernah kamu pikirkan. Percayalah aku akan mengatakannya di waktu yang tepat setelah aku memikirkan dan mempersiapkannya secara matang. Meski itu nantinya terkadang tidak seperti yang kamu harapkan, pahamilah aku ini hanya mengatakan apa yang terbaik buat kita berdua.

Mengertilah. Aku juga akan mengertimu.
Baca Selanjutnya...

Jatuh Cinta

kamu tahu?
dahulu
sebelum aku menyukai suara gesekan rintik hujan dengan dedaunan liar di luar sana
aransemen alam yang mampu menghempaskan duka lara

sebelum aku menyenangi warna-warni pelangi menggoresi langit dengan keindahan setelahnya
lukisan nan sempurna yang mampu mengukir senyum di saat perasaan sedang terbelah

sebelum aku mengagumi tulisan-tulisan pujangga yang mengisahkan betapa cantiknya alam saat itu 
metafora yang mampu membuatku berdiri kokoh kala kesabaran hati terguncang

sebelum itu semua
aku sudah menyukaimu
aku sudah menyenangimu
aku sudah mengagumimu
jatuh cinta padamu
Baca Selanjutnya...

17 April 2013

Ujian (Tidak) Nasional

Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun ajaran 2012/2013 sungguh kacau balau. UN di 11 provinsi terpaksa ditunda. Amburadulnya UN tahun ini disebabkan distribusi naskah soal yang terlambat. Beberapa soal juga tertukar sehingga ribuan peserta UN, tak bisa menjalani ujian. FYI, 11 Provinsi itu adalah Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, NTT dan NTB. Kejadian ini seakan-akan seperti menabur garam di atas luka, memperparah, mengingat penyelenggaraan UN tahun-tahun sebelumnya juga dipenuhi kejadian-kejadian yang tidak seharusnya terjadi, semacam menyontek, kebocoran soal, kecurangan terkait kunci jawaban dan lain sebagainya.

Parah, saya lebih suka menyebutnya Kementrian Pendidikan Nasional sedang sakit. Iya sakit. Saya yakin dengan seyakin-yakinnya orang-orang yang duduk di kursi kementrian ini dari menteri sampai bawah-bawahannya ada adalah orang-orang yang sangat kompeten, sayang mereka sepertinya terlalu pakem pada sistem, entahlah ini karena terlalu patuh pada sistem atau memang ada udang di balik batu. Mengingat sekarang ini sudah zamannya internet, password protected & cloud computing, tapi distribusi naskah UN masih konvensional (tender, cetak, packing, distribusi dan lain-lain). Mencurigakan bukan?

Ini adalah pertama kali sepanjang sejarah pelaksanaan UN terjadi pengunduran jadwal ujian. Ini tidak semestinya terjadi, saya ulangi, tidak semestinya terjadi, saya ulangi sekali lago, hal ini tidak semestinya terjadi apalagi di zaman sekarang dan tidak boleh terjadi lagi di waktu mendatang.

Persiapan yang tidak matang dinilai menjadi titik mula karut marut pelaksanaan UN 2013. Tak habis pikir, UN, yang merupakan agenda sakral Kementrian Pendidikan Nasional, dilakukan setahun sekali, yang menghabiskan dana luar biasa besar (untuk UN SMA/SMK sederajat saja menghabiskan anggaran 800 Miliar lebih) Lalu kenapa masalah distribusi soal bisa terjadi di 11 propinsi dengan anggran untuk pelaksanaan UN segedhe itu harusnya tidak ada permasalahan dalam penyelenggaraannya. Oh dear.

Oh dear M. Nuh. Anda punya waktu 12 bulan untuk mempersiapkan agenda besar rutin ini, 12 bulan adalah waktu yang lebih dari cukup untuk mempersiapkan segalanya. Kemajuan teknologi juga sudah seharusnya membantu kita. Tapi apa yang terjadi, Kemdiknas lebih menyukai memakai cara konvensional, cara umum, cara yang menurut saya sudah ketinggalan zaman, dimana semua serba sentralistik, naskah dibuat di pusat, percetakan juga di pusat, distribusi juga serba pusat. Kondisi serupa bisa terus terjadi, bahkan dapat membuat UN gagal dilaksanakan.. Penyakit ini tidak akan berubah, kalau bukan kita yang mengubahnya.
Gagal merencanakan maka itu sama saja merencanakan kegagalan.
Saya menjadi curiga, kenapa Kemdiknas masih menggunakan metode konvensional yang semuanya serba terpusat. Saya pikir proyek penggandaan dan distribusi soal UN tiap tahun bukan proyek buat mencerdaskan anak-anak sekolah. Saya takut ini akan menjadi celah manis bagi para tikus berdasi negeri ini untuk mendapatkan proyek mendapatkan duit, fee, di DPR maupun kementerian. Mereka tak perlu belajar metode korupsinya lagi bayangkan bila proyek seperti ini diubah dengan memanfaatkan cloud computing misalnya mungkin celahnya tak bakal seluas saat menggunakan metode kolot tender tadi. Dari proses tender tidak adil. Karena pemenang tender adalah perusahaan-perusahaan yang menawarkan harga tinggi. Padahal ada beberapa perusahaan yang menawarkan harga rendah dan kapasitas baik tapi dikalahkan. Pemilihannya pun terkesan tidak transparan. Entahlah. Semoga saja hal tersebut tidak benar-benar terjadi.

Pengunduran jadwal UN di 11 propinsi ini  sudah jelas akan berdampak besar bagi psikologis para peserta ujian. Stress. Itu pasti. Bayangkan kita sebagai pelari yang sudah konsentrasi penuh mempersiapkan segalanya ketika akan Start tiba-tiba secara sepihak dan mendadak perlombaan dibatalkan. Hal ini dapat mengganggu psikologis pelari tersebut yang tidak lain adalah para siswa yang semula siap menghadapi UN, tetapi tiba-tiba batal dan diundur. Selain itu juga potensi bocornya soal juga kan lebih besar, dan besar kemungkinan siswa-siswa yang berada di 11 propinsi yang UN-nya diundur akan mendapat nilai yang lebih bagus, ketimbang yang diluar 11 propinsi tersebut. Pemerintah sudah seharusnya membuat soal baru untuk 11 propinsi tersebut. Tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya di lapangan, saya harap pemerintah masih fair menjalankan tugasnya sebagai penyelenggara.
Ini lucu, bagaimana pemerintah bisa menyiapkan masa depan, menyiapkan Ujian Nasional saja amburadul.
Seandainya pemerintah mau memanfaatkan teknologi sebagaimana mestinya, misal cloud computing, proses pelaksanaan dari pembuatan soal di Pusat sampai pendistribusian akan menjadi sangat mudah. Masalah distribusi yang terjadi saat ini sangat mungkin tidak akan terjadi, karena kita akan mendistribusikan soal UN melalui, bahasa gampangnya, internet. Kemudian Departemen Pendidikan di setiap propinsi / daerah-lah yang bertanggung jawab dalam proses percetakan dan kemudian didistribusikan kepada setiap sekolah. Simple dan efisien bukan? Mungkin kalau memakai cloud computing, celah manis untuk dinikmatin oknum nakal bakal lebih sedikit. mikir lagi caranya korupsi gimana. Coba bayangkan bila menggunakan sistem pengadaan terpusat. Saya tahu mereka sendirilah yang dibikin ribet oleh hal yang seharusnya sederhana. Memalukannya lagi, mereka sampai  meminta bantuan kapal dan pesawat TNI untuk mengirim soal UN ke daerah-daerah. Entah kenapa Pemerintah masih mau saja menderita seperti ini. Mungkin ada urusan pribadi, urusan yang seharusnya tidak dilakuin oleh oknum-oknum di atas sana dibalik tender ini. Kenapa aku bilang begini, karena setahu saya BPK pernah menobatkan Depdiknas sebagai lembaga negara terkorup nomer tiga pada tahun 2008-2010. Mungkin saja semua itu masih berlangsung, sampai sekarang, entah sampai kapan. Sudah saatnya KPK turun tangan.

Imagine, sebagai orang awam seperti saya, mungkin ini imajinasi goblog saya, bagaimana sebuah surat kabar nasional yang berkantor di Jakarta misalnya, bisa mendistribusikan hariannya ke seluruh pelosok negeri dalam waktu hitungan jam saja, ditambah lagi mereka melakukan ini setiap hari, jelas persiapan sangat mepet, bandingkan dengan Depdiknas dengan UN sebagai agenda sakral, agenda penting, berlangsungnya tahunan pula, sudah jelas waktu yang tersedia adalah sangat sangat lama. 360 hari, lalu kenapa masih saja terlambat?  Kalau UN diadain setiap minggu wajar kalau terjadi keterlambatan distribusi soal. Aneh, punya waktu setahun masih saja ada yang belum dapat soal kalaupun dapat ada yang tertukar soalnya. Busyet deh, kayak sinetron aja. Makin aneh lagi 11 propinsi yang diundur pelaksanaan UN-nya terletak di Indonesia bagian tengah, bukan di ujung Sabang atau Merauke sana. Apa yang sebenarnya terjadi?

Kalau sudah begini kan aneh rasanya kalau kita masih menyebutnya Ujian Nasional dimana ujian tidak dilaksanakan serempak seluruh nusantara tak ubahnya seperti ujian biasa. Kesakralan UN terusik dan ini adalah raport merah dari departemen yang sudah disuplai oleh 20% anggaran negara dari ketidaksiapan, ketidaksungguhannya dalam menyelenggarakan UN. Semoga Pemerintah khususnya Departemen Pendidikan belajar dari kejadian ini dan cukup sekali ini saja pengunduran jadwal pelaksanaan UN dan tidak terjadi lagi di masa-masa mendatang.
Apabila anak-anak yang belum siap, dibilang kemalasan dan apabila pemerintah yang belum  siap, adanya alasan.

Baca Selanjutnya...

10 April 2013

Hakikat Cinta

"Mbak, taksi-ne wes teko ning ngarepan"

Terdengar suara perempuan dengan logat khasnya dari arah ruang tamu, itu suara Bi Rinah, pembantu di kos ini. Taksi inilah yang akan mengantarkan temanku, Citra, ke Adisucipto, bandara di kota pelajar ini. Ya dia akan pulang kampung, setelah menempuh masa studynya di kota ini. Temenku ini, lebih tepatnya aku sebut sebagai sahabat, kita dekat satu sama lain sejak awal kuliah di Jogja. Sebenarnya aku sudah menyiapkan kendaraan untuk mengantarnya namun dia ngotot nggak mau, dia memang begitu orangnya, ngga suka ngerepotin orang lain, termasuk aku, sahabatnya sekalipun.

Suara Bi Rinah yang sebenarnya kecil, khas ng itu cukup bisa membuat aku dan Citra terkejut, tersadar dari lamunan kita masing-masing. Entah pembicaraan apa yang habis kita bincangkan, aku lupa detailnya saat itu, yang jelas perpisahan ini, walau bukan untuk selamanya, tapi kehidupan yang membuat kita harus berpisah dengan kisahnya masing-masing, dia kembali ke kampungnya melanjutkan kisahnya dan aku juga akan segera pergi dari kota ini, iya pergi untuk kembali, kembali ke tanah kelahiran, dengan kisahku sendiri. Entah kapan lagi, kita bisa bertemu lagi, bukan masalah jarak, ini lebih ke masalah kesempatan, apakah kita masih mempunyai kesempatan bertemu? menghabiskan waktu, menentang kesepian? Sungguh sebenarnya aku tak mampu membayangkannya. Citra pun begitu, matanya begitu sembab, menahan tangis, meski ia mencoba tegar, tapi sejatinya kesedihannya tak bisa disembunyikan, ia terlalu berduka untuk menutupinya. Aku selama seminggu ini mencoba menghiburnya, namun sepertinya aku belum berhasil.

"Sudah waktunya kamu berangkat Citra," kataku pelan, "Kamu sudah siap? Ngga ada yang ketinggalan kan?"

"Hmmm iya, semua sudah siap, semua sudah ...... " Tiba-tiba tangisnya pecah, dia menangis sejadi-jadinya, menundukkan mukanya ke bawah kursi tampat dia duduk. 

"Tenang, Citra.. Sudah jangan menangis," sambil menepuk pundaknya, "memang berat, ketika kamu harus merelakan dan meninggalkan kenangan indahmu disini. Aku tahu. aku juga ngalamin hal tersebut. Aku juga akan pergi dari kota ini" 

Citra masih menangis dan terus menangis. 

"Sudahlah jangan menangis, bersyukurlah pada Tuhan, kita pernah dipertemukan di kota ini, diberi kesempatan untuk menjalin hubungan ini"

Setelah sedikit tenang, dia berdiri,
"Iya kawan, aku berangkat saja sekarang, semakin aku lama aku disini, tangisku akan semakin menjadi-jadi. Tapi kenapa kamu begitu tegar? Tidak adakah rasa sedih? Bukankah kau baru menyatakan rasa kamu padaku semalam, bahwa kamu suka padaku. Kamu nulis hal ini di blog bukan?"

Glek. Benar-benar seperti tersambar petir di siang bolong, mukaku merah. Astaga, ternyata dia membacanya. Dan sekarang, aku ngga tahu harus mulai dari mana untuk menjelaskannya.

"Astaga, kamu membacanya?", kataku gugup, namun kemudian aku mencoba tersenyum, "Ya begitulah adanya perasaanku padamu saat ini, tapi tentu kamu juga telah membacanya bukan pesanku di tulisan itu, aku ngga bisa menjelaskan hal ini padamu saat ini, terlalu complicated, lagian taksi di luar sudah lama menunggu, mungkin suatu saat nanti kita bisa membicarakannya lebih intim lagi, semoga masih ada kesempatan untuk kita."

"Iya semoga aja, tapi kenapa kamu tak mencoba mengungkapkannya lebih awal? Kenapa sekarang kamu tidak terlihat sedih? Apa yang kamu tulis itu benar bukan?"  
Tanya Citra, dengan antusias, agaknya kesedihannya sedikit terkikis rasa penasarannya ini.

Aku kembali tersenyum, 
"Semuanya bukankah sudah aku ceritakan di blog, tentang alasan ini semua? Iya benar, aku suka padamu, aku ngga kelihatan sedih kah saat ini? Kamu ngga tahu, hatiku ini sedang menangis, tidakkah kau mendengarnya? Aku hanya mencoba tegar, aku pernah membaca buku, disana disebutkan inti hakikat dari sebuah cinta adalah melepaskan. Semakin sejati cinta kita maka kita akan semakin rela kita melepaskannya. Walau kita saat ini akan berpisah, percayalah kalau memang cinta ini sejati, ia pasti akan mempertemukanku denganmu nanti, tak peduli apapun hambatannya, ia akan membawa kembali diriku padamu dengan cara apapun bahkan dengan cara yang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya, takdir Tuhan tak pernah salah alamat dan tiap hati sudah punya kuncinya sendiri, ngga usah khawatir" 

Citra tersenyum, dia sepertinya mengerti yang kumaksud, kebijaksanaan cinta, meski masih terlihat bersedih, sekarang dia sudah agak tenang, 
"Aku mengerti sekarang, akan aku pegang janjimu, saat kita bersua kembali suatu saat nanti, semoga belum terlambat ketika aku dipertemukan kembali denganmu, aku pamit ya, kasihan taksi diluar sudah terlalu lama menungguku, terima kasih ya, terima kasih atas semuanya, sampai jumpa lagi ya" 

"Iya, Citra, peganglah janji itu. Sampai jumpa, Hati-hati, jaga dirimu"

Kemudian dia menyalami tanganku erat-erat, tak pernah seerat ini sebelumnya ia menggenggam tanganku, sebelumnya, matanya tajam menatap mataku, seolah menegaskan bahwa ia sangat menanti pertemuan selanjutnya. Setelah itu ia melepaskan tanganku sambil tersenyum ia berkata, "Iya, akan ku jaga diriku untukmu", lalu masuk ke taksi, melambaikan tangan dan pergi meninggalkan diriku yang hatinya masih berserakan di kota ini, sendiri menyelamatkan hati.
"Ketika kamu mencintai seseorang, biarkanlah ia pergi kemana dia mau, karena jika ia cinta sejatimu, ia pasti akan kembali menjemput takdirnya, hidup bersamamu selamanya, sebenernya sesederhana itu cinta, hanya manusia yang biasanya membuatnya rumit"


Baca Selanjutnya...

9 April 2013

Tentang Cinta yang Tidak Dikatakan

Entah, hari ini hujan sudah turun berapa lama, sampai-sampai mentari tak terdengar kabarnya. Sepertinya langit sedang mengabarkan kedukaannya. Ia rupanya tak ingin melepaskan musim penghujan kali ini begitu saja. Terlalu manis untuk meninggalkan kenangan yang diciptanya.

Iya ini sudah bulan April, sudah saatnya menyambut kemarau. Kemarau yang sengatnya, ditakutkan para penggarap tanah, bahkan olehku sekalipun. Namun aku mengerti, alam ini butuh keseimbangan. Keseimbangan yang Tuhan ciptakan ini, bahwa kita yang dikaruniai dua musim, sungguh luar biasa. Jangan sampai kita mengutukinya. 

Entah, kapan hujan ini akan berhenti. Sampai saat ini, belum ada tanda-tanda langit akan menghentikan tangisnya. Kita sudah lama terjebak di gubuk ini, sudah berapa kisah kehidupan kita ceritakan bersama disini. Aku menikmatinya, sungguh. Rasanya begitu istimewa, setiap detik bersamamu disini mungkin akan aku ingat sepanjang hidupku. Pelangi di matamu, adalah metafora terindah yang pernah kusaksikan. 

Jangan pergi sekarang di luar masih hujan biarkanlah air mata langit itu terus menggigilkan rindu. Aku masih ingin bersamamu di gubuk penantian ini. Bersama mencipta cerita indah. 

Langit masih terlalu berduka, Tetaplah disini, sampai mentari menghapus air matanya. Sekarang dengarkanlah kisahku tentang cinta yang tidak dikatakan, dimana ia akan tetap bernama cinta selamanya, seperti cintaku padamu.......  


Baca Selanjutnya...

4 April 2013

A Letter For You

Ini tentang kamu. Jujur, sebenarnya aku nggak bisa nulis kata-kata tentangmu dengan baik, nggak bisa mengatakan sesuatu tentangmu seperti yang aku inginkan. Gampangnya nulis aja ngga bisa apalagi mengatakannya. Aku hanya tahu bahwa aku bisa mengetik kata-kata saja. Menceritakan tentang kamu juga merupakan hal rumit yang lain. Tapi tak ada salahnya aku ketik saja kata-kata ini, seperti biasa, mengalir bak air. Entahlah kamu akan membacanya atau tidak, kamu akan mengetahui kata-kata ini terangkai pun entah. Sebagaimana kamu nggak tahu apa yang aku rasakan tentangmu di saat ini. Tapi biarlah kata-kata ini menceritakan dengan caranya sendiri. 

Ketika kutulis judul ini, awalnya aku berpikir ini akan mudah. Iya seperti yang tadi aku bilang tadi, tinggal membiarkan kata-kata ini berjalan dengan sendirinya menceritakan semuanya. Tapi kenyataannya, kata-kata pun seperti masih malu untuk muncul berkisah. Butuh waktu untuk membuat kata-kata itu keluar. Padahal cerita ini sudah aku pendam sejak lama.

Aku mengenal kamu, memang tak cukup lama, terkadang aku mempertanyakannya kepada Tuhan kenapa baru sekarang aku dipertemukan, kenapa ngga dari dulu sehingga aku bisa mengenalmu lebih dalam. Suatu waktu ketika aku sedang (kembali) mempertanyakan hal ini, aku tersadar bahwa Tuhan selalu mempunyai rencana di setiap kejadian. Dan kemudian aku mengerti bahwa waktu yang singkat ini membuat segalanya lebih indah. Indah? Mungkin bukan kata indah disini, tapi lebih kesimpelan yang indah, atau apalah itu, aku tak bisa menemukan kata yang benar-benar pas untuk menggambarkan ini. Kesimpelan inilah yang mencipta keakraban layaknya sahabat ini. Keakraban inilah yang menjadi awal munculnya rasa ini. Perasaan yang sama sekali tak pernah kuduga selama ini.

Awalnya biasa saja, iya biasa saja, sampai keakraban itu membuat kita dekat, entahlah cuma aku yang ngerasa dekat atau kamu juga merasakan hal sama denganku, yang jelas aku lebih suka menyebut kita dekat. Dekat, saling mengenal hingga saling membantu. Sampai rasa yang tak kuduga itu datang, Aku suka padamu, pada hadirmu. Ketika sadar jarak akan segera memisahkan kita saat itu, karena memang waktu ini terlalu singkat, aku berusaha memberikanmu yang terbaik karena suatu hari, kamu akan menjadi sebuah memori bagi sebagian orang. Aku hanya akukan yang terbaik untukmu selagi masih bisa bersua. Dari perubahan perilakuku belakangan mungkin kamu sudah merasakan tentang rasaku padamu atau masih meragukannya, sehingga kamu terkesan tak tahu atau tak mau tahu, entahlah.

Sayang hingga jarak memisahkan kita, aku belum berani mengungkapkannya padamu. Kenapa? Terlalu rumit untuk diceritakan, awalnya aku ingin menceritakannya disini, tapi ah terlalu complicated. Aku berpikir ini yang terbaik, meski aku harus rela mengubur dalam-dalam rasaku. Aku hanya tidak ingin menyakitimu. Iya aku tidak ingin menyakitimu. Meski kamu mungkin berpikir bahwa aku bukanlah gentleman yang hanya bisa merangkai kata, tapi aku lega akhirnya aku bisa menceritakan ini semua disini, meski endingnya penuh misteri, aku harap aku bisa menceritakannya padamu suatu saat nanti. Meski kita sudah dipisahkan jarak, aku harap kita masih menjalin keakraban seperti dulu. Aku ingin perjalanan keakraban sebagai sahabat ini tak dirusak oleh perasaanku ini. Kalau Tuhan memang menghendaki kita berjumpa dan bersatu, kita pasti akan bersua. Pancarkan terus pesonamu. Sampai jumpa di perjumpaan selanjutnya.
"Biarlah setiap detik bersamamu dulu menjadi sesuatu yang akan kuhargai sepanjang hidupku"


Baca Selanjutnya...

2 April 2013

Siksaan Jarak

satu purnama sudah
kita terpisah satu sama lain
merenda kehidupannya masing-masing
menyemai sepi setiap malam

ketika angin malam menggigilkan kerinduan
aku tak lagi mengerti
aku tak lagi ada disampingmu
tak bisa memelukmu hangat
tak bisa lagi menyelimuti hatimu

jarak yang sejauh ini antara kau dan aku
apa ada yang menyenangkan dibalik ini semua?
aku tak bisa menuntun tanganmu saat kau berjalan seorang diri
aku tak bisa berada disimu, melindungimu setiap waktu
aku tak bisa lagi menghapus air matamu saat kau menangis

kini,
aku hanya bisa berharap pada perasaan ini
yang akan membuatku selalu ada di sekelilingmu, meski tak nyata
sambil membayangkan lekukan indah wajahmu dalam foto
dan terus mencoba menyebut namamu dalam setiap doaku
mengharap kau bertahan dalam siksaan jarak ini
sampai waktu mempertemukan kita kembali

bertahanlah, 
sejauh apapun jarak memisahkan
selama kita masih dalam perasaan dan kepercayaan yang sama, 
jarak hanya akan menjadi sebuah ilusi

Baca Selanjutnya...

11 Maret 2013

Sampai Jumpa Sahabat

coba bayangkan,
bayangkan saat pertama kali kita bertemu dan berkenalan
seperti mentari yang menghangatkan embun
seperti hujan yang membasahi tanah kemarau
seperti pelangi yang muncul setelah badai 
seperti bulan yang menyinari gelapnya malam
sungguh bahagia bisa bertemu denganmu
sungguh bahagia memiliki kesempatan mengenalmu
menjalin kisah persahabatan ilahi
meski kesempatan ini hanya berjalan singkat
namun cintaku padamu tak pernah menjadi kecil
kamu sudah seperti saudaraku 
kehadiranmu berarti besar untuk perjalananku disini

kamu bisa membuatku tertawa
bisa mengeringkan air mataku 
kamu selalu mendengarkan
tahu apa yang harus dikatakan
tahu kapan untuk memberikan pelukan
ketika aku mengalami hari yang buruk
kehadiranmu membuatku mengerti arti kehidupanku
kita juga tumbuh belajar bersama
menjalani kisah kehidupan kita bersama
itulah mengapa aku tetap kuat selama ini
ini semua karena kamu

sekarang aku sudah tiba 
di akhir perjalanan menuju gelar apoteker
tanda bahwa perpisahan sudah seharusnya dipersiapkan
perpisahan pada pertemuan yang terlalu singkat

sekarang aku sedang berdiri di tepi jurang perpisahan
jangan tanya mengapa aku sedih
jangan tanya kenapa mataku meneteskan kedukaan
jangan tanya kenapa aku menyendiri di sini
aku hanya sedang merenungkan perkataan orang bijak,
"jangan bersedih karena perpisahan tapi tersenyumlah karena pertemuan itu pernah terjadi"

dalam renungan ini, aku menulis,

hidup adalah lalu lintas dari kehadiran dan kehilangan
hidup adalah sebuah perjalanan panjang yang harus aku lewati
menapak, melangkah dan melintasi batas usiaku
putaran waktu mengantarkanku dalam nyata
lihat dan rasakan pahit manis kehidupan
aku harus melangkah terus kedepan
jalan ini masih sangat panjang
kamu pun harus demikian


aku yakin kamu pasti bisa melewatinya
aku hanya ingin kau tahu dan tidak pernah lupa
bahwa aku pasti akan merindukanmu
merindukan saat kita tertawa dan menangis bersama 

jangan menangis karena ini berakhir
tersenyumlah karena ini terjadi

aku, kamu, kita semua tahu
ini 
bagian tersulit dari setiap persahabatan
ketika tiba untuk mengucapkan selamat tinggal
aku tidak pernah berpikir aku dapat melakukannya 
terutama untukmu
meskipun aku berharap
sangat berharap aku bisa membuatmu tinggal
tinggal lebih lama menghabiskan waktu bersama

namun inilah saatnya
aku harus mengijinkanmu
kepakkan sayapmu
terbang tinggi


ikuti kata hatimu
jangan pernah menyerah, 
karena hidup tak akan pernah mudah
jangan menyerah,
wujudkan mimpi-mimpimu yang belum pernah terjadi
wujudkan semua anganmu menjadi kenyataan
aku selalu berdoa, semua yang terbaik senantiasa bersamamu


tak akan ada seorangpun yang mengambil tempatmu dihatiku
percayalah, aku selalu bisa menjamin hal ini
sulit untuk menemukan seseorang sepertimu
rasanya begitu sempurna

jadi ketahuilah kehadiranmu 
akan selalu dikenang dan dirindukan
terima kasih sahabat
terima kasih atas semuanya
beri maaf kepada diri ini mungkin selama ini mencipta khilaf

sampai jumpa sahabat,
marilah berjanji
perpisahan ini hanya sementara
bukanlah untuk selamanya 
simpanlah dalam kenangan
semua tangisan dan senyuman

berjanjilah
suatu hari nanti, 
di hari yang baik
kita akan bertemu lagi
ketika tiba saatnya kita 

kisahkan semua tentang kita

sampai bertemu kembali di perjumpaan selanjutnya.........


Baca Selanjutnya...

25 Februari 2013

Sepakbola Kita yang Sedang (Tak Pernah) Belajar

Setiap menonton sepakbola Eropa kita akan selalu disuguhi teknik tinggi dari pemain dan adu taktik para pelatih hebat. Indonesia? Di Indonesia, pemain bersama pelatihnya berkerjasama atur strategi mengeroyok wasit. Iya wasit, wasit dikeroyok!

Miris lihat nasib wasit Indonesia salah ambil keputusan sedikit pasti dihajar ramai-ramai. Kejadian "penghajaran" terhadap wasit masih terus terjadi.. terus.. terus.. terjadi..   Terakhir terjadi di pertandingan Divisi Utama Liga Indonesia antara PSIS Semarang dan Persitara Jakarta Utara yang berlangsung di Stadion Jatidiri Semarang tanggal 18 Februari kemarin. Insiden itu terjadi karena pemain Persitara marah terhadap wasit yang mengesahkan gol kedua PSIS di laga yang dimenangkan klub asal semarang tersebut.

Dan lagi-lagi aparat keamanan cuma jadi boneka di dalam stadion. Apakah aparat cuma bisa nyelamatin wasit?? Jumlah mereka di stadion lebih dari cukup untuk menangkapi pemain-pemain yang mengeroyok wasit tersebut, namun apakah selama ini pernah ada yang ditangkap gara-gara memukul wasit di lapangan? Bila menangkap pemain terlalu shocked, gimana kalau saya ganti pertanyaan ini apakah pernah ada kejadian oknum yang menghajar wasit didakwa tindak pidana? Sejauh yang saya tahu, hal tersebut, belum pernah ada. 

Mengapa kejadian seperti ini di-setting di luar ranah hukum? Intervensi akan mengganggu objektivitas? Lalu buat apa aturan FIFA dibuat? Kemudian sudah ada Komisi Disiplin dan Panpel yang seharusnya menghukum si oknum pengeroyok. Sudah seharusnya hukum menyentuh peristiwa tersebut, sudah seharusnya mereka pemain pengroyok wasit dikenai hukuman, dihukum berat! Pemain yang melakukan penganiayaan harus bertanggung jawab atas kelakuan memalukannya. Hukuman yang diberikan harapannya akan menjadi pembelajaran bagi sepakbola Indonesia agar menjadi lebih dewasa dan menciptakan efek jera kepada pelaku, sehingga kejadian tersebut tidak terulang di masa mendatang. Kalau hukum kita masih stagnan begini, saya yakin akan ada darah wasit yang bakal mengalir deras di lapangan, tunggu saja.
Apakah kita harus menunggu sampai ada darah wasit mengalir deras di lapangan hijau? Apakah kita semua harus menunggu ada berita wasit tewas dikeroyok baru semua teriak-teriak? 
Menurut saya, terlepas dari baik-buruk kualitas wasit, wajar sih apabila wasit salah mengambil keputusan, mengingat dia hanya punya waktu sepersepuluh detik untuk memutuskan sesuatu. Wasit juga manusia, punya keterbatasan, tak luput dari kesalahan. Lihatlah wasit-wasit top di Eropa sana, Pierluigi Collina, wasit legendaris dari Italia, dia yang disebut wasit terbaik di dunia di masanya sekalipun juga pernah melakukan kesalahan, namun dia dan kawan-kawannya di Eropa tak pernah diperlakukan sampai seperti yang ada di Indonesia. Pemain-pemain disana begitu profesional, begitu dewasa, kalaupun ada pihak yang nekat melakukan perbuatan konyol kepada wasit, sudah pasti komisi disiplin asosiasi sepakbola disana sudah pasti akan mengambil tindakan tegas, dengan menghukum si perusuh tersebut, bahkan kalau perlu kepolisian disana akan membawanya ke ranah hukum pidana yang berlaku.  

Ini sangat jauh berbeda dengan yang ada di Indonesia. PSSI masih kisruh karena pimpinannya rebutan kekuasaan, sampai kepecah menjadi dua kepengurusan, liga pun menjadi dua, sampai mirisnya timnas pun ada dua. Makin runyam lagi kalau lihat profil pesepakbola kita yang susah diatur dan gak dewasa, serta awkward-nya dunia hukum kita. Died. Dengan kondisi yang amburadul seperti ini, puzzle masalah wasit yang teraniaya di lapangan pun menjadi lebih lebih lebih sulit untuk dipecahkan. Sepakbola negara kita memang tak pernah mau belajar. Pertanyaannya, sampai kapan wasit-wasit di Indonesia kudu mempertaruhkan nyawanya di lapangan?
"Mereka bilang kita sedang belajar, saya bilang kita tak pernah belajar sepakbola seutuhnya."
Dalam lanjutan kompetisi ISL musim 2012/2013, Pelita Bandung Raya menjamu Persiwa Wamena di Stadion Si Jalak Harupat pada Minggu, 21 April 2013 kemarin. Di pertandingan tersebut ada kejadian yang sangat mengejutkan, salah satu pemain Persiwa Wamena Edison Pieter Rumaropen memukul wasit pemimpin pertandingan hingga berdarah. Kejadian tersebut terjadi pada menit-menit akhir pertandingan. Kejadian itu terjadi pada menit ke-72, berawal dari wasit Muhaimin memutuskan untuk memberikan hadiah penalti bagi tuan rumah saat skor dalam keadaan imbang, 1-1. Keputusan sang pengadil lapangan pun langsung mendapat protes dari para pemain Persiwa. Namun, Edison Pieter Rumaropen yang tidak dapat meredam emosinya langsung berlari dari arah belakang dan secara tiba-tiba dirinya melayangkan tinju keras ke wajah Muhaimin. Akibat dari pukulan itu Muhaimin langsung mengalami cedera di bagian hidung dan dinyatakan tak bisa melanjutkan tugasnya. Ia pun diganti wasit cadangan, Tabrani. Peter diganjar kartu merah atas tindakan tak terpujinya itu. (sumber: sundul.com). Berikut ini adalah rekaman kejadiannya, yang menunjukkan betapa hancurnya sepakbola kita

Baca Selanjutnya...

13 Februari 2013

Almost Is Nothing But Precious

Aku tahu, mungkin ngga semua dari setiap waktuku selalu kuisi dengan perjuangan mencapai hasil yang kuinginkan, justru aku sempat meremehkanmu, lebih tepatnya meremehkan diriku sendiri, karena aku tidak percaya kalau kamu memang bisa aku raih. Hingga akhirnya aku tersadar dan terus berjuang hingga titik darah penghabisan, aku harus terus berjuang.

Setiap orang punya ceritanya sendiri di dalam kehidupannya masing-masing. Di dalamnya, ia diharuskan berjuang, berdiam dan menunggu. Iya, menunggu pun juga adalah bagian dari perjalanan. Menunggu. Itulah yang saat itu kulakukan, sebagai wujud puncak dari kisahku disini. Menunggu hasil perjuangkanku selama ini. Dan ketika perjuanganku berakhir, hal pertama yang kucari tahu adalah hasil apa yang berhasil didapat. Bukan hal lain. Bukan hasil apa yang hampir kamu dapat. Sejarah hanya mencatat seseorang yang berhasil meraih sesuatu bukan seseorang yang hampir berhasil meraih sesuatu. Kenyataan yang harus kuterima, meski kau hampir pasti kudapatkan tapi pada akhirnya kau tak ada di sampingku, entah untuk mengusap keringatku,  menenangkan sedihku dan merangkul kesepianku, meski sebelumnya harapan menyakinkanku bahwa kau bisa aku gapai. Aku mungkin akan menyesal dan memohon maaf bila perjuanganku ini tidak cukup kuat untuk mendapatkanmu tapi kenyataannya aku disini sudah memperjuangkan kehadiranmu semampu yang aku bisa.

Perlakuan pihak ketiga yang coba membuyarkan rencanaku dan membuat ini semua menjadi semakin berat untuk dilalui. Hal ini terasa pahit. Pahit, bayangkan ketika kamu berjuang mati-matian untuk mencapai sesuatu, tapi ada pihak lain yang seharusnya mendukungmu mencoba menghalangi jalanmu, dengan menghilangkan bukti perjuanganmu. Bayangkan seandainya bukti itu tidak hilang mungkin kamu bisa duduk bersamaku disini, membanggakan semua orang yang aku cintai. atau sekedar mengusap keringat yang mengalir di keningku atau setidaknya aku bisa mengerti alasan kenapa aku pantas mendapatkan itu semua. Ketika kamu tidak pernah bermimpi meraih sesuatu, dan di tengah jalan kamu sadar akan kemampuanmu hingga kita kemudian bermimpi meraihnya, lalu berjuang, hingga mendekati garis finish kita berada di posisi yang menyakinkan namun pada akhirnya kita dicegat dan akhirnya terjatuh. Indeed. Benar-benar pahit. 

Semua orang pasti akan merasa tersakiti ketika dia nyaris mendapatkan sesuatu, setelah dia berjuang habis-habisan ada seseorang yang mengganjal jalanmu. mempersulit langkahmu. Meskipun demikian kita harus bangga dengan pencapaian yang kita peroleh dengan perjuangan kita sendiri. Meski almost is nothing namun aku sadar sekarang bahwa aku tidak akan menyalahkan pihak lain lagi. Maafkan aku atas keegoisanku selama ini. Aku sadar dan akan aku anggap ini semua sebagai pembelajaran hidup, hal yang lebih precious and better. Bahwa aku sebenarnya bisa meraih sesuatu tak peduli betapa susahnya mencapainya asalkan aku mau berjuang, aku akan menemukan jalan kesuksesan. Meski pada akhirnya aku mungkin akan mengalami kegagalan dalam meraihnya, namun setidaknya aku sudah berusaha berjuang, berusaha memperjuangkannya. Dan jangan pernah berhenti bermimpi meski apa yang kamu peroleh mungkin bukan apa yang kamu inginkan, yakinlah bahwa Tuhan Maha Tahu apa yang kita butuhkan. Aku percaya rencana Allah pasti luar biasa buat aku, kamu dan kita semuanya. Aamiin. 
Good Bye Cum Claude. Dear 3.49, Welcome to my heart.
Baca Selanjutnya...

19 Januari 2013

Jangan Nanggung Kalau Mau Jadi Maling Di Indonesia

Bacalah kutipan berita berikut ini:
"AAL (15), pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Palu, di Jalan Tanjung Santigi, Palu Selatan, Sulawesi Tengah, tentu tidak pernah menyangka karena mencuri sandal jepit seharga Rp 30 ribu ia harus berhadapan dengan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Palu, Sulawesi Tengah. AAL didakwa mencuri sepasang sandal jepit bermerek milik Brigadir Polisi Satu Ahmad Rusdi Harahap dari kos-kosannya pada November 2010 lalu. Hakim Tunggal PN Palu Rommel F Tampubolon yang menyidangkan kasus ini, Selasa 20 Desember sudah mendengarkan dakwaan jaksa. AAL didakwa Jaksa Naseh melakukan tindak pidana sebagaimana pasal 362 KUHP Pidana tentang pencurian dan dituntut 5 tahun penjara." | sumber.
“ABS (25), warga Desa Mulyoagung, Kecamatan Balen, Bojonegoro, Jawa Timur, divonis penjara empat bulan penjara karena mencuri seekor ayam. Dalam sidang yang dipimpin hakim ketua I Wayan Sukanila, Agus diharuskan menjalani hukuman yang lebih ringan dibandingkan dengan tututan jaksa Ali Munib, itu. Dalam tuntutannya, jaksa menuntut terdakwa agar dihukum enam bulan penjara.“ | sumber.

Kemudian bacalah kutipan berita berikut ini:
“Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menjatuhkan vonis berupa hukuman empat tahun enam bulan penjara ditambah denda Rp 250 juta subsider kurungan enam bulan kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat Angelina Sondakh alias Angie. Hakim menilai, Angie terbukti melakukan tindak pidana korupsi secara berlanjut dengan menerima pemberian berupa uang senilai total Rp 2,5 miliar dan 1.200.000 dollar Amerika dari Grup Permai. Vonis yang dijatuhkan oleh majelis hakim terhadap Angelina Sondakh ini jauh lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang menginginkan dia dijatuhi hukuman selama 12 tahun penjara.“ | sumber 
“Mantan Direktur Utama PT PLN, Edhie Widiono Suwondho, divonis bersalah melakukan tindak pidana korupsi dalam pengadaan proyek outsourcing (tenaga luar) Customer Information System Rencana Induk Sistem Informasi (CIS-RISI) di PLN Distribusi Jakarta Raya Tangerang 2004-2006. Edhie dijatuhi hukuman 5 tahun penjara ditambah denda Rp 500 juta, yang dapat diganti dengan hukuman kurungan 6 bulan. Dia terbukti melakukan penunjukan langsung terhadap PT Netway Utama sebagai pelaksana proyek CIS-RISI. Akibatnya, negara merugi Rp 46 miliar. Vonis ini lebih ringan dari tuntutan hakim yang sebelumnya menuntut terdakwa dengan hukuman tujuh tahun penjara dan denda sebesar Rp 500 juta.” | sumber

Apa yang anda pikirkan setelah membaca kutipan berita pertama dan kutipan berita kedua? Ada banyak kesimpulan yang bisa kita peroleh dari kutipan-kutipan berita diatas. Saya tak akan menyebut semuanya, tapi hanya akan mengambil beberapa kesimpulan.

Pertama, soal tuntutan jaksa penuntut umum, maling sepasang sandal jepit yang harganya tak seberapa bahkan itu hanyalah sandal bekas, sandal yang mungkin bagi sebagian kita tak ada harganya namun tersangkanya dituntut hukuman 5 tahun penjara. Mari kita saksikan apa yang terjadi pada Mantan Dirut PT. PLN Edhie Widiono Suwondho, yang telah merugikan negara sebesar Rp 46 Miliar HANYA dituntut hukuman bui selama 7 tahun. Nominal uangnya beda jauh. Apalagi harga sandal yang dicuri harganya hanya sekitar Rp 30.000 dibandingkan dengan Rp 46 miliar, timbang banget, seperti langit dengan bumi namun apa yang terucap dari bibir jaksa ketika membacakan tuntutannya untuk kedua maling tersebut, cuma beda tipis, 2 tahun. Apa-apaan ini!! Bukannya saya membenarkan perbuatan pencuri sepasang sandal, namun menurut saya kasus tersebut bisa diselesaikan secara kekeluargaan, tak perlulah dibawa ke meja hijau apalagi sampai dituntut 5 tahun penjara. Gila aja

Kedua, mengenai vonis yang dijatuhkan.  Lihat apa yang terjadi pada maling yang mencuri seeekor ayam, iya hanya seekor ayam tapi dia dihukum 6 bulan penjara. Walau hukum tak bisa pakai perkiraan kalkulator, namun coba bayangkan jika ia mencuri 10 ekor ayam, berapa hukuman yang ia akan ia terima? Iya benar, 5 tahun. Hukuman itu lebih berat ketimbang seorang maling negara, yang artinya ia sudah berada di level yang jauh lebih tinggi ketimbang maling yang mencuri seekor ayam tadi. Kenapa lebih tinggi? Ya maling negara ini merenggut hak sosial dan ekonomi rakyat sebesar Rp 2,5 miliar atau artinya sama nilainya dengan mencuri ayam 50.000 ekor jika harga ayam per-ekornya adalah Rp 50.000. Namun kenapa hukumannya malah lebih kecil dan sangat sangat sangat tidak sebanding? Jika disinkronkan dengan maling yang mencuri seekor ayam? Kenapa?

Hal ini jelas sangat tidak adil. Namun itulah kenyataannya, semua sudah terjadi di negeri kita. Seharusnya koruptor yang telah merugikan Negara bermiliar-miliar ini divonis setidaknya seumur hidup atau bahkan seharusnya dihukum mati. Tetapi tidak demikian. Dimana lagi rakyat kecil harus mencari keadilan. Hal ini jadi terkesan bahwa penegak hukum di Negara ini hanya menghargai orang yang mampu saja. Dengan munculnya vonis-vonis rendah bagi koruptor tersebut, mending Pengadilan Tipikor ngga usah digunakan untuk mengadili para koruptor tapi untuk mengadili mereka yang tersangkut kasus pencurian, seperti maling sandal, maling ayam, atau maling bambu. 

Sebenarnya hukum bukanlah masalah besar kecilnya vonis yang dijatuhkan, tetapi bagaimana caranya hukum yang ditegakkan membuat koruptor menjadi jera? Sehingga koruptor yang merugikan negara tersebut kapok, tidak akan berbuat lagi. Mungkin inilah sebabnya mengapa di  negara kita selalu ada terus koruptor setiap waktu, bahkan semakin berkembang seperti jamur di musim hujan. Hukum yang timpang ini juga menjadi penyebab makin sulitnya koruptor diberantas. Mereka selalu akan berbuat licik selama masih ada kesempatan untuk melakukannya. Toh hukuman yang ia terima juga sebentar, itupun setelah masuk oenjara ia masih bisa pesan sel yang di lengkapi fasilitas hotel bintang 5 pada ketua Lembaga Pemasyarakatan tempat ia di penjara. Indonesia memang ruwet. 

Ketiga, denda yang harus dibayar koruptor. Lihat apa yang Angelina Sondakh bawa dengan korupsinya, ia berhasil menggondol 2,5 miliar uang negara tapi berapa denda yang mesti ia bayarkan pada negara? Cuma Rp 250 juta! Berapa keuntungan yang ia dapatkan dalam sekali korupsi? 10 kali lipat dari denda tersebut. Kemudian saksikan kasus yang menimpa mantan Dirut PT. PLN, Edhie  Suwondho, ia “berhasil” merugikan negara sebesar Rp 46 miliar namun berapa subsider yang harus ia bayarkan? Cuma Rp 500 juta! Hampir 100 kali lipat lebih kecil dari uang yang dia korupsi. Sangat tak sebanding. Tak adil. Kalau mau efek jera, selain dihukum mati koruptor juga harus dimiskinkan, sita semua hartanya seperti dilakukan di hampir semua negara lain. Namun keadilan di negeri ini entah lagi jalan-jalan kemana...

Akhirnya saya, anda, kita semua, sebagai rakyat kecil hanya bisa melihat dan melihat, tidak dapat berbuat apa-apa, selain menyuarakan suara hati agar keadilan kita cepat pulang dan kembali pada tempatnya, dan orang-orang yang berhubungan dengan hukum cepat tersadar dan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan ini

Kenapa rakyat kecil seperti kasus pencuri ayam dan sandal dihukum lebih berat ketimbang koruptor yang lebih kaya dan pandai serta lebih lebih lebih besar dalam merugikan negara? Di mana keadilan untuk rakyat kecil kaum melarat? Bukankah di mata hukum semua orang itu setara?

Namun mungkin saja, jawabannya karena si maling sandal atau si maling ayam itu miskin dan hanya mencuri sandal yang harganya tak seberapa sehingga ia tak mampu bayar pengacara mahal dan tak bisa menyuap hakim dengan uang hasil curiannya yang tak seberapa serta  goblok, tak mengerti hukum, sehingga dengan mudahnya dipermainkan hukum itu sendiri. Berbeda nasibnya dengan koruptor, sudah kaya, pandai, berhasil menggondol uang miliaran pula, sehingga ia bisa  bayar pengacara paling mahal sekalipun, suap hakim pun ia bisa dan tentunya hukum di negeri ini akan dengan mudahnya dikelabuhinya. Dari sini kita bisa menyimpulkan kalau mau jadi maling di Indonesia itu, jangan nanggung!, yang banyak sekalian, yang gedhe sekalian, biar bisa buat bayar pengacara, biar bisa bayar hakim juga, dan biar bisa ngibulin (lagi) hukum di negeri ini. Lagian bukankah kitab-kitab yang dipakai hakim itu namanya KUHP (Kasih Uang Habis Perkara) dan KUHAP (Kasih Uang Habis Angkat Perkara)?

Di mana lagi mencari keadilan di negara ini. Mungkinkah di lembaga pengadil? Mungkinkah kepada para penegak hukum di negara ini, Sedangkan sepertinya mereka hanya menghargai orang mempunyai duit. Atau mungkin pada keadilan sedang tidak berada di Indonesia? Kalau memang benar ia sedang jalan-jalan, kita harapkan dia cepat pulang, dan memberesi permasalahan huku, di negeri ini.  Kalau keadilan tidak kunjung pulang kembali, mungkin ada sedikit "saran" bagi mereka yang masih nekat menempuh jalur sesat, jadi maling: "jangan nanggung-nanggung jadi maling di Indonesia!"
Oh Dear Indonesia...
Baca Selanjutnya...