18 Mei 2013

Terbang Melayang

Andai aku masih diberikan anugrah untuk mencintai seseorang, ijinkanlah aku memilih untuk tidak lagi jatuh cinta. Aku tahu jatuh itu sakit, bahkan anak kecil juga tahu, apalagi jatuh karena cinta, aku khawatir ini akan membuat hidupmu menjadi sengsara. Aku tidak ingin itu semua terjadi terjadi lagi, cukup aku saja yang pernah jatuh, bukan kamu.

Aku percaya cinta tercipta bukan untuk menyakiti dan tapi cinta juga bisa berubah jadi menjadi mata pisau siap menikam tajam. Aku tak ingin dengan cinta, diri ini berubah jadi  mahluk buas yang siap menyakiti hati siapapun. Seperti yang kualami dahulu. Jatuh cinta, itu sakit. Lukanya sukar sembuh, bekas lukanya sulit hilang, namun lupakanlah, cukup aku yang merasakannya. 

Sekarang, kalau aku bisa terbang melayang dengan cinta, kenapa harus merasakan jatuh dengannya? Aku ingin terbang melewati cakrawala dengan cinta, melayang merangkai angan. Bukankah terbang melayang itu jauh lebih indah? Terbang akan membebaskan rasa, di atas sana jiwa akan jauh lebih tenang.

Aku hanya ingin terbang melayang di langit, bersandar di bahu matahari saat siang dan rebahan di lekukan bulan sabit saat malam tiba, hatiku untukmu tak akan pernah redup, menyenangkan bukan? Apalagi dengan seseorang yang dicinta, menggapai mimpi-mimpi yang mungkin tak akan pernah kudapat di bawah sana bila ku jatuh.

Di atas sana aku akan berdiri tepat disamping bintang-bintang langit, dimana sebelum ia jatuh memenuhi keinginan seseorang, aku akan mencegatnya, kemudian akan kupinta ia mewujudkan mimpiku, hidup bahagia bersamamu.
Bila cinta diciptakan untuk melengkapi mimpi manusia maka melayang bersama cinta adalah salah satu mewujudkannya.