28 Mei 2011

Kisah Wanita yang Ingatannya Terhapus


Alkisah ada seorang wanita berumur yang otaknya pernah terhapus pada umur 22 tahun. Kini ia berumur 45 tahun dan memperoleh gelar di bidang musik dari Montgomery College dengan IPK 3,9. Su Meck, saat berumur 22 tahun, terpukul kipas langit-langit. Seminggu kemudian ia sadar, tetapi memorinya menghilang. Menurut dokter, otaknya seperti anak berumur 4 tahun. Ia tidak bisa membaca. Bicaranya hanya beberapa frasa. Su Meck tidak lagi mengenal suami dan dua anak laki-lakinya yang masih bayi.

Su Meck, yang saat itu sudah memiliki dua bayi laki-laki, harus belajar berbagai hal lagi. Itu satu masalah di samping masalah filosofis dan emosi. Su Meck mengaku sering bingung. "Apa yang harus aku lakukan? Apa rencanaku ke depan? Apa tujuanku? Apakah aku harus jadi aku yang dulu sudah dikenal orang ataukah aku harus jadi orang baru?" Ia juga harus mencintai suami dan anak-anak yang "belum ia kenal".

Akan tetapi, perlahan dia berhasil menjalani hidup. Ia belajar makan, berpakaian, menelepon sendiri, bersepeda, serta membaca dan menulis. Beberapa tahun setelah kecelakaan, ia takut berbicara lewat telepon. Menulis juga jadi salah satu tugas yang sulit dilakukannya.Pada sebuah e-mail untuk ibunya, Su Meck menulis, "The boys play good with Legos now so givs me a chance to rite. I hav to go to mor doctors be case fall lots to hitig head bad head ackes."

Sekarang Su Meck bahkan sudah bisa berkendara meskipun anak-anaknya harus mengingatkan posisi parkir kendaraan untuknya. Su Meck memperoleh gelar di bidang musik setelah belajar dengan keras selama empat tahun. Ia bisa memainkan drum untuk lagu-lagu Led Zeppelin dan Pink Floyd. Ia juga berencana mengambil gelar sarjana di Smith College, Massachusetts
Baca Selanjutnya...

8 Mei 2011

Siapa Syiah Itu? Sesatkah Golongan Mereka??

Syiah adalah aliran sempalan dalam Islam dan Syiah merupakan salah satu dari sekian banyak aliran aliran sempalan dalam Islam. Sedangkan yang dimaksud dengan aliran sempalan dalam Islam adalah aliran yang ajaran ajarannya menyempal atau menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya yang telah disampaikan oleh Rasulullah Saw, atau dalam bahasa agamanya disebut Ahli Bid’ah.

Selanjutnya oleh karena aliran aliran Syiah itu bermacam macam, ada aliran Syiah Zaidiyyah, ada aliran Syiah Imamiyyah Itsnaasyariyyah, ada aliran Syiah Ismailiyah dll, maka saat ini apabila kita menyebut kata Syiah maka yang dimaksud adalah aliran Syiah Imamiyyah Itsnaasyariyyah yang sedang berkembang dinegara kita dan berpusat di Iran atau yang sering disebut dengan Syiah Khumainiyyah.

Hal mana karena Syiah inilah yang sekarang menjadi penyebab adanya keresahan dan permusuhan serta perpecahan didalam masyarakat, sehingga mengganggu dan merusak persatuan dan kesatuan bangsa kita. Tokoh tokoh Syiah inilah yang sekarang sedang giat giatnya menyesatkan umat Islam dari ajaran Islam yang sebenarnya. Bahkan sekarang mereka menyusup keberbagai partai politik dan apabila dibutuhkan, Albayyinat bersedia memberikan nama nama mereka.

Adapun Syiah Imamiyyah Itsnaasyariyyah adalah salah satu aliran Syiah dari sekian banyak aliran Syiah yang satu sama lain berebut menamakan aliran Syiahnya sebagai Madzhab Ahlul Bait. Dan penganutnya mengklaim hanya dirinya saja atau golongannya yang mengikuti dan mencintai Ahlul Bait. Aliran Syiah inilah yang dianut atau diikuti oleh mayoritas (65 %) rakyat Iran. Begitu pula sebagai aliran Syiah yang diikuti oleh orang orang di Indonesia yang sedang gandrung kepada Khumaini dan Syiahnya.

Apabila dibanding dengan aliran aliran Syiah yang lain, maka aliran Syiah Imamiyyah Itsnaasyariyyah ini merupakan aliran Syiah yang paling sesat (Ghulah) dan paling berbahaya bagi agama, bangsa dan negara pada saat ini. Dengan menggunakan strategi yang licik yang mereka namakan Tagiyah (berdusta) yang berakibat dapat menghalalkan segala cara, aliran ini dikembangkan.Akibatnya, banyak orang orang yang beragidah Ahlussunnah Waljamaah tertipu dan termakan oleh propaganda mereka, sehingga keluar dari agama nenek moyangnya (Islam) dan masuk Syiah. Sebenarnya bagi orang orang yang berpendidikan agama menengah keatas, wabah ini tidak sampai menggoyahkan iman mereka, tapi bagi orang orang yang kurang pengetahuan Islamnya, mudah sekali terjangkit penyakit ini.

Berbeda dengan agidah Ahlussunnah Wal Jamaah yang penuh dengan cinta mencintai serta penuh dengan maaf memaafkan karena berdasarkan Al-Akhlagul Karimah dan Al-Afwa Indal Magdiroh (pemberian maaf disaat ia dapat membalas) serta Husnudhdhon (baik sangka), maka ajaran Syiah Imamiyyah Itsnaasyariyyah ini penuh dengan laknat melaknat, karena dilandasi dengan Su’udhdhon ( buruk sangka ) dan dendam kesumat serta kefanatikan yang tidak berdasar.

Dapat kita lihat bagaimana mereka tanpa sopan, berani dan terang terangan mencaci maki para sahabat, memfitnah istri istri Rasulullah Saw, khususnya Siti Aisyah, bahkan Rasulullah sendiri tidak luput dari tuduhan mereka. Ajaran ajaran Syiah yang meresahkan dan membangkitkan amarah umat Islam ini, membuat para ulama diseluruh dunia sepakat untuk memberikan penerangan kepada masyarakat. Ratusan judul kitab diterbitkan, berjuta kitab dicetak dengan maksud agar masyarakat mengetahui kesesatan Syiah dan waspada terhadap gerakan Syiah. Dalam menulis kitab kitab tersebut, para ulama kita itu mengambil sumber dan sandaran dari kitab kitab Syiah (kitab kitab rujuklan Syiah ), sehingga sukar sekali bagi orang orang Syiah untuk menyanggahnya.

Selanjutnya dengan banyaknya beredar kitab kitab yang memuat dan memaparkan kesesatan ajaran Syiah, maka banyak orang yang dahulunya terpengaruh kepada Syiah menjadi sadar dan kembali kepada Agidah Ahlussunnah Wal Jamaah. Hal ini tentu tidak lepas dari hidayah dan inayah serta taufig dari Allah. Terkecuali orang orang yang memang bernasib buruk, yaitu orang orang yang sudah ditakdirkan oleh Allah sebagai orang Syagi (celaka dan sengsara).Semoga kita dan keluarga kita digolongkan sebagai orang orang yang Suada’ atau orang orang yang beruntung yang diselamatkan oleh Allah dari aliran Syiah Imamiyyah Itsnaasyariyyah yang sesuai dengan fatwa Maj’lis Ulama Indonesia (MUI) divonis sesat dan menyesatkan

Syiah itu kafir apa masih Islam?
Seseorang jika mengatakan Syiah itu Islam atau sudah keluar dari Islam (Kafir), maka dia harus mempunyai alasan. Sebab satu aliran bisa dikatakan masih Islam apabila ajaran ajarannya sesuai dengan apa yang ada di dalam Al qur’an dan hadist dan selama ajaran ajarannya tidak bertentangan dengan Al qur’an dan Hadist. Begitu pula satu aliran akan dikatakan keluar dari Islam apabila ajaran - ajarannya bertentangan dengan Al qur’an dan Hadist, apalagi jika ajarannya menolak Kalamullah.

Sekarang kita lihat bagaimana ajaran - ajaran Syiah , apakah bertentangan dengan Al qur’an dan Hadist apa tidak bertentangan. Bagaimana sikap Syiah terhadap para Sahabat, terhadap istri-istri Rasulullah serta bagaimana sikap dan keyakinan mereka terhadap Al qur’an itu sendiri. Dalam Al qur’an banyak sekali ayat ayat yang memuji dan menerangkan keutamaan para Sahabat, serta janji Allah untuk memasukkan mereka dalam Surganya. Sedang dalam ajaran Syiah diterangkan bahwa para Sahabat yang dipuji oleh Allah tsb, setelah Raosulullah Saw.wafat, mereka menjadi Murtad (baca Al kafi 8-345). Alasan mereka karena para Sahabat membaiat Sayyidina Abubakar r.a sebagai Kholifah dan tidak membaiat Sayyidina Ali k.w. Kemudian mereka juga mencaci maki dan memfitnah istri istri Rasulullah Saw. Mereka mengatakan bahwa Siti Aisyah telah melakukan perbuatan serong. Padahal Allah dalam Al qur’an telah menurunkan beberapa ayat dalam Surat An Nur yang isinya menerangkan kesucian Siti Aisyah, serta menolak tuduhan tuduhan yang dialamatkan kepada istri Rasulullah tersebut.

Dengan demikian jelas sekali, berarti ajaran Syiah bertentangan dengan Al qur’an, atau jelasnya mereka menolak Kalamullah (Al qur’an). Sedang orang yang menolak Kalamullah , tidak diragukan lagi kekufurannya.. Dalam Al qur’an juga, Allah telah menjamin keaslian Al qur’an (Q.S. Al-Hijr : 9), tapi dalam ajaran Syiah, mereka berkeyakinan bahwa Al qur’an yang ada sekarang ini sudah tidak asli lagi (Muharrof). Ini berarti mereka menolak Kalamullah. Mereka lebih percaya kata kata ulama mereka dari pada firman Allah. Itulah sebabnya para ulama dengan tegas mengatakan bahwa Syiah Imamiyyah Itsnaasyariyyah atau yang sekarang menggunakan nama samaran Madzhab Ahlul Bait, telah keluar dari Islam (orangnya menjadi Murtad karena asalnya beragama Islam ). Ketentuan ini tidak hanya berlaku bagi orang orang Syiah saja, tapi siapa saja yang berkeyakinan seperti itu,telah keluar dari Islam (Kafir Murtad)

Disamping ajaran Syiah bertentangan dengan Al qur’an, juga perbedaan kita umat Islam dengan Syiah Imamiyyah Itsnaasyariyyah, disamping dalam Furu’ (cabang), juga dalam Ushul (pokok). Rukun iman kita berbeda dengan rukun iman mereka, juga rukun Islam kita juga berbeda dengan rukun Islam mereka. Oleh karena rukun iman kita berbeda dengan rukun iman mereka, maka konsekwensinya mereka mengkafirkan kita umat Islam dan sebaliknya kita juga mengkafirkan mereka.

Disamping itu masih banyak lagi hal hal yang dapat mengeluarkan mereka dari Islam, seperti sikap dan keyakinan mereka terhadap Imam Imam mereka. Dimana mereka mendudukkan imam imam mereka diatas para Rasul dan para Malaikat Al-Mugorrobin (baca Al Hukumah Al Islamiah - 52, karangan Khumaini). Hal hal semacam inilah yang dipakai rujukan oleh para ulama dalam menghukum Kafir golongan Syiah Imamiyyah Itsnaasyariyyah. (Sumber)


Ya Allah, berilah hidayah pada kami, sehingga kami berani mengatakan yang Hak itu Hak dan yang batil itu bathil.  Semoga Allahdan RasulNya ridho pada kita. Amin Yaa Robbal’aalamin.. 
Baca Selanjutnya...

1 Mei 2011

Siapa Menabur Kebenaran, Dia Akan Menuai Kebenaran (Konflik PSSI)

Menabur angin, menuai badai.

Tak ada satupun yang bisa memastikan, kapan konflik di tubuh PSSI akan berakhir. Pendukung George Toisutta-Arifin Panigoro tetap pada keputusannya, mendukung kedua tokoh tersebut sebagai Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum PSSI periode mendatang. 

Sementara, Komite Normalisasi (KN), yang notabene adalah perpanjangan tangan FIFA, meminta agar Toisutta-Arifin legowo. Agum Gumelar, Ketua KN, beberapa waktu lalu menyampaikan hal tersebut, pascapertemuannya dengan Joseph Blatter, Presiden FIFA, di Zurich, Swiss, beberapa waktu lalu. FIFA bergeming dengan sikapnya: menolak Toisutta dan Arifin serta dua kandidat laain, yakni Nurdin Halid dan Nirwan D Bakrie. 

Merespon FIFA, Nirwan, kepada wartawan mengaku legowo. Adik kandung Aburizal Bakrie, Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) tak kecewa dengan keputusan FIFA. "Saya tak sakit hati," kata Nirwan. Adapun Nurdin Halid, sejauh ini belum berkomentar. Sementara, Toisutta, saat bertemu pendukungnya di Hotel Sultan Jakarta, Rabu 27 April, mengatakan tak akan mundur. Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menegaskan, dukungan yang dialamatkan kepadanya adalah amanah. "Dan saya tak akan lari dari amanah itu," tukasnya.

Dukungan terhadap Toisutta-Arifin tidak main-main. Di belakang mereka, berdiri 78 pemegang suara sah PSSI. Ke-78 pemegang suara tak akan mundur selangkah pun. Pepatah lawas bilang, sekali layar terkembang pantang kita bersurut.

Kegigihan pendukung Toisutta-Arifin membuat banyak pihak salut, meski tak sedikit pula yang bertanya-tanya heran, tak terkecuali Agum Gumelar. "Kok jadi mereka ya yang ngotot. Padahal Pak George dan Arifin biasa-biasa saja," kata Agum. 

Agum kontan mendapat serangan balik. Kelompok 78 mendesak agar Agum turun dari kabatannya. Mantan Komanda Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus TNI AD itu dinilai gagal mengemban misi. Sebagai Ketua KN, Agum diharapkan bisa melobi FIFA untuk meloloskan Toisutta-Arifin. Karena itulah, Kelompok 78 berencana mendepak Agum. Tak hanya itu, Agum juga dicap 'penumpang gelap'. 
"Gerbong pro reformasi kami sudah disusupi penumpang gelap yang memiliki kepentingan tertentu, yakni Agum Gumelar. Agum Gumelar telah merusak cita-cita kami kelompok 78 untuk mereformasi PSSI," kata Yunus Nusi, salah satu anggota Kelompok 78. (Kompas)
Gawat! Sepak bola kita diambang sanksi. Jika Kelompok 78 tetap pada pendiriannya, FIFA tak akan tinggal diam. Sederet negara sudah menjadi 'korban'. Sebut saja misalnya Bosnia, Irak, Chad, Malagasi, Nigeria, Salvador, Peru, Albania, Kuwait, Kenya, Iran, Yunani, dan Azerbaidjan pernah dikenai sanksi FIFA. 

Bila sanksi benar-benar dijatuhkan, maka tim nasional dan juara kompetisi dalam negeri kita tak  bisa mentas di pertandingan internasional. Pikiran kita menerawang ke SEA Games 2011, di mana sebagai tuan rumah, kita berharap Tim Merah Putih dalam hal ini diwakili timnas u-23 bisa meraih medali emas. Kita juga khawatir dengan kiprah Persipura Jayapura dan Sriwijaya FC di ajang AFC Cup. Sejauh ini, kedua klub papan atas Indonesia masih punya kans melangkah ke babak selanjutnya. Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, kans Persipura dan Sriwijaya saat ini lebih baik karena ditopang permainan nan memukau. 

Pertanyaannya, haruskan ini korbankan? "FIFA tak akan memberikan sanksi. Saya percaya itu," kata Saleh Mukadar, pentolan Kelompok 78. "Jika FIFA mau memberikan sanksi, pasti sudah mereka lakukan sejak pemerintah melakukan intervensi kepada PSSI".  (Kompas)

Saleh sah-sah saja berkata seperti itu, meski dia juga tak bisa menafikan kegelisahan pihak lain ihwal sanksi FIFA. 

Kapan persoalan akan berakhir? Saya, Anda, kita semua berharap persoalan secepatnya bisa dituntaskan tanpa harus menjadikan sepak bola sebagai tumbal. Semua pihak harus berkepala dingin, juga mengedepankan hati nurani. Dengan kata lain, kepentingan pribadi dan kelompok harus dikantongi. Kedepankan semangat rekonsiliasi. 

Kita berharap, Kongres PSSI yang sudah diagendakan pada 20 Mei 2011 bisa terselenggara tanpa harus gontok-gontokan. Tak hanya kepada pendukung Toisutta-Arifin, kita juga berharap agar KN bahkan FIFA bisa lebih fair dalam mengambil keputusan. Soalnya, kegeraman pendukung Toisutta-Arifin karena baik KN maupun FIFA tak menyebutkan secara detail kenapa Toisutta-Arifin tak boleh maju sebagai calon Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum PSSI. Sebelumnya, FIFA berpatokan kepada keputusan Komite Banding PSSI. Arifin dijegal lantaran membidani lahirnya LPI (Liga Primer Indonesia), sedangkan Toisutta terbentur masalah aktivitasnya di sepak bola nasional. Namun, bagi pendukung Toisutta-Arifin, keputusan tersebut dinilai mengada-ada.

Semua pihak merasa benar dan kebenaran menjadi samar-samar. Akan tetapi, kita tak boleh skeptis apalagi apatis. Kebenaran, seperti kata orang-orang bijak, tetaplah kebenaran. Cepat atau lambat, kita akan tahu kebenaran berpihak kepada siapa. 

Siapa menabur kebenaran, menuai kebenaran
Baca Selanjutnya...