31 Desember 2010

Ungkapan Kekecewaan Terhadap Lomba Blog Speedy 2010

Menjelang akhir tahun 2010 PT. Telkom Indonesia area Pekalongan menggelar Event yang bertajuk Gebyar Speedy Akhir Tahun 2010, Adapun Event yang digelar meliputi Kompetisi Game Online - Point Blank, Kompetisi Lomba Blog Speedy 2010, Pameran Komputer Pekalongan 2010, Seminar - Internet yang Cerdas dan Sehat, Pelatihan Internet Bersertifikat, Kuliner Jajan dan Penganan. Gebyar Speedy Pekalongan ini digelar mulai Tanggal 14 sampai dengan 17 Desember 2010. dan saya menjadi peserta di Lomba blog Speedy 2010 dengan blog saya www.faikshare.com 

Acara ini berjalan lumayan sukses dan lancar, hingga mendekati hari pengumuman yaitu tanggal 17 Desember, semua berjalan dengan penuh keganjilan yang menurut saya "ANEH". Harusnya pada tanggal itu, Lomba sudah berakhir dan segera dilakukan salah satu aspek penilaian, yaitu Search Engine Optimization (SEO), tetapi pada pukul 17.00 panitia secara mendadak mengumumkan bahwa lomba diundur sampai tanggal 20 Desember pukul 17.00 WIB dan Pengumuman ini hanya dilakukan di profil Facebook-nya Speedy Pekalongan (http://www.facebook.com/speedy.pekalongan). Di Website panitia? tidak ada perubahan informasi disana. Ini sangat merugikan bagi peserta yang tidak bisa online atau bahkan tidak memiliki akun Facebook, mana bisa mereka mendapat informasi ini. Saya sangat kasihan pada peserta yang menjadi "korban" disini.

Oya mengenai persyaratan dan ketentuan awal Lomba Blog Speedy 2010 adalah sebagai beikut:
  • Tema Blog adalah "Gebyar Speedy"
  • Konten Blog merupakan serangkaian dari acara Gebyar Speedy Akhir Tahun 2010 yang digelar pada tanggal 14 s/d 17 Desember 2010 di Plasa TELKOM Jl. Diponegoro 41 Pekalongan.
  • Blog tidak harus baru, blog lama tidak masalah dan konten blog yang akan dinilai adalah liputan Gebyar Speedy.
  • Kriteria penilaian lainnya adalah kontes SEO melalui websearching www.google.co.id dengan keyword "Gebyar Speedy Pekalongan".
  • Peserta diwajibkan memcantumkan logo dan script Blog Kompetisi ukuran 143x53 pixel.
  • Peserta bebas menggunakan template manapun asalkan sesuai dengan tema dan konten Blog.
  • Daftarkan Blog anda secara Online di www.epekalongan.net.
  • Bobot kriteria penilaian lomba blog :
    • Liputan acara Gebyar Speedy = 60 %
    • SEO = 40%
  • Keputusan Juri dan Panitia tidak dapat diganggu gugat.
  • Pengumuman pemenang lomba blog pada tanggal 17 Desember 2010 di penutupan acara Gebyar Speedy Akhir Tahun 2010.
Pengunduran ini adalah hal yang sangat merugikan bagi para blogger yang blognya sudah menempati posisi teratas di Google.co.id, para blogger harus kembali berkerja keras untuk melakukan optimasi agar posisi blognya tetep berada diatas dalam hasil pencarian Google. Akhirnya tiba penilaian Blog, saya sangat bahagia awalnya karena blog saya bisa menempati posisi empat di pencarian Google. Dan ketika itu saya sudah tenang karena tinggal menunggu pengumuman pemenang. Dan seehari berikutnya tepatnya tanggal 20 Desember 2010,  kita kembali dikejutkan oleh keputusan panitia, karena ternyata penilaian SEO baru dilakukan pada tanggal 24 Desember. Aneh, panitia begitu mudahnya mengubah keputusan dan hanya dipublikasikan melalui komentar di salah satu wall peserta, selain itu? tidak ada! apalagi di website panitia, www.epekalongan.net yang harusnya sebagai sumber informasi lomba, seperti tidak tersentuh panitia, hal sangat disayangkan karena waktu empat hari adalah waktu yang cukup untuk mengubah posisi di Google, kembali kami peserta lomba kembali harus melakukan optimasi agar blognya tetep atau bahkan naik di Google. Harusnya perubahan ini dipublikasikan jauh-jauh hari sebelumnya sehingga tidak merugikan peserta lomba.

Dan selang beberapa hari kemudian panitia mengumumkan 27 blogger yang lolos dan mengundang para blogger yang lolos untuk menghadiri Pengumuman dan Penyerahan Hadiah untuk para pemenang pada tanggal 30 Desember pukul 19.00 di salah satu kafe di kota Pekalongan, bersamaan dengan acara ini akan diadakan kopdar para blogger Pekalongan. 

Saya menantikan hari Pengumuman dengan optimisme yang tinggi karena melihat posisi blog saya berhasil meraih peringkat 3 dan saya yakin dengan kualitas liputan saya, itu menjadi nilai lebih menurut saya. Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba dan acara pun dilaksanakan, saya sendiri tidak bisa menghadiri acara ini karena saya sedang melakukan penelitian Skripsi di Yogyakarta. Oya, anda tau bagaimana panitia secara khusus mengundang saya?? Itu hanya lewat SMS pada pukul 17.00, Ajib, dua jam menjelang pengumuman dan itupun hanya pemberitahuan tempat dan waktu, memang sih sebelumnya panitia telah mengkonfirmasi tempat dan waktu di profil Facebook-nya, tetapi kenapa baru mengabarkan langsung dua jam sebelum pelaksanaan, kami blogger tentu bukan superman  yang bisa terbang kesana kemari dalam waktu yang singkat, saya yang katanya menjadi kondidat juara pun tidak diberitahukan lebih lanjut sebelumnya. 

Karena saya tidak bisa hadir inilah, hampir 6 jam malam itu dari pukul 19.00 WIB saya terus melihat profil Speedy Pekalongan, siapa tahu ada informasi up to date namun tidak ada informasi apapun kecuali dua buah foto acara Kopdar yang di-upload oleh admin Speedy Pekalongan, sisanya, hanyalah pesan dinding dari para peserta yang tidak bisa hair dan menanyakan hasil lomba, namun seperti biasa, admin tidak begitu welcome terhadap beberapa pertanyaan yang masuk, dan lebih memilih untuk meng-upload foto. Ironis.

Hingga akhirnya ada seorang blogger peserta yang mengikuti acara pengumuman memberitahukan kepada saya bahwa saya sebenarnya kondidat Juara 1 tetapi karena tidak bisa mengikuti lomba maka saya dianulir dan akhirnya juara 1 diberikan kepada kondidat juara berikutnya, begitu seterusnya, hingga diperoleh pemenang yang menghadiri acara pengumuman dan penyerahan hadiah ini. Saya sangat kecewa mendengarnya, Ini benar-benar tidak adil. Okelah kalo kriteria kehadiran saat kopdar (acara pengumuman dan penyerahan hadiah) dijadikan salah satu kriteria penilaian. tetapi kenapa tidak sejak awal dipublikasikan dan saya sebagai salah satu pemenangnya diberitahukan, karena saya sedang sibuk diluar kota, sebelumnya saya juga sudah pernah menanyakan tentang kehadiran dalam kopdar ini pada admin, apakah wajib? atau gimana? Ini karena saya tidak bisa hadir tetapi seperti biasa admin tidak menanggapinya. Seandaianya saya dihubungi untuk datang karena saya kondidat juara satu maka saya pasti akan datang menghadiri acara ini. Dan ternyata panitia memilih menggunakan sistem anulir setelah sebelumnya dilakukan voting apakah blogger yang datang setuju untuk menganulir peserta yang tidak datang, dan sepertinya hasilnya sudah ditebak, siapa yang bilang ngga mau ketika para pesaingnya akan dihapus. Sungguh tidak adil.

Ya saya tahu dan paham betul salah satu point di peraturan ini, keputusan juri memang tidak bisa diganggu gugat tetapi setidaknya saya menuntut profesionalisme pihak penyelenggara disini. Peraturan dan waktu penilaian begitu mudah berubah bahkan kehadiran di kopdar menjadi kriteria pemenangnya dengan sistem anulir yang sangat aneh ini (mungkin baru sekali ini terjadi di lomba blog di Indonesia) tanpa pemberitahuan dari pihak penyelenggara, ini membuat lomba ini terlihat seperti main-main.

Dengan mengacu pada ketentuan lomba mengenai penilaian yakni SEO 40% dan Artikel Liputan 60% maka yang berpeluang besar akan jadi pemenang adalah Peserta yang hadir pada saat acara Gebyar Speedy Akhir Tahun 2010 di Plasa Telkom Pekalongan antara tanggal 14 s/d 17 dan meliput kegiatan tersebut melalui blog yang diikutkan lomba, dan Peserta tersebut blognya berhasil menduduki halaman pertama hasil pencarian Google dengan kata kunci “Gebyar Speedy Pekalongan”. Kalau tidak memenuhi 2 kriteria di atas mana sudah pasti peluang menangnya sangat kecil. Misalnya peserta yang berhasil menduduki peringkat 1 Google, namun dia tidak meliput kegiatan, maka skor maksimal yang bisa didapatkan hanyalah 40%.  (sumber: http://deteksi.info)

Seandainya misalnya kriteria kehadiran dimasukkan itu pasti ada prosentasinya seperti penilaian lainnya (SEO 40% dan Artikel 60 %). Kalau ada blogger pemenang tetapi tidak hadir hadir saat kopdar langsung dianulir, Ini sih kehadiran saja yg dinilai alias 100%. Melihat sistem anulir pemenang disini seperti penilaian mutlak, percuma saja kerja keras saya selama ini, menulis artikel liputan dengan susah payah dan mengejar ranking di Google semuanya sia-sia. 

Dan ada Pesan dinding dari Anas, bloger peserta Lomba Blog:
"..... Dari sekian banyak lomba blog yang pernah saya ikuti bahkan pernah saya jadi dewan jurinya (Speedy Blog Competition 2010, Surabaya). Baru kali ini ada lomba yang mengenakan sistem gugur kepada pesertanya hanya karena berhalangan hadir. Saya sangat prihatin dan kecewa atas kebijakan pihak Telkom Pekalongan. Kami para blogger adalah "pejuang online" lebih banyak berkecimpung di dunia online. Hargai jerih payah kami, usaha kami, keringat kami dengan kejujuran. Tak ada aturan yang menyatakan peserta akan dianulir dalam kompetisi ini kalau tidak hadir dalam kopdar. Maaf, memang kopdar penting untuk menjalin silaturahmi. namun ke-fair-an harus djunjung tinggi......"

Kami para blogger merasa dewan juri mungkin sudah bekerja dengan sangat bijak. Namun, keputusan sepihak yang diberlakukan pada saat Kopdar semalam sangat aneh dan ganjil. Kami berharap tidak ada monopolisasi dalam penentuan pemenang tersebut. Kalau memang kalah ya sudah tidak apa-apa. Tapi bagi seseorang yang mestinya menang, tetapi hanya gara-gara gak hadir kopdar terus didiskualifikasi/dianulir. Ketidakprofesionalan panitia inilah yang membuat lomba blog ini terkesan seperti main-main.

Sebenarnya menang kalah bukan masalah bagi saya dan para peserta lomba lainnya tetapi saya hanya ingin sedikit profesionalisme, transparansi dan penghargaan dari pihak penyelenggara bagi semua peserta, penghargaan tidak melulu tentang hadiah atau apa, tetapi dalam wujud konsistensi pantia dalam menerapkan peraturan dan memberikan akses informasi apabila ada perubahan di peraturan serta tentu saja kearifan admin untuk menjawab pertanyaan yang ada di profil Facebook Speedy Pekalongan. dan hingga tulisan ini dibuat, 31 Desember 2010 pukul 13.24 WIB, panitia belum mempublikasikan nama pemenang lomba blog Gebyar Telkom Speedy Pekalongan secara resmi dan membuat transparansi penilaian pemenang lomba.

Bahkan pada hari, Selasa 4, Januari 2011, admin Facebook Speedy Pekalongan menghapus semua pesan dinding kritikan dari para peserta dan memblokir kami untuk menulis di pesan dinding. Ini sepertinya Panitia Gebyar Speedy Pekalonngan ingin lari dari masalah dan tidak mau menanggapi protes dari kami, peserta lomba. Awalnya saya memang cukup bersabar untuk menunggu 'itikad baiik dari panitia tetapi ternyata ketidakprofesionalan panitia semakin menjadi-jadi ini membuat kami para peserta yang menuntut sedikit keadilan dari panitia menjadi frustasi dan seperti disepelekan. Panitia LARI dari TANGGUNG JAWABNYA.

Saya dan teman-teman blogger lainnya sangat kecewa atas kebijakan PT Telkom Pekalongan dan menyesal telah menghabiskan banyak waktu dan tenaga hanya untuk mengikuti Lomba Blog Speeedy 2010 ini, jangan salahkan apabila ungkapan kekecewaan ini dipublikasikan, dengan tulisan ini harapannya menjadi pelajaran bagi semua pihak yang akan mengadakan kontes/lomba blog agar tidak terjadi lagi hal serupa di masa mendatang. Dan satu hal, saya akan berpikir jutaan kali untuk mengikuti lomba blog yang diadakan Speedy di masa mendatang.
Baca Selanjutnya...

12 Desember 2010

Hati-hati Dengan Twitter-mu!

Twitter adalah sebuah situs web yang dimiliki dan dioperasikan oleh Twitter Inc., yang menawarkan jaringan sosial berupa mikroblog sehingga memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan yang disebut tweets. Tweets adalah teks tulisan hingga 140 karakter yang ditampilkan pada halaman profil pengguna. Tweets bisa dilihat dan dikomentari semua orang di dunia secara luar tanpa harus menjadi teman terlebih dahulu seperti jejaring sosial lain seperti faceboook.

Mengingat betapa luasnya cakupan dan cepatnya penyebaran twitter ini maka sebaiknya kita berpikir sebelum Tweet Anda dapat dibaca oleh semua orang di seluruh dunia. Bahkan setelah dihapus, tweet Anda masih tetap dapat dilihat dengan menggunakan mesin pencari. Pikirkanlah baik-baik apa yang hendak Anda tulis, karena konsekuensi tulisan Anda mungkin akan lebih jauh dari yang Anda perkirakan. Selain itu, batasilah pembicaraan anda. Penggunaan Twitter yang mudah membuat para pengguna sering melakukan Tweet tentang lokasi dan kegiatan mereka. Namun, para pengguna sering tidak menyadari bahwa akun mereka merupakan akun publik (tidak dilindungi/protect ataupun dibatasi), maka semua orang bisa melihat tweet, retweet dan juga mengomentari tweet mereka tersebut. 

Layaknya seperti blog, twitter sebenarnya adalah sebuah blog atau lebih tepatnya microblogging, karena cakupannya dan penyebarannya yang begitu luas dan bisa dikomentari oleh semua orang didunia, konsekuensinya adalah kita harus siap menghadapi segalanya seperti respon, jawaban atau bahkan hujatan setelah anda tweet twitter atau posting artikel di blog. Inilah yang mungkin tidak pernah disadari oleh pengguna internet selama ini, sehingga berbagai masalah muncul bermula dari kebiasaan mereka tersebut. Mereka biasanya begitu menyalahkan dan mengkambinghitamkan layanan jejaring internet dan juga user yang merespon tweet mereka dengan alasan bermacam-macam tapi kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa hal ini mengganggu privasinya, merasa privasinya dicampuri. 

Di satu sisi ya mereka memang punya hak mendapat perlindungan privasinya, tapi di sisi lain, sisi yang saya anggap benar, saya akan mengatakannya Aneh!, ya memang aneh, dengan kebiasaan mereka begitu mudahnya menyebarkan privasinya dan tetapi mereka justru selalu menyalahkan orang lain atau layanan internet yang mempublikasikannya dalam hal ini twitter. Jangan salahkan orang lain mengomentari, menjawab, menyebarkan atau bahkan menghujat tweet di twitter kita atau artikel di blog kita. Salahkanlah diri sendiri, yang begitu mudah menyebarkan informmasi dan privasinya.

Sebagai seorang blogger dan aktif di twitter, saya sudah sering mengalami hal serupa, terakhir adalah seseorang yang saya ikuti (following) di twitter dengan sedikit emosi berkata kepada saya bahwa saya dilarang untuk mengomentari/menangggapi obrolan dia dengan temannya di twitternya, tidak jelas apa alasannya.  

Baiklah, itu mugkin urusan mereka tetapi apakah mereka tidak pernah memahami atau separah-parahnya pernah membaca ketentuan Term&Service di Twitter?? Karena dengan mengupdate twitter kita tanpa membatasinya maka ini berarti kita bisa dibilang telah menyetujui ketentuan yang berlaku di twitter dan menyetujui tweet anda  disebarkan ke seluruh dunia dan di"halal"kan  dikomentari orang seluruh dunia meskipun tweet anda bersifat sangat pribadi dan rahasia sekalipun.

Kenapa Kalau tweet anda atau blog  tidak mau dikomentari kenapa anda tidak menggunakan fitur untuk menutup fitur reply atau komentar di layanan twitter atau blogger. Dapat juga dengan mem-protect tweet di twitter kita, sehingga hanya orang yang sudah diterima menjadi follower kita yang bisa melihatnya. Dalam Twitter apabila anda ingin berbincang dan ngobrol dengan teman twitter anda tanpa takut dicampuri orang lain gunakanlah fitur message atau pesan, dengan fitur ini privasi kita akan sedikit terlindung. 

Gunakanlah dengan bijak Twitter, blog kita atau apapun yang berhubungan dengan internet, karena internet adalah bersifat global maka kita dituntut untuk menggunakannya searif dan sebijaksana mungkin. Karena sesuatu yang Anda masukan mungkin akan berpengaruh terhadap orang lain terlebih jika isi postingan itu mengandung hal-hal yang dianggap kurang baik oleh masyarakat.  Pejarari juga ketentuan yang berlaku di situs tersebut, jangan sok ngaku sebagai mengert internet tapi malah seolah dibutakan oleh internet. Jadilah pengguna internet yang bijak.

Well, apa yang saya lakukan menghadapi orang-orang aneh pengguna internet seperti orang tadi yang melarang untuk mengomentari twitternya tadi? Jawabannya simple tegas, UNFOLLLOW! Mengapa? Ya,  saya kira anda sudah tahu jawabannya.
Baca Selanjutnya...

27 November 2010

Pelajaran Dari Bencana Merapi

Sudah berkali-kali negeri ini ditimpa bencana yang tiada hentinya, bahkan silih berganti. Ratusan ribu orang jadi korban dan menyebabkan kerugian negara dengan jumlah yang bisa dikatakan "tak terhitung".

Frustasi. Satu kata yang bisa menggambarkan perasaanku melihat kenyataan ini. Betapa Tidak, ditengah kondisi tersendatnya pembangunan karena negara sedang dilanda masalah moneter, bencana silih berganti menghancurkan jerih payah kita, dan akhirnya kita kembali ke titik nol lagi untuk memulai semuanya dari awal kembali. Frustasi inilah yang selalu kurasakan tiap bencana hadir "bertamu" di negara ini, hingga akhirnya bencana meletusnya gunung Merapi beberapa waktu lalu menyadarkanku akan kebesaran ALLAH, bahwa setiap musibah pasti ada hikmahnya. 

Aku sadar ini bukanlah saatnya kita meratapi semua musibah ini karena itu semua tidak ada gunanya sama sekali, ibarat nasi sudah jadi bubur, apa hendak diperbuat untuk mengembalikannya menjadi nasi, tidak bisa, tapi alangkah baiknya apabila kita mengelola bubur tersebut agar bisa kita makan, dibuat bubur ayam atau apapun yang penting bisa disantap tanpa mengurangi rasa. Begitulah ketika bencana terjadi, jangan frustasi, tapi sebaiknya kita melakukan menajemen pasca bencana dengan baik untuk menyelamatkan para korban dan membantu meringankan beban mereka, sebagaimana pengalamanku saat menjadi relawan di Stadion Maguwoharjo, ada ratusan ribu pengungsi disana yang membutuhkan uluran tangan kita. Mereka sama sekali tidak membutuhkan rasa frustasi atau keputusasaan kita. Jadi tak ada gunanya kita berputus asa terhadap musibah yang datang. Dan sungguh apa yang yang terjadi di lapangan memberikanku banyak pelajaran hidup, mulai dari banyaknya relawan yang berkerja keras demi keselamatan dan kebutuhan para pengungsi tanpa mengharap balas budi, "gerakan nasi bungkus" yang dilakukan oleh para ibu di Yogyakarta dan sekitarnya yang berhasil membuat ratusan ribu nasi bungkus dalam 3hari sungguh angka yang fantastis bukan? hingga presiden kita pun sempat makan siang dengan nasi bungkus bersama para pengungsi (aku terharu melihat ini, sungguh bencana telah mendekatkan semua pihak yang sebelumnya mungkin mustahil untuk dipikirkan di pikiran kita) hingga aksi para pengamen yang melakukan pengumpulan sumbangan di kereta api sampai terkumpul uang 5 juta dalam beberapa jam saja, serta masih banyak peristiwa lain yang kulihat selama bencana merapi terjadi. Semua begitu ikhlas dengan spirit yang sepertinya tiada habisnya untuk membantu sesama. 

Semua hal ini yang menyadarkanku, bahwa kemakmuran, kekayaandan kemenangan bukanlah saat kita berhasil membangun negara yang kuat, bukanlah dengan membangun banyak gedung pencakar langit, dan bukanlah saat negara berhasil mencapai prestasi terbaiknya, bahkan bukan saat kita berhasil memperoleh semua yang kita inginkan dalam hidup ini. Tetapi justru kemenangan ini kita peroleh saat kita kita dapat menghadapi masalah (bencana), saat kita bersama-sama dapat mengatasi musibah yang terjadi, Saat kita mampu bangkit dari keterpurukan, saat dimana kita berada dalam kondisi yang sangat sulit tetapi kita mampu bangkit kembali dan kemenangan terbesar adalah saat kita mempunyai rasa solidaritas yang kuat tanpa memandang siapa kita dan siapa "mereka". 

Bencana bukan saatnya kita meratapi, frustasi inilah saatnya kita dapat belajar dari ini semua, karena dibalik semua ini pasti ada sebuah cahaya cerah menghampiri kita, cahaya hikmah, cahaya yang akan menuntun kita menuju kehidupan baru yang lebih baik untuk kita dan untuk sesama. Yogyakarta pasti akan kembali, kembali bangkit, karena kota ini begitu istimewa. Jogja pasti kembali. Terima kasih atas segala pelajaran berharga ini.

Semoga Allah membalas semua amal para relawan yang telah  berjuang untuk sesama dan semoga Allah senantiasa melindungi kita dari segala bencana. 
Baca Selanjutnya...

4 November 2010

Masih Kurang Bersyukur Pada Allah?

Dari lorong gelap telinga terpancarlah seberkas cahaya. Nur itu menghidupkan nurani yang kemudian bertasbih mengagungkan Sang Pencipta.

Mendengar namanya saja orang mungkin tidak berminat membincangkannya. Bahkan tak jarang orang menghabiskan waktu berjam-jam membersihkan telinga dari kotoran dekil itu, tanpa sedikit pun terlintas di benaknya akan makna agung di balik “kotoran telinga”.

Sosoknya kecil, basah, lengket, dan licin. Asal-usulnya dari lorong gelap nan sempit. Semua ini hanya membuat orang jijik, bahkan nyaris melupakannya sama sekali. Seolah satu tanda-tanda kekuasaan Allah yang mahadahsyat ini tiada berguna, kosong makna, atau tanpa tujuan, sehingga wajarlah jika tercampakkan begitu saja.

Padahal, Allah mengingatkan manusia agar tidak berpaling dari tanda-tanda kekuasaan-Nya, meski sekecil dan seremeh “kotoran telinga”.

Allah menyuruh manusia agar tidak mencontoh perilaku semacam itu: “Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling daripadanya”. (QS. Yusuf, 12:105)

Manusia perlu berprasangka baik terhadap Allah dan meluangkan waktu sejenak guna merenungkan penciptaan “kotoran telinga”. Dengan hati yang bersih dan terbuka, maka akan tersingkaplah tanda-tanda kebesaran Allah pada ciptaan-Nya yang satu itu.

“Kotoran telinga” sejatinya bukanlah zat pengotor. Sebaliknya, justru “kotoran telinga” itulah bukti keberadaan perangkat pembersih telinga. Perangkat ini secara otomatis bekerja membersihkan telinga setiap detik, tanpa kita sadari.

Dalam bahasa ilmiah, si kecil lengket ini dinamakan cerumen (ear wax, lilin telinga). Wujudnya cair kental dan menyerupai lilin berwarna kekuningan. Lilin ini dikeluarkan oleh kelenjar tertentu yang melapisi saluran telinga bagian luar.

Allah menciptakan sekecil apa pun benda di alam ini dengan maksud dan tujuan yang benar, penuh manfaat dan kebaikan, tak terkecuali lilin telinga. Setidaknya ada tiga manfaat lilin telinga yang berhasil diungkap ilmuwan: 
  • Pembersih
  • Pelembab
  • Pembunuh kuman berbahaya.
Ketiga manfaat itu diciptakan Allah dalam rangka memelihara telinga manusia agar manusia dapat mendengar dengan sempurna selama hidupnya. Ini adalah sebentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang lemah, yang sudah sepatutnya bersyukur atas pemberian telinga berikut lilinnya itu. Hal ini sebagaimana yang Allah perintahkan: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (QS. An Nahl, 16:78)

Allah Maha Tahu bahwa para hamba-Nya tidak bakal sanggup untuk setiap detik memelihara kebersihan saluran telinganya sendiri, meskipun hanya dua buah. Oleh karena itu, dengan kasih sayang-Nya, Allah mengaruniai manusia sistem pembersihan telinga

Nikmat besar pemberian Allah ini nyaris tidak pernah kita sadari. Bahkan sedikit sekali manusia bersyukur atas nikmat tak terkira berupa pendengaran ini, sebagaimana penegasan-Nya dalam Al Qur’an: “Katakanlah: Dia-lah yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati. (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.” (QS. Al Mulk, 67:23)

Allah menciptakan perangkat luar biasa yang mampu mengeluarkan lilin telinga ini secara otomatis dari lubang telinga. Lilin telinga berpindah dari bagian dalam menuju ke luar saluran telinga. Perpindahan ini diakibatkan oleh perpindahan sel-sel kulit pada permukaan saluran telinga.

Sel-sel ini ibarat ban atau tangga berjalan yang senantiasa bergerak mengangkut gumpalan lilin telinga di atasnya. Sembari terangkut dan terbawa menuju bagian luar telinga, lilin ini menangkap kotoran, debu, dan butir-butir pengotor yang ada di saluran telinga itu untuk dibuang keluar. Proses ini dibantu oleh gerakan rahang, misalnya saat orang mengunyah.

Lilin juga berfungsi melumasi, melembabkan dan melembutkan kulit saluran telinga. Hal ini mencegah kulit dari kekeringan dan rasa gatal, sehingga manusia dapat mendengar dengan nyaman.

Kandungan zat-zat seperti asam lemak jenuh dan enzim lisozim pada lilin telinga sungguh ampuh membunuh mikroba. Termasuk di antaranya adalah bakteri penyebab penyakit yang sangat berbahaya seperti Haemophilus influenzae dan Staphylococcus aureus.

Itulah segores kisah tentang lilin telinga (bukan kotoran telinga), yang sedari kecil kita tidak pernah meminta kepada Allah agar diberi. Namun keberadaanya itulah bukti hamparan cinta dan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Dialah Allah, yang memberi tanpa diminta, dan tanpa meminta imbalan.

Allah tidak sekedar Pencipta dan Pemberi telinga, namun juga Pemelihara telinga. Ketiga Sifat Allah itu menjadikan manusia dapat mendengar suara setiap saat dengan sempurna, aman dan nyaman.

Sekali lagi, lilin telinga sejatinya bukanlah kotoran telinga! Lilin telinga hanyalah secuil bukti mungil kebesaran Allah dalam mencipta dan memelihara ciptaan-Nya. Dialah Allah, Sang Maha Pencipta, Maha Pemelihara:

Dia pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu. (Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Rabb kamu; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu. (QS. Al An’aam, 6:102)

"Bahkan Allah Menciptakan Pembersih Alami Untuk Telinga Manusia.."
(Masih Kurang Bersyukur Pada Allah?)

Baca Selanjutnya...

29 Oktober 2010

Bergurulah Pada Semut

Semut sosok makhluk kecil yang hidup diantara kita, tak banyak yang melihat dan bahkan ada yang membenci untuk memusnahkan kala sang semut berkelompok untuk mencari sesuap makan untuk tubuh dan mulutnya yang kecil. 

Semut menurutku adalah makhluk Allah yang mungil tetapi dibalik kemungilannya dia menyimpan misteri yang luar biasa. Kesopanan dan etika tingkat tinggi tampak saat makhluk kecil saling bertemu, kerjasama yang terkoordinir ketika membawa bekal menuju singgasananya. Pekerja keras untuk memenuhi target yang hendak dicapai tanpa saling menyerang, dengan mereka berjalan bersama tanpa lelah, sungguh luar biasa. Dan Sebenarnya aku yang seorang manusia sebenarnya malu bila melihat dia. 

Malu karena manusia yang dikaruniai akal dan pikiran sekarang lebih suka update status ketimbang melakukan sesuatu yang lain yang mungkin bermakna seperti mengupdate pengetahuannya mungkin, lebih suka chat di dunia maya ketimbang sekadar berjabat tangan menyambung silahturahmi, lebih suka berharap tetapi tidak berusaha, lebih suka tawuran dan saling serang daripada saling membantu dan meyelesaikan masalah bersama, dan masih ada banyak hal lainnya.

Bisakah aku meniru makhluk itu, atau harus terus menyimpan malu tanpa mau melihat sosok kecil yang penuh adab. Bisakah manusia saling bicara tanpa noda untuk saling bersama membangun kehidupan ini. Atau mungkin manusia hanya ingin jadi penghancur semut-semut kecil yang tak berdaya hanya karena keangkuhannya.

Bergurulah pada semut semut di sekeliling kita agar mata, rasa, langkah, dan ucapan kita adalah benar-benar wujud dari manusia yang benar benar manusia atau akan menjadi manusia sekedar wujud tanpa rasa, karsa, dan cipta atau hanya tulang yang terbungkus daging yang esok akan membusuk saat panggilan maut tiba. Ini semua adalah ilusi yang esok, lusa dan entah kapan akan terjadi, bukalah nurani kita seperti semut, makhluk  Allah yang besarnya 1/1000 besarnya hati kita tapi mungkin mereka mempunyai nurani yang 1000 kali lebih besar daripada kita.
Baca Selanjutnya...

30 September 2010

Hidup Adalah Pilihan

Beberapa bulan lalu, saat itu aku lagi melepas penat di kebun dekat Posko KKN sambil memandangi sekeliling kebun, ditemani angin sejuk dan 2 buah mangga yang baru kupetik. Sungguh nikmat rasanya mengingatkan pada suasana alam di kampung halaman.

Selang beberapa saat, dua buah mangga itu pun habis bersamaan dengan tenggelamnya sang surya. Aku pun segera bergegas kembali ke Posko KKN sebelum azan maghrib berkumandang. Namun ketika baru saja berdiri, tak sengaja aku mendengar sebuah percakapan, kemudian aku pun mencari sumber suara itu, mengingat di kebun itu cuma ada aku seorang, setelah kucari ternyata suara itu berasal dari pecakapan dua biji mangga  yang telah kubuang disana. Dengan sembunyi-sembunyi ku sengaja mendengarkannya.

Biji yang pertama berkata, “Akhirnya buahku dimakan oleh Faik, Sekarang Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku sangat dalam di tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam pada saat musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari, serta kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku dan aku pun ingin membagi buahku kepada seluruh mahluk Allah, sehingga hidupku akan berguna bagi semua.”

Biji mangga yang kedua bergumam. “Ah, Aku takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah disana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku keatas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka, dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Dan mungkin apabila aku sudah tumbuh besar dan berbuah pasti buahku dilempari Faik dan buahku yang jatuh akan dia makan dengan lahap, seperti dia memakan daging buahku tadi, huft.. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai KKN-nya Faik selesai dan dia pergi dari sini sehingga semuanya aman.” 

Aku tersenyum mendengarkan omongan kedua biji mangga itu. "huft... ada-ada aja"

Beberapa pekan kemudian, Aku kembali ke kebun itu lagi kembali kulihat biji mangga kedua itu sedang menunggu dalam kesendirian, warnanya sudah tak segar lagi dan layu. Namun Aku tak melihat biji yang pertama, tapi tak lama kemudian aku sadar akan keinginannya untuk tumbuh, dan ternyata kutemukan sebuah pohon mangga setinggi 1 meter didekatku, Oh ternyata biji itu telah tumbuh dengan cepat. 

Aku seperti tak tega melihat biji mangga yang kedua, kuambil dia, ingin kuucap dia, agar dia terhibur.. namun naas, ternyata biji itu sudah berlubang dibagian bawahnya dan membusuk.

 "kenapa kamu bisa begini, andai  dulu kau mau menjejakkan akarmu dan tumbuh disini kamu tidak akan seperti ini, maaf kan aku yang telah membuatmu takut"

"....selalu saja ada pilihan dalam hidup. Selalu saja ada skenario yang harus kita jalani. Namun, seringkali kita berada dalam kepesimisan, ketakutan, keraguan, dan kebimbangan yang kita ciptakan sendiri. Kita kerap terbuai dengan alasan-alasan untuk tak mau melangkah, tak mau menatap hidup. Karena hidup adalah pilihan, maka, hadapilah itu dengan gagah. Dan karena hidup adalah pilihan, maka, pilihlah dengan bijak. Tiap pilihan selalu ada resiko yang mengiringinya. Namun jangan sampai rasa takut, ragu dan bimbang menghentikan langkah kita..."

Baca Selanjutnya...

Mereka Teroris! Bukan Mujahid!

Belakangan ini kita bisa melihat dengan mata kepala kita, bagaimana sejarah perjuangan umat Islam kembali dinodai oleh ulah oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang mengatasnamakan Islam dan jihad. Dengan seenaknya mereka melakukan tindak pengeboman, penghancuran, serta berupaya untuk mengacaukan ketentraman negeri kaum muslimin dengan kedok jihad dan ijtihad. Padahal, Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari apa yang mereka lakukan. 

Begitulah kurang lebih keadaan mereka. Dengan tanpa malu-malu, mereka mengaku sebagai barisan mujahidin dan menobatkan diri sebagai mujtahid. Bagaimana mungkin orang yang gemar menebar kekacauan dan kerusakan di atas muka bumi dengan membunuh nyawa tanpa hak layak untuk disebut sebagai mujahid, apalagi dinobatkan sebagai mujtahid? Allahul musta’an! Di manakah akal mereka?

Marilah kita renungkan barang sejenak fenomena yang menyayat hati ini. Para pemuda yang jahil/tidak mengerti syari’at Islam dengan mudahnya ditipu oleh mujahid dan mujtahid gadungan. Sehingga akhirnya nyawa mereka sendiri pun mereka relakan (dengan aksi bom bunuh diri) untuk memperjuangkan apa yang mereka kira sebagai sebuah jihad dan pengorbanan untuk agama. Aduhai, alangkah malang nasib mereka. Tidakkah mereka ingat akan sebuah firman Allah yang menceritakan keadaan orang-orang seperti mereka, yang bersusah payah melakukan suatu usaha dan menyangka telah mempersembahkan sesuatu yang terbaik bagi agamanya. Padahal kenyataannya mereka adalah orang yang paling merugi amalnya. Allah ta’ala berfirman,

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا

“Katakanlah: Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang orang-orang yang paling merugi amalnya. Yaitu orang-orang yang sia-sia usahanya di dunia sementara mereka mengira telah melakukan sesuatu kebaikan dengan sebaik-baiknya.” (QS. al-Kahfi: 103-104)

Ibnu Katsir rahimahullah menyebutkan riwayat dari Ali bin Abi Thalib, ad-Dhahhak dan para ulama lainnya bahwa golongan yang termasuk dalam cakupan ayat ini adalah kaum Haruriyah/Khawarij. Meskipun ayat ini juga mencakup celaan bagi Yahudi dan Nasrani. Sehingga Ibnu Katsir menyimpulkan, “Sesungguhnya ayat ini berlaku umum bagi siapa saja yang beribadah kepada Allah namun tidak di atas jalan yang diridhai Allah. Dia menyangka bahwa dia berada di pihak yang benar dan amalnya akan diterima. Padahal, sebenarnya dia adalah orang yang bersalah dan amalnya tertolak.” (Tafsir al-Qur’an al-’Azhim [5/151-152])

Saudaraku sekalian, sesungguhnya kemuliaan Islam ini akan ternoda tatkala orang yang bukan ahlinya berbicara tentang sesuatu yang menyangkut ajaran agama. Firman Allah ta’ala,

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

“Janganlah kamu mengikuti apa-apa yang kamu tidak memiliki ilmu tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, itu semua pasti akan dimintai pertanggungjawabannya.” (QS. al-Isra’: 36)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ

“Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah angkat bicara.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?”. Beliau menjawab, “Orang bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas.” (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, disahihkan al-Albani dalam as-Shahihah [1887] as-Syamilah).

Ruwaibidhah bukanlah mujtahid. Mujtahid berbicara dengan ilmu, sedangkan Ruwaibidhah berbicara dan berfatwa dengan kejahilan/kebodohan mereka. Perhatikanlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِذَا حَكَمَ الْحَاكِمُ فَاجْتَهَدَ ثُمَّ أَصَابَ فَلَهُ أَجْرَانِ وَإِذَا حَكَمَ فَاجْتَهَدَ ثُمَّ أَخْطَأَ فَلَهُ أَجْرٌ

“Apabila seorang hakim hendak memutuskan sesuatu lalu berijtihad kemudian benar maka dia memperoleh dua pahala. Adapun apabila dia akan memutuskan sesuatu lalu berijtihad kemudian tersalah maka dia akan memperoleh satu pahala.” (HR. Bukhari dalam Kitab al-I’tisham bil Kitab wa Sunnah dari Amr bin al-’Ash radhiyallahu’anhu)

Al-Hafizh Ibnu Hajar menukil keterangan dari Ibnul Mundzir, beliau mengatakan, “Seorang hakim yang tersalah itu mendapat pahala sesungguhnya hanyalah apabila dia adalah seorang alim/yang berilmu tentang ijtihad kemudian dia pun berijtihad. Adapun apabila dia bukanlah seorang yang alim/berilmu maka dia tidak mendapatkan pahala.” Bahkan apabila dia nekad memutuskan dan mengeluarkan fatwa tanpa ilmu maka dia berdosa, sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Hajar sebelum menukil ucapan Ibnul Mundzir di atas. Beliau juga menukil keterangan dari al-Khatthabi bahwa seorang yang berijtihad akan diberi pahala jika dirinya memang telah memiliki alat-alat/ilmu untuk berijtihad. Orang seperti itulah yang apabila tersalah masih bisa diberi toleransi (lihat Fath al-Bari [13/364])

Syaikh Muhammad bin Husain al-Jizani mengatakan, “Ijtihad tidak boleh dilakukan kecuali oleh seorang yang faqih/ahli hukum agama yang mengetahui dalil-dalil dan tata cara menarik kesimpulan hukum darinya, sebab melakukan penelitian terhadap dalil-dalil tidak mungkin dilakukan -dengan benar- kecuali oleh orang yang memang ahli di dalam bidangnya.” (Ma’alim Ushul Fiqh ‘inda Ahlis Sunnah wal Jama’ah, hal. 470).

Terlebih lagi, untuk berijtihad ada syarat-syaratnya yang tidak sembarang orang bisa memenuhinya. Di antaranya adalah: 
  1. Memahami seluk beluk sumber hukum yaitu al-Kitab, as-Sunnah, Ijma’, Qiyas, dsb.
  2. Memahami bahasa Arab 
  3. Mengetahui maksud dari ungkapan umum dan khusus dalam bahasa Arab, muthlaq dan muqayyad. Bisa membedakan antara nash, zhahir, dan mu’awwal. Mujmal dan mubayyan. Manthuq dan mafhum, dsb
  4. Dia harus mengerahkan segenap kemampuannya dalam mengambil kesimpulan hukum, tidak boleh setengah-setengah. Itu adalah sebagian syarat yang terkait dengan orangnya. Masih ada lagi syarat lain yang terkait dengan perkara yang menjadi objek ijtihad, di antaranya: bukan dalam perkara yang sudah ada dalil tegasnya, dalil yang ada dalam perkara tersebut memang masih membuka ruang -tidak dipaksakan- yang memungkinkan adanya perbedaan penafsiran, dsb (lebih lengkap baca di Ma’alim Ushul Fiqh ‘inda Ahlis Sunnah wal Jama’ah, hal. 479-484).

Berbuat dosa kok mengharap pahala? Di manakah letak ilmu pada diri orang yang melakukan bom bunuh diri dan menyuruh orang lain untuk bunuh diri? Padahal Allah ta’ala berfirman,

وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا

“Janganlah kalian membunuh diri kalian sendiri, sesungguhnya Allah Maha menyayangi kalian.” (QS. an-Nisaa’: 29)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

وَمَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِشَيْءٍ عُذِّبَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Barang siapa yang membunuh dirinya sendiri dengan suatu alat/senjata maka dia akan disiksa dengannya kelak pada hari kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Tsabit bin ad-Dhahhak radhiyallahu’anhu, ini lafaz Muslim)

Ketika mengomentari ulah sebagian orang yang nekad melakukan bom bunuh diri dengan alasan untuk menghancurkan musuh, maka Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Hanya saja kami katakan, orang-orang itu yang kami dengar melakukan tindakan tersebut, kami berharap mereka tidak disiksa seperti itu sebab mereka adalah orang-orang yang jahil/bodoh dan melakukan penafsiran yang keliru. Akan tetapi, tetap saja mereka tidak memperoleh pahala, dan mereka bukan orang-orang yang syahid dikarenakan mereka telah melakukan sesuatu yang tidak diijinkan oleh Allah, akan tetapi mereka telah melakukan apa yang dilarang oleh-Nya.” (Syarh Riyadh as-Shalihin, dinukil dari al-Kaba’ir ma’a Syarh Ibnu Utsaimin, hal. 109)

Di manakah letak ilmu pada diri orang yang membunuh nyawa orang kafir tanpa hak? Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرِحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ وَإِنَّ رِيحَهَا تُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا

“Barang siapa yang membunuh seorang kafir yang terikat perjanjian -dengan kaum muslimin atau pemerintahnya- maka dia tidak akan mencium bau surga. Sesungguhnya baunya itu akan tercium dari jarak perjalanan empat puluh tahun.” (HR. Bukhari dalam Kitab al-Jizyah dan Kitab ad-Diyat dari Abdullah bin Amr radhiyallahu’anhuma, lafaz ini ada di dalam Kitab al-Jizyah)

al-Munawi menjelaskan bahwa ancaman yang disebutkan di dalam hadits ini merupakan dalil bagi para ulama semacam adz-Dzahabi dan yang lainnya untuk menegaskan bahwa perbuatan itu -membunuh kafir mu’ahad- termasuk kategori dosa besar. Meskipun seorang muslim tidak mesti dihukum bunuh sebagai akibat dari kejahatan itu (Faidh al-Qadir [6/251] as-Syamilah).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حتَّى يَشْهَدُوا أنْ لا إلَهَ إلاَّ الله، وأَنَّ مُحَمَّداً رسولُ اللهِ، ويُقيموا الصَّلاةَ ، ويُؤْتُوا الزَّكاةَ ، فإذا فَعَلوا ذلكَ ، عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءهُم وأَموالَهُم، إلاَّ بِحَقِّ الإسلامِ ، وحِسَابُهُم على اللهِ تَعالَى

“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka mau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, membayarkan zakat, apabila mereka telah melakukannya maka terjagalah darah dan harta mereka dariku kecuali dengan alasan haq menurut Islam, dan hisab mereka terserah pada Allah ta’ala” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma)

Syaikh Shalih bin Abdul ‘Aziz Alusy Syaikh hafizhahullah menerangkan bahwa di dalam kata-kata “apabila mereka telah melakukannya maka terjagalah darah dan harta mereka dariku” terdapat dalil yang menunjukkan bahwa orang kafir itu hartanya boleh diambil dan darahnya boleh ditumpahkan. Dan orang yang dimaksud di dalam hadits ini adalah kafir harbi, yaitu orang kafir yang sedang terlibat peperangan dengan pasukan kaum muslimin. Oleh sebab itu misalnya jika anda mengambil harta seorang kafir harbi maka tidak ada hukuman bagi anda. Adapun orang kafir mu’ahad, kafir musta’man dan kafir dzimmi -ketiganya bukan kafir harbi,pen- maka mereka semua tidak boleh diperangi (lihat Syarah Arba’in, hal. 63)

Berjihadlah! Sesungguhnya seorang mujahid sejati adalah orang yang menundukkan hawa nafsunya untuk melakukan ketaatan kepada Allah -termasuk di dalamnya memerangi orang kafir dengan cara yang benar-, bukan dengan melakukan perbuatan dosa dan pelanggaran. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي طَاعَةِ اللَّهِ

“Orang yang berjihad adalah orang yang berjuang menundukkan dirinya dalam ketaatan kepada Allah.” (HR. Ahmad dari Fadhalah bin Ubaid radhiyallahu’anhu dinilai sahih oleh al-Albani dalam as-Shahihah [549] as-Syamilah)

Tanyakanlah kepada dirimu: Bukankah Nabi melarang membunuh orang kafir tanpa hak? Bukankah kita wajib taat kepada beliau? Bukankah ketaatan kepada Nabi itu pada hakikatnya merupakan ketaatan kepada Allah? Lalu dengan alasan apa kita menghalalkan darah yang diharamkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk ditumpahkan? Apakah kita merasa berada di atas agama yang lebih baik dan lebih hebat daripada agama yang diajarkan oleh Rasulullah? Jawablah wahai orang-orang yang masih memiliki akal dan hati nurani!

Sejak kapan membunuh orang kafir tanpa hak disebut jihad? Sejak kapan meledakkan gedung-gedung umum yang menimbulkan jatuhnya korban tanpa pandang bulu disebut sebagai jihad? Tanyakanlah kepada mereka yang sok menjadi mujtahid dan membolehkan ‘jihad’ ala teroris semacam itu: ijtihad ulama manakah yang membolehkan seorang muslim membunuh dirinya dan meledakkan bangunan umum yang berakibat melayangnya nyawa-nyawa tak bersalah? Atau barangkali yang mereka sebut sebagai ulama mujtahid itu memang bukan ulama alias Ruwaibidhah? Waspadalah -wahai para pemuda- dari tipu daya, silat lidah, dan penampilan mereka!

Ingatlah, sesungguhnya jihad yang diridhai Allah adalah jihad di jalan-Nya yang lurus, bukan di jalan yang menyimpang. Allah ta’ala berfirman,

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

“Orang-orang yang sungguh-sungguh berjuang/berjihad di jalan Kami niscaya Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang berbuat baik/ihsan.” (QS. al-’Ankabut: 69)

al-Baghawi menyebutkan riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma, beliau berkata tentang tafsiran ayat ini, “Yaitu orang-orang yang berjuang dengan sungguh-sungguh di dalam ketaatan kepada Kami niscaya Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan untuk meraih pahala dari Kami.” (Ma’alim at-Tanzil [6/256] as-Syamilah)

Maka marilah kita berjihad di atas ketaatan, bukan di atas kedurhakaan!

Hati-hatilah dari al-Qa’adiyah masa kini! Al-Qa’adiyah merupakan salah saktu sekte Khawarij yang memiliki ideologi Khawarij, hanya saja mereka tidak memilih sikap memberontak. Meskipun demikian, mereka menganggap pemberontakan sebagai perkara yang baik, tidak boleh diingkari, bahkan berpahala! Dengan kata lain -dalam bahasa sekarang- mereka menilai bahwa pemberontakan yang dilakukan oleh rekan-rekan mereka -dengan menimbulkan kekacauan dan mengancam penguasa; bom bunuh diri dan semisalnya- bukan perkara yang salah, alias hasil ijtihad yang harus dihargai dan layak untuk diberi pahala [?!]. Sampai-sampai salah seorang tokoh mereka di negeri ini berkata, “Menurut saya mereka adalah mujahid. Dan apa yang mereka lakukan itu merupakan hasil ijtihad mereka. Walaupun saya tidak sependapat dengan -hasil ijtihad- mereka.” Inilah ucapan gembongnya Khawarij di negeri ini!

Ketika menjelaskan biografi ringkas Imran bin Hitthan -salah seorang perawi hadits yang terseret paham Khawarij- Ibnu Hajar berkata, “al-Qa’adiyah adalah salah satu sekte dari kelompok Khawarij. Mereka berpendapat sebagaimana pendapat Khawarij, namun mereka tidak ikut melakukan pemberontakan. Akan tetapi mereka menghias-hiasi/menilai baik perbuatan itu.” (Hadyu as-Sari, hal. 577). Sebelumnya, Ibnu Hajar juga menukil ucapan Abul Abbas al-Mubarrid, “Imran bin Hitthan adalah gembong kelompok al-Qa’adiyah dari aliran Shafariyah. Dia adalah khathib/orator dan penya’ir di kalangan mereka.” (Hadyu as-Sari, hal. 577). Imran bin Hitthan inilah yang meratapi kematian Abdurrahman bin Muljam -sang pembunuh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu- dengan untaian bait-bait sya’irnya yang heroik. Dikisahkan bahwa pada akhir hidupnya dia kembali ke jalan yang benar dan meninggalkan paham Khawarij, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Zakariya al-Mushili di dalam Tarikh al-Mushil (lihat Hadyu as-Sari, hal. 577,578, lihat juga Tahdzib at-Tahdzib [8/128] as-Syamilah)

Ibnu Hajar mengatakan,

والقَعَدية الذين يُزَيِّنون الخروجَ على الأئمة ولا يباشِرون ذلك

“al-Qa’adiyah adalah orang-orang yang menghias-hiasi perbuatan pemberontakan kepada para pemimpin -umat Islam- dan mereka tidak ikut terjun langsung dalam tindakan tersebut.” (Hadyu as-Sari, hal. 614 cet Dar al-Hadits)

as-Syahrastani mengatakan,

كل من خرج على الإمام الحق الذي اتفقت الجماعة عليه يُسمى خارجياً سواء كان الخروج في أيام الصحابة على الأئمة الراشدين أو كان بعدهم على التابعين بإحسان والأئمة في كل زمان

“Setiap orang yang memberontak kepada pemimpin yang sah yang disepakati oleh rakyat sebagai pemimpin mereka maka dia disebut sebagai Khariji (kata tunggal dari Khawarij). Sama saja apakah dia melakukan pemberontakan itu di masa sahabat masih hidup kepada para pemimpin yang lurus atau setelah masa mereka yaitu kepada para tabi’in yang senantiasa mengikuti pendahulu mereka dengan baik serta para pemimpin umat di sepanjang masa.” (al-Milal wa an-Nihal [1/28] as-Syamilah)

Salah satu pemikiran Khawarij yang berkembang saat ini -terutama di kalangan sebagian pemuda Islam yang bersemangat tapi tanpa ilmu- adalah pendapat yang membolehkan -tidak harus- untuk memberontak kepada pemimpin muslim yang zalim (lihat mukadimah kitab al-Khawarij wal Fikru al-Mutajjaddid karya Syaikh Abdul Muhsin bin Nashir al-Ubaikan, hal. 6). 

Semoga tulisan ini bisa menjadi nasihat dan pelajaran bagi kita semua.

Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar, dan karuniakanlah kepada kami ketaatan untuk mengikutinya. Dan tunjukkanlah kepada kami yang salah itu salah, dan karuniakanlah kepada kami keteguhan sikap untuk menjauhinya.  Amin Allahumma Amin....

Dari berbagai sumber.
Baca Selanjutnya...

28 September 2010

Kutitip Surat Ini Untukmu

Ananda yang kusayangi, 
di bumi Allah Ta'ala..


Segala puji Ibu panjatkan ke hadirat Allah yang telah memudahkan Ibu untuk beribadah kepada-Nya. Shalawat serta salam Ibu sampaikan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, keluarga dan para sahabatnya. Amiin..

Wahai anakku,
Surat ini datang dari ibumu yang selalu dirundung sengsara.. Setelah berpikir panjang Ibu mencoba untuk menulis dan menggoreskan pena, sekalipun keraguan dan rasa malu menyelimuti diri. Setiap kali menulis, setiap itu pula goresan tulisan terhalangi oleh tangis, dan setiap kali menitikkan air mata setiap itu pula hati terluka..

Wahai anakku,
Sepanjang masa yang telah engkau lewati, kulihat engkau telah menjadi laki-laki dewasa, laki-laki yang cerdas dan bijak! Karenanya engkau pantas membaca tulisan ini, sekalipun nantinya engkau remas kertas ini lalu engkau merobeknya, sebagaimana sebelumnya engkau telah remas hatiku dan telah engkau robek pula perasaanku.

Wahai anakku,
25 tahun telah berlalu, dan tahun-tahun itu merupakan tahun kebahagiaan dalam kehidupanku. Suatu ketika dokter datang menyampaikan tentang kehamilanku dan semua ibu sangat mengetahui arti kalimat tersebut. Bercampur rasa gembira dan bahagia dalam diri ini sebagaimana ia adalah awal mula dari perubahan fisik dan emosi. Semenjak kabar gembira tersebut aku membawamu 9 bulan, tidur, berdiri, makan dan bernafas dalam kesulitan. Akan tetapi itu semua tidak mengurangi cinta dan kasih sayangku kepadamu, bahkan ia tumbuh bersama berjalannya waktu.

Aku mengandungmu, wahai anakku! Pada kondisi lemah di atas lemah, bersamaan dengan itu aku begitu gembira tatkala merasakan tendangan kakimu atau geliat badanmu dalam perutku. Aku merasa puas setiap aku menimbang diriku, karena semakin hari semakin bertambah berat perutku, berarti semakin sengkau sehat wal afiat dalam rahimku.

Penderitaan yang berkepanjangan menderaku, sampailah saat itu, ketika fajar pada malam itu, yang aku tidak dapat tidur dan memejamkan mataku barang sekejap pun. Aku merasakan sakit yang tidak tertahankan dan rasa takut yang tidak bisa dilukiskan.

Sakit itu terus berlanjut sehingga membuatku tidak lagi dapat menangis. Sebanyak itu pula aku melihat kematian menari-nari dipelupuk mataku, hingga tibalah waktunya engkau keluar kedunia.

Engkaupun lahir.. Tangisku bercampur dengan tangismu, air mata kebahagiaan senantiasa menetes dalam keharuan dan kebahagiaan. Dengan itu semua, sirna semua keletihan dan kesedihan, hilang semua sakit dan penderitaan, bahkan kasihku kepadamu semakin bertambah dengan bertambah kuatnya rasa sakit. Aku raih dirimu sebelum aku meraih minuman, aku peluk cium dirimu sebelum meneguk satu tetes air yang ada di kerongkonganku.

Wahai anakku.. Telah berlalu tahun dari usiamu. Aku membawamu dengan hatiku dan memandikanmu dengan kedua tangan kasih sayangku. Saripati hidupku kuberikan kepadamu. Aku tidak tidur demi tidurmu, berletih demi kebahagiaanmu.

Harapanku pada setiap harinya; agar aku melihat senyumanmu. Kebahagiaanku setiap saat adalah celotehmu dalam meminta sesuatu, agar aku berbuat sesuatu untukmu.. itulah kebahagianku!

Kemudian, berlalulah waktu, hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Selama itu pula aku setia menjadi pelayanmu yang tidak pernah lalai, menjadi dayangmu yang tidak pernah berhenti, dan menjadi pekerjamu yang tidak pernah mengenal lelah serta mendoakan selalu kebaikan dan taufiq untukmu. Aku selalu memperhatikan dirimu hari demi hari hingga engkau menjadi dewasa. Badanmu yang tegap, ototmu yang kekar, kumismu dan jambang tipis telah menghiasi wajahmu, telah menambah ketampananmu. Tatkala itu aku mulai melirik ke kiri dan ke kanan demi mencari pasangan hidupmu.

Semakin dekat hari perkawinanmu, semakin dekat pula hari kepergianmu. Saat itu pula hatiku mulai serasa teriris-iris, air mataku mengalir, entah apa rasanya hati ini. Bahagia telah bercampur dengan duka, tangis telah bercampur pula dengan tawa. Bahagia karena engkau mendapatkan pasangan dan sedih karena engkau pelipur hatiku akan berpisah denganku.

Waktu pun berlalu seakan-akan aku menyeretnya dengan berat. Kiranya setelah perkawinan itu aku tidak lagi mengenal dirimu, senyummu yang selama ini menjadi pelipur duka dalam kesedihan, sekarang telah sirna bagaikan matahari yang ditutupi oleh kegelapan malam. Tawamu yang selama ini kujadikan buluh perindu, sekarang telah tenggelam seperti batu yang dijatuhkan ke dalam kolam yang hening dan dalam, bersama dedaunan yang berguguran. Aku benar-benar tidak mengenalmu lagi karena engkau telah melupakanku dan melupakan hakku.

Terasa lama hari-hari yang kulewati hanya untuk ingin melihat rupamu. Detik demi detik kuhitung demi mendengarkan suaramu. Akan tetapi penantian kurasakan sangat panjang. Aku selalu berdiri di pintu hanya untuk melihat dan menanti kedatanganmu. Setiap kali berderit pintu aku menyangka bahwa engkaulah orang yang datang itu. Setiap kali telepon berdering aku merasa bahwa engkaulah yang menelepon. Setiap suara kendaraan lewat aku merasa bahwa engkaulah yang datang.

Akan tetapi, semua itu tidak ada. Penantianku sia-sia, dan harapanku hancur berkeping, yang ada hanya keputusasaan, yang tersisa hanyalah kesedihan dari semua keletihan yang selama ini kurasakan. Sambil menangisi diri dan nasib yang memang telah ditakdirkan oleh-Nya.

Anakku.. Ibumu ini tidaklah meminta banyak, dan tidaklah menagih kepadamu yang bukan-bukan. Yang ibu pinta, jadikan ibumu sebagai sahabat dalam kehidupanmu. Jadikanlah ibumu yang malang ini sebagai pembantu di rumahmu, agar senantiasa dapat menatap wajahmu, agar ibu teringat pula dengan hari-hari bahagia masa kecilmu.

Yang ibu tagih kepadamu, jadikanlah rumah ibumu, salah satu tempat persinggahanmu, agar engkau dapat pula sekali-kali singgah ke sana sekalipun hanya satu detik, jangan jadikan ia sebagai tempat sampah yang tidak pernah engkau kunjungi, atau sekiranya terpaksa engkau datangi sambil engkau tutup hidungmu dan engkau pun berlalu pergi.

Anakku, telah bungkuk pula punggungku. Bergemetar tanganku, karena badanku telah dimakan oleh usia dan digerogoti oleh penyakit.. Berdiri seharusnya dipapah, duduk pun seharusnya dibopong, sekalipun begitu cintaku kepadamu masih seperti dulu.. Masih seperti lautan yang tidak pernah kering. Masih seperti angin yang tidak pernah berhenti.

Sekiranya engkau dimuliakan satu hari saja oleh seseorang, niscaya engkau akan balas kebaikannya dengan kebaikan setimpal. Sedangkan kepada ibumu.. Mana balas budimu nak? Mana balasan baikmu?! Bukankah air susu seharusnya dibalas dengan air susu serupa?! Akan tetapi kenapa nak? Susu yang ibu berikan engkau balas dengan tuba?! Bukankah Alla Ta'ala berfirman;

"Bukankah balasan kebaikan kecuali dengan kebaikan pula?" [QS. arRahman:60]

Sampai begitu keraskah hatimu, dan sudah begitu jauhkah dirimu setelah berlalunya hari dan berselangnya waktu?!

Wahai anakku, setiap kali aku mendengar bahwa engkau bahagia dengan hidupmu, setiap itu pula bertambah kebahagiaanku. Bagaimana tidak, engkau adalah buah dari kedua tanganku, engkaulah hasil keletihanku, engkaulah laba dari semua usahaku! Kiranya dosa apa yang telah kuperbuat sehingga engkau jadikan diriku musuh bebuyutanmu? Pernahkah aku berbuat khilaf dalam salah satu waktu selama bergaul denganmu, atau pernahkan aku berbuat lalai dalam melayanimu?

Lalu, jika tidak demikian, sulitkah bagimu menjadikan statusku sebagai budak dan pembantu yang paling hina dari sekian banyak pembantu dan budakmu. Mereka semua telah mendapatkan upahnya, lalu mana upah yang layak untukku, wahai anakku?

Dapatkah engkau berikan sedikit perlindungan kepadaku di bawah naungan kebesaranmu? Dapatkah engkau menganugerahkan sedikit kasih sayangmu demi mengobati derita orang tua yang malang ini? Sedangkan Allah Ta'ala mencintai orang yang berbuat baik.

Wahai anakku! Aku hanya ingin melihat wajahmu, dan aku tidak ingin menginginkan yang lain.

Wahai anakku! Hatiku teriris, air mataku mengalir, sedangkan engkau sehat wal afiat. Orang sering mengatakan bahwa engkau seorang laki-laki yang supel, dermawan dan berbudi. Anakku.. tidak tersentuhkah hatimu terhadap seorang wanita tua yang lemah, tidak terenyuhkah jiwamu melihat orang tua yang telah renta ini, ia binasa dimakan rindu, berselimutkan kesedihan dan berpakaian kedukaan?! Bukan karena apa-apa! Akan tetapi hanya karena engkau telah berhasil mengeluarkan air matanya.. Hanya karena engkau telah membalasnya dengan dengan luka di hatinya.. Hanya karena engkau telah pandai menikam dirinya dengan belati durhakamu tepat menghujam jantungya.. Hanya karena engkau telah berhasil pula memutuskan tali silaturrahum?!

Wahai anakku, Ibumu inilah sebenarnya pintu surga bagimu. Maka titilah jembatan itu menujunya, lewatilah jalannya dengan senyuman yang manis, pemaafan dan balas budi yang baik. Semoga aku bertemu denganmu di sana dengan kasih sayang Allah Ta'ala, sebagaimana Rasulullah telah sabdakan:

"Orang tua adalah pintu Surga yang di tengah, sekiranya engkau mau, sia-siakanlah pintu itu atau jagalah!" [HR. Ahmad]

Anakku, aku sangat mengenalmu, tahu sifat dan akhlakmu. Semenjak engkau beranjak dewasa saat itu pula tamak dan labamu kepada pahala dan Surga begitu tinggi. Engkau selalu bercerita tentang keutamaan berjamaah dan shaf pertama. Engkau selalu berniat untuk berinfak dan bersedekah.

Akan tetapi, anakku! Mungkin ada satu hadits yang terlupakan olehmu! Satu keutamaan besar yang terlalaikan olehmu, yaitu bahwa Nabi yang mulia shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu'anhu berkata: 'Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, 'Wahai Rasulullah, amal apa yang paling mulia?' Beliau berkata: 'Shalat pada waktunya', aku berkata: 'Kemudian apa, wahai Rasulullah?' Beliau berkata: 'Berbakti kepada orang tua', aku berkata: 'Kemudian apa, wahai Rasulullah!', Beliau menjawab, 'Jihad di jalan Allah', lalu beliau diam. Sekiranya aku bertanya lagi, niscaya beliau akan menjawabnya," [HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad]

Wahai anakku! Ini aku, pahalamu, tanpa engkau perlu bersusah payah untuk memerdekakan budak atau untuk berletih dalam berinfak.

Pernahkah engkau mendengar cerita seorang ayah yang telah meninggalkan keluarga dan anak-anaknya dan berangkat jauh dari negerinya untuk mencari tambang emas?! Setelah tiga puluh tahun dalam perantauan, kiranya yang ia bawa pulang hanya tangan hampa dan kegagalan. Dia telah gagal dalam usahanya. Setibanya di rumah, orang tersebut tidak lagi melihat gubuk reotnya, tetapi yang dilihatnya sebuah perusahaan tambang emas yang besar. Berletih mencari emas di negeri orang kiranya, di sebelah gubuk reotnya orang mendirikan tambang emas.

Begitulah perumpamaanmu dengan kebaikan. Engkau berletih mencari pahala, engkau telah beramal banyak, tapi engkau telah lupa bahwa di dekatmu ada pahala yang maha besar. Di sampingmu ada orang yang dapat menghalangi atau mempercepat amalmu. Bukankah ridhoku adalah keridhoan Allah, dan murkaku adalah kemurkaanNya jua?

Anakku, yang aku cemaskan terhadapmu, yang aku takutkan bahwa jangan-jangan engkaulah yang dimaksudkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam sabdanya:

"Merugilah seseorang, merugilah seseorang, merugilah seseorang, dikatakan (kepada Rasulullah): 'Siapa dia wahai Rasulullah?', beliau menjawab: 'Orang yang mendapatkan kedua ayah ibunya ketika tua, dan tidak memasukkannnya ke Surga," [HR. Muslim]

Anakku.. Aku tidak angkat keluhan ini ke langit dan aku tidak adukan duka ini kepada Allah, karena sekiranya keluhan ini telah membumbung menembus awan, melewati pintu-pintu langit, maka akan menimpamu kebinasaan dan kesengsaraan yang tidak ada obatnya dan tidak ada tabib yang dapat menyembuhkannya. Aku tidak akan melakukannya, nak! Bagaimana aku akan melakukannya sedangkan engkau adalah jantung hatiku.. Bagaimana ibumu ini kuat menengadahkan tangannya ke langit sedangkau engkau adalah pelipur laraku. Bagaimana ibu tega melihatmu merana terkena doa mustajab, padahal engkau bagiku adalah kebahagiaan hidupkku?

Bangunlah, nak! Uban sudah mulai merambat di kepalamu, akan berlalu masa sehingga engkau akan menjadi tua, dan al-jaza' min jinsil 'amal.. Engkau akan memetik sesuai dengan apa yang engkau tanam.. Aku tidak ingin engkau nantinya menulis surat yang sama kepada anak-anakmu, engkau tulis dengan air matamu sebagaimana aku menulismu dengan air mata itu pula kepadamu.

Wahai anakku, bertakwalah kepada Allah pada ibumu, peganglah kakinya! Sesungguhnya Surga di kakinya. Basuhlah air matanya, balurlah kesedihannya, kencangkan tulang ringkihnya, dan kokohkan badannya yang telah lapuk.

Anakku.. Setelah engkau membaca surat ini, terserah kepadamu! Apakah engkau sadar dan akan kembali atau engkau ingin merobeknya.

Wassalamualaikum...

Ibumu.

Disalin ulang dari buku 'Kutitip Surat Ini Untukmu..' karya Ustadz Armen Halim Naro
Terbitan Nadwah Publishing - Pekanbaru.

NB:
Bagi yang ingin mendapatkan buku Kutitip Surat Ini Untukmu.. ini, silahkan download disini
Baca Selanjutnya...

Berdoalah Dengan Bijak

Saat sedang surfing di dunia maya, aku menemukan sebuah cerita penuh inspirasi di sebuah milis, yang menyadarkan diri ini akan arti sebuah kebijaksanaan dalam berdo'a. Sebelumnya cerita ini ada dalam bahasa Inggris, tetapi telah aku terjemahkan dengan GoogleTranslateceritanya adalah sebagai berikut:

Suatu ketika, ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab ini adalah babak final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri, sebab, memang begitulah peraturannya.

Ada seorang anak bernama Mark. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya, mobil Mark lah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya. Yah, memang, mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip diatasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun, Mark bangga dengan itu semua, sebab, mobil itu buatan tangannya sendiri.

Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka kencang-kencang. Di setiap jalur lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4 “pembalap” kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah diantaranya. Namun sesaat kemudian, Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa. Matanya terpejam, dengan tangan bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata,”Ya, aku siap!”. Dor. Tanda telah dimulai.

Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak-sorai, bersemangat menjagokan mobilnya masing-masing. “Ayo..ayo… cepat..cepat, maju..maju”, begitu teriak mereka. Ahha…sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan, Mark lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Mark. Ia berucap dan berkomat-kamit lagi dalam hati. “Terima kasih.”

Saat pembagian piala tiba, Mark maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya. “Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?”. Mark terdiam. “Bukan, Pak, bukan itu yang aku panjatkan” kata Mark. Ia lalu melanjutkan, “Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk menolongmu mengalahkan orang lain. “Aku, hanya bermohon pada Tuhan supaya aku tak menangis, jika aku kalah.”

Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk- tangan yang memenuhi ruangan. 

Renungan untuk kita semua:
Sepertinya anak-anak tampaknya lebih punya kebijaksanaan dibanding kita semua. Mark, tidaklah bermohon pada Allah untuk menang dalam setiap ujian. Mark, tak memohon Allah untuk meluluskan dan mengatur setiap hasil yang ingin diraihnya. Anak itu juga tak meminta Allah mengabulkan semua harapannya. Ia tak berdoa untuk menang, dan menyakiti yang lainnya. Namun, Mark, bermohon pada Allah, agar diberikan kekuatan saat menghadapi itu semua. Ia berdoa, agar diberikan kemuliaan, dan mau menyadari kekurangan dengan rasa bangga.

Mungkin, telah banyak waktu yang kita lakukan untuk berdoa pada Allah untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Terlalu sering juga kita meminta Allah agar orang lain "jatuh" agar kita menjadi nomor satu, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian, dapat nilai "A" di mata kuliah yang bergengsi (baca: AOMK) Terlalu sering kita berdoa pada Allah, untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata. Padahal, bukankah yang kita butuhkan adalah bimbingan-Nya, tuntunan-Nya, dan panduan-Nya? 

Kita sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita sebenarnya kuat. Kita sering lupa dan sering merasa cengeng dan lebay dengan kehidupan ini. Tidak ada semangat perjuangan yang ingin kita lalui. Tentunya, Allah memberikan kita ujian yang berat bukan untuk membuat kita cengeng, lemah dan mudah menyerah. Sesungguhnya Allah sedang menguji hamba-Nya yang shaleh. 
Baca Selanjutnya...

25 Agustus 2010

Sebelum Aku Mengeluh Malam Ini

Ketika kumohon kepada Allah kekuatan,
Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi Kuat.

Ketika kumohon kepada Allah kebijaksanaan,
Allah memberiku masalah untuk kupecahkan.

Ketika kumohon kepada Allah kesejahteraan,
Allah memberiku akal tuk berfikir.

Ketika kumohon kepada Allah keberaniaan,
Allah memberiku kondisi bahaya untuk kuhadapi.

Ketika kumohon kepada Allah sebuah cinta,
Allah memberiku orang-orang bermasalah untuk kutolong.

Ketika kumohon kepada Allah Bantuan,
Allah memberiku kesempatan.

Aku tak pernah menerima Apa yang aku pinta,
Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan.

Dan Do'aku pun terjawab sudah.

(Sayyidina Imam Ali bin Abi Thalib)
Baca Selanjutnya...

24 Agustus 2010

Belajar Mencintai Dari Cicak

Rumah di Jepang biasanya memiliki ruang kosong diantara tembok yang terbuat dari kayu.

Ketika tembok mulai rontok, dia menemukan seekor cicak terperangkap diantara ruang kosong itu karena kakinya melekat pada sebuah surat.

Dia merasa kasihan sekaligus penasaran. Lalu ketika dia mengecek surat itu, ternyata surat tersebut telah ada disitu 10 tahun lalu ketika rumah itu pertama kali dibangun.

Apa yang terjadi? Bagaimana cicak itu dapat bertahan dengan kondisi terperangkap selama 10 tahun??? Dalam keadaan gelap selama 10 tahun, tanpa bergerak sedikitpun, itu adalah sesuatu yang mustahil dan tidak masuk akal.

Orang itu lalu berpikir, bagaimana cicak itu dapat bertahan hidup selama 10 tahun tanpa berpindah dari tempatnya sejak kakinya melekat pada surat itu!

Orang itu lalu menghentikan pekerjaannya dan memperhatikan cicak itu, apa yang dilakukan dan apa yang dimakannya hingga dapat bertahan. kemudian, tidak tahu darimana datangnya, seekor cicak lain muncul dengan makanan di mulutnya....Ahhh!

Orang itu merasa terharu melihat hal itu. Ternyata ada seekor cicak lain yang selalu memperhatikan cicak yang terperangkap itu selama 10 tahun.

Sungguh ini sebuah cinta... cinta yang indah. Cinta dapat terjadi bahkan pada hewan yang kecil seperti dua ekor cicak itu. apa yang dapat dilakukan oleh cinta? tentu saja sebuah keajaiban.

Bayangkan, cicak itu tidak pernah menyerah dan tidak pernah berhenti memperhatikan pasangannya selama 10 tahun. bayangkan bagaimana hewan yang kecil itu dapat memiliki karunia yang begitu menganggumkan.

Saya tersentuh ketika membaca kisah ini di sebuah milis di internet beberapa minggu yang lalu. Lalu saya mulai berpikir tentang hubungan yang terjalin antara keluarga, teman, kekasih, saudara lelaki, saudara perempuan..... Seiring dengan berkembangnya teknologi, akses kita untuk mendapatkan informasi berkembang sangat cepat. Tapi tak peduli sejauh apa jarak diantara kita, berusahalah semampumu untuk tetap dekat dengan orang-orang yang kita kasihi. Jangan pernah mengabaikan orang kita kasihi!!!

Bagikan cerita ini kepada semua orang yang telah menyentuh hidup anda dan membuat anda bertumbuh, mengerti, dan memahami lebih dalam lagi tentang hidup. Bagikan cerita ini untuk semua orang. Semoga setiap orang dicintai.

"Cinta membuat jiwamu muda kembali dan menghilangkan semua "keriput"
Baca Selanjutnya...

23 Agustus 2010

Bimbang

Ya Allah...
Seandainya telah Engkau catatkan
dia akan mejadi teman menapaki hidup
Satukanlah hatinya dengan hatiku
Titipkanlah kebahagiaan diantara kami
Agar rasa itu selalu abadi...

Ya Allah... Ya Rohman Ya Rohiim...
Seiringkanlah kami melayari hidup ini
Ke tepian yang sejahtera dan abadi

Tetapi Ya Allah...
Seandainya telah Engkau takdirkan
Dia bukan milikku...
Buatlah diri ini menyadarinya
Bahwa dia bukan yang terbaik untukku
Luputkanlah ia dari ingatanku
Ambillah kebahagiaan ketika dia ada disisiku
Bahagiakanlah dia dengan pilihan hatinya selamanya
Dan peliharalah aku dari kekecewaan

Ya Allah Ya Haadii Ya ‘Aliim...
Berikanlah aku kekuatan
Melepaskan bayangannya jauh ke laut
Hilang bersama senja nan merah
Agarku kita bisa berbahagia tanpa terganggu bayang-bayang masa lalu

Dan Ya Allah  Ya Wahhab...
Gantikanlah yang telah hilang
Tumbuhkanlah kembali yang telah patah
Walaupun tidak sama dengan dirinya
Ku yakin pilihanMu adalah yang terbaik buatku

Ya Allah Ya Tuhanku...
Pasrahkanlah aku dengan takdirMu
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan
Adalah yang terbaik buatku
Karena Engkau Maha Mengetahui
Segala yang terbaik buat hambaMu ini

Ya Allah...
Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku
Di dunia dan di akhirat
Dengarlah rintihan dari hambaMu yang dhaif ini

Ya Allah Ya Waliyy...
Jangan Engkau biarkan aku sendirian
Di dunia ini maupun di akhirat
Lindungilah aku dari kemaksiatan dan kemungkaran
Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang sholehah
Supaya aku dan dia dapat membina kesejahteraan hidup
Ke jalan yang Engkau ridhai.....
Baca Selanjutnya...

4 Juli 2010

Jagalah Kebahagianmu...

Sering sekali saya mendengar kata sukses atau sebuah kesuksesan, kadang-kadang hal ini sudah membuatku takut. Karena sepertinya makna dari kesuksesan dan sukses tadi sangat amat mendalam sehingga banyak orang takut bergerak ke jalan kesuksesan tadi. Sukses, bagi kebanyakan orang hanyalah impian saja atau hanya sebuah angan-angan dan hal itu jauh dari pikiran. Namun nanti dulu, saya berkata begitu bukan berarti tidak ada orang yang sukses. Sebagian orang memang ada yang hidupnya terus mendapatkan kesuksesan.

Kalau Saya sendiri, sering bertanya kepada hati saya sendiri, kapan ya saya bisa sukses seperti si fulan? kapan ya saya bisa sukses kuliahnya dan dapat IPK 3 seperti dia?. Saking pengennya saya ini sukses kadang-kadang muncul juga pertanyaan kenapa ya saya belum sukses? kapan aku yudisium? apakah ada yang kurang dengan  usahaku selama ini?. Pertanyaan inilah yang sering "menginfeksi" benakku.

Padahal, ternyata dalam suatu buku yang membahas tentang sukses, "Kamu Pasti Bisa Sukses" karya Judy Langelier dkk. yang baru saya download dan baca kemarin (download disini), Sukses itu bukanlah hal yang perlu kita takuti, sesuatu yang sangat besar dan sangat sulit untuk diraih. Kesuksesan itu ada di depan mata kita setiap detiknya. Hanya saja, kita sering disibukkan oleh berbagai hal yang terjadi di sekitar diri kita yang justru hal tadi menjauhkan kita dari “kesuksesan” tadi. Berbagai hal disekitar kita yang seringkali menghalangi kita untuk sukses adalah urusan-urusan yang seharusnya tidak begitu penting kita jadikan menjadikannya sebagai urusan penting. Hal itulah yang seringkali membuat kesuksesan kita yang di depan mata menjadi melayang entah kemana.

Kesuksesan menurut saya bukan hanya punya rumah sepuluh buah, tiap bulan mendapatkan 10 cek dengan nilai 6 sampai dengan 7 digit atau punya 10 mobil dalam garasi rumah kita. Kesuksesan sendiri jika menurut saya adalah saat kita dapat menemukan sebuah kedamaian dan kebahagian dan saat kita melakukan hal-hal yang kita cintai. Banyak orang menganggap si fulan sukses dikarenakan memiliki 10 rumah, 10 perusahaan dan 10 mobil tapi dibalik semua kekayaannya itu belum tentu terdapat kesuksesan didalamnya. Orang sukses tidak selalu orang kaya dan banyak uang. Karena banyak juga kita temui bagaimana orang yang punya 10 perusahaan dan 10 rumah serta 10 mobil, tidak pernah mendapatkan sebuah kedamaian dan kebahagiaan dalam hidupnya. Nah sekarang apakah kita masih takut untuk mengejar kesuksesan? Kesuksesan sebenarnya terletak saat hati kita bahagia karena sesuatu hal.

Jadi sebaiknya mulai sekarang kita kejar kebahagiaan hati kita masing-masing. Entah itu dapat penghasilan banyak, bertemu  belahan hati, menulis pikiran kita di blog kita, yang penting saat ini adalah kebahagiaan bisa kita jaga di hati kita. Didalam kebahagiaan tersimpan sejuta kesuksesan. Namun jika kita merasa tersiksa dengan apa yang kita lakukan, disana sulit sekali menggali kesuksesan.

Jagalah kebahagianmu...
Baca Selanjutnya...

1 Juni 2010

Menyedihkan Ketika Dunia Hanya Bisa Mengecam dan Mengutuk Israel

Apakah kita pernah merenung sesaat dan membayangkan tentang bagaimana kondisi palestina sekarang? 
Apakah kita pernah membayangkan seandainya korban-korban perang di Gaza, Palestina salah satunya atau mungkin seluruhnya adalah keluarga kita?
Apakah kita pernah meluangkan sedikit waktu kita untuk memikirkan saudara-saudara kita disana?
Apakah masih ada diantara kita yang masih peduli pada mereka, anak-anak, wanita dan orang tua korban kezaliman negara paling biadab itu?
Apakah hanya kutukan dan kecaman yang bisa kita berikan atas keganasan Israel?
Adalah Sesuatu yang mungkin, mungkin ada diantara yang kita tidak peduli atau mungkin masa bodoh tentang Palestina, mungkin ada yang berpikiran yang terpenting saat ini kita diberikan oleh Tuhan nikmat sehat dan seluruh keluarga kita juga sehat dan negara ini masih aman tidak ada perang seperti disana.

Jujur aku merasa sedih melihat diri ini yang masih tidak bisa berbuat apa-apa dan mungkin hanya bisa berdoa untuk mereka supaya konflik dan perang ini segera berakhir damai dan indah. Namun, tetap saja aku ingin menulis tentang perang biadab ini!. Setidaknya walau hanya untuk berbicara  melalui tulisan, yang menurut orang tanpa makna, tak berarti.

Berbicara tentang konflik Israel dan Palestina sebenarnya memang sudah sangat lama sekali dan terus berlangsung dan terus menerus entah kapan perang ini akan berakhir. Dan terakhir adalah yang dilakukan negara biadab israel adalah serangan terhadap enam kapal yang membawa bantuan internasional untuk warga Gaza dan menyebabkan puluhan relawan tewas, mereka juga menangkap 400 relawan yang ikut dalam rombongan itu. Mereka berdalih bahwa apa yang mereka lakukan adalah karena kapal tersebut membawa senjata dan menyerang mereka terlebih dahulu (???).  Alasan palsu dan klasik kembali diutarakan Israel untuk membenarkan tindakan brutalnya menembaki para relawan. Padahal tujuan perjalanan kapal ini adalah menembus pengepungan angkatan laut Israel demi mengantarkan bantuan kemanusiaan ke Gaza,  Palestina yang sudah hampir 4 tahun terakhir ini diembargo baik secara militer, politik, dan ekonomi oleh Israel, Amerika Serikat, Mesir dan lain-lain. Menurut aku dalam konteks dan alasan apapun, tindakan penyerangan Militer Israel ini tentunya adalah tindakan terkutuk!

Lalu apa yang dilakukan oleh dunia melihat serangan Israel ini? Hampir 99,99% semuanya mengutuk mengecam!!!, hampir semua negara dibelahan dunia mengecam dan mengutuk tentang serangan Israel ini.  Kecuali Amerika yang hanya menyesali tindakan Israel ini. (baca disini), Sungguh Memalukan! Negara sebesar Amerika hanya berkata menyesal.

Berikut adalah kecaman-kecaman dunia terhadap kekejaman Israel:
Itu hanya beberapa statement masih ada ribuan statement dunia internasional yang bertebaran di portal berita. Tapi, apakah yang didapat oleh dunia dengan adanya cara mengecam dan mengutuk serangan ini? Apakah Israel berhenti setelah mendengar bahwa seluruh dunia mengecam dan mengutuk apa yang Israel lakukan? Sama sekali tidak, tidak akan pernah!!,  Dan memang itulah fakta  yang terjadi dan buktinya sudah setengah abad lebih Israel terus-terusan membobardir berbagai tempat di Palestina. Mungkin karena Israel sudah tahu bahwa negara-negara didunia dari dahulu hingga sekarang hanya bisa mengutuk dan mengecam apa yang mereka lakukan dan Israel yakin PBB dan negara-negara di seluruh belahan dunia tidak berani melakukan langkah apapun untuk bisa menghentikan mereka.

Selain mengecam dan mengutuk serangan Israel ini PBB dan negara-negara yang mengutuk dan mengecam termasuk Indonesia, hanya mengadakan pertemuan khusus yang intinya bagaimana konflik ini bisa diselesaikan dengan damai. Tapi fakta yang terjadi hingga detik ini konflik masih saja terjadi dan ribuan korban meninggal dari anak-anak dan wanita tak berdosa menjadi korban konflik ini.

Aku pribadi berharap, tentunya kutuk dan pengecaman ini tidak hanya dibibir dan statemen politik semata, tapi harus dilanjutkan dengan tindakan politik, embargo ekonomi terhadap Israel atau bila perlu tindakan militer terhadap Israel yang jelas-jelas sudah melakukan kejahatan kemanusiaan sejak dulu dimana yang masih hangat dalam ingatan kita adalah serangan terhadap rakyat Palestina beberapa waktu silam!

Untuk PBB sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas perdamaian di seluruh dunia ini karena sudah mempunyai wewenang terbesar dan tertinggi dalam menciptakan perdamaian dibelahan dunia dan Liga Arab yang harusnya bisa mengayomi mengara-negara anggotanya tape kenyataannya, sebuah tanda tanya besar, menurutku sebuah kebodohan jika sebuah badan tertinggi dunia yang mempunyai wewenang penuh tersebut tidak bisa menyelesaikan konflik yang hanya dilakukan oleh dua negara yang menurutku termasuk negara kecil yaitu Israel dan Palestina. Tentunya aku menunggu langkah-langkah nyata yang akan dilakukan oleh PBB dan juga negara-negara diseluruh dunia yang  menyatakan mengecam dan mengutuk setiap tindakan-tindakan yang mengancam dan membunuh orang-orang tak berdosa termasuk anak-anak.

Save our Palestine!!
Baca Selanjutnya...