31 Desember 2009

Andai Ku Bisa Memiliki 6,7 T

Konon, untuk menyelamatkan Bank Century pemerintah menggelontorkan dana sebesar 6,7 Trilyun Rupiah.  Jumlah yang sangat besar bagi ukuran kita rakyat kecil bagiku ini angka yang sangat fantastis. Angka ini kalau ditulis, mudah-mudahan saya tidak salah : Rp 6.700.000.000.000, aku sudah pusing melhiat banyaknya angka nol, apalagi melihat uangnya dalam bentuk tunai, sungguh sulit membayangkannya.

Daripada pusing memikirkan kasus Century yang tak kunjung selesai apalagi sekarang diperkeruh oleh kehadiran buku “Membongkar Gurita Century” Karya Penulis tergila tahun 2009; George Junus Aditjondro  . aku memilih untuk berandai-andai dengan uang itu, andai aku memiliki uang sebanyak itu, untuk mengobati pusingku, ternyata jumlah itu memang sangat fantastis.

Berikut ini per”andai-andai“-anku apabila mempunyai uang sebesar 6,7 Trilyun:
  • Andai ku memilikimu, bisa aku bagikan kepada 200 juta penduduk Indonesia dan masing-masing akan mendapatkan 26.800, sehingga bisa sedikit mengobati pahitnya penderitaan rakyat akibat krisis global yang sedang melanda dunia.
  • Andai ku bisa memilikimu akan kubagikan rata pada 35 juta penduduk miskin @Rp.191.429 di republik ini hingga akhirnya mereka sedikit menjauhi jurang kemiskinan.
  • Andai kamu bisa menjadi milikku, akan kuberangkatan 191.429  orang jamaah Haji secara gratis tis, tanpa biaya sepeser pun, angka itu hampir setara dengan jumlah jammaah haji tahun ini jumlah jemaah haji Indonesia tahun 2009 yang terdaftar sejumlah 207.000 orang jemaah (Sumber:  Menkokesra) berarti angka diatas hampir mendekati (padahal asumsi yang dipakai embarkasi terjauh, Makassar) dengan kata lain uang Rp 6,7 Triliun tersebut hampir bisa mengratiskan orang naik haji untuk kurun waktu 1 musim haji, (Mungkin namanya jadi Haji Century kali yah? hehe)
  • Andai uang itu bisa menjadi milikku, aku akan membangun 6.700 buah masjid (asumsi 1 masjid = 1 Milyar) hingga akhirnya bumi pertiwi akan semakin islami dengan naungan panggilan ALLAH lewat adzan dan dakwah hingga akhirnya tak ada lagi ruang maksiat di bumi ini.
  • Andai kubisa memiliki uang sebanyak Century akan kubelanjakan engkau dengan 134.000 buah rumah sederhana, hingga akhirnya tak ada lagi orang menjadi tuna wisma di negeri sendiri.
  • Wahai 6,7 Triliyun, Andai aku adalah pemilikmu, akan ku biayai 530.453.577 siswa sekolah hingga akhirnya bangsa ini bisa  mengurangi jumlah rakyat yang masih buta huruf  karena tidak bisa membiayai sekolahnya.
  • Andai kau bisa menjadi milikku, aku akan menyekolahkan 670.000 mahasiwa hingga menjadi dokter, sehingga kualitas hidup rakyat kita bisa ditingkatkan dan pelayanan kesehatan bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat di seluruh nusantara. 
  • 6,7 Triliyun, Andai  aku memilikimu sekarang akan kubelanjakan dengan 957.000.000 kg beras dan bagi rata kepada rakyat miskin hingga akhirnya busung lapar tidak akan pernah lagi terjadi terhadap rakyat kita. 
  • Dengan 6,7 Triliyun, aku bisa naik becak sejauh sejauh  1340000000 km ( dengan asumsi tarif tarif di Jogja 8000/KM) Bisa untuk mudik Jogja - Banjarnegara 4466666.67 kali dengan naik becak... hehe
  • Uang 6,7 Triliyun andai kau milikku bisa kugunakan untuk membayar kosku (@200.000/bulan) selama 33.500.000 bulan, yang mungkin akan kuwariskan kepada cucuku sampai 10 generasi , yang mungkin akan kuliah di Jogja, seperti kakeknya, hehe
Fantastis Bukan?! Memang semua tidak sesederhana hitungan-hitungan seperti ini, pengambil kebijaksanaan Bailout Century punya alasan kuat yang menurut mereka sangat logis, namun dengan munculnya pertanyaan yang beken saat ini, Kemana saja uang Rp 6,7 Triliun tersebut mengalir??

Maka orang pinggiran seperti saya pun hanya bisa mencoba berandai-andai untuk meredakan pusingnya karena memikirkan skandal ini. Kapan ini semua akan berakhir??

Terlepas dari itu semua, semoga bangsa ini diselamatkan dari segala bencana dan keburukan dan segera disadarkan akan sikap dan kelakuannya.  Amin.
Baca Selanjutnya...

18 Desember 2009

Selamat Tahun Baru Hijriah 1 Muharram 1431 H

Jika berkata lembut dapat didengar mengapa harus berteriak,

Jika tersenyum dapat menyenangkan kenapa harus cemberut,

Jika saling memberi dapat mempererat persahatan kenapa harus ditolak,

Jika kebersamaan dapat membahagiakan kenapa harus diputus,

Jika kebaikan, kejujuran, kasih sayang, pengertian, kelembutan, kesabaran, disiplin, rajin, dan suka membantu disukai orang kenapa kita tidak melakukannya,

Jika kejelekan, kebohongan, kesombongan, kemarahan, egois dan jealous tidak disukai orang kenapa kita tidak tinggalkan.

Now, time to hijrah, time to change, time to divide without love karena Allah.

Selamat Tahun Baru 1 Muharram 1431 H.

Ya Allah, muliakanlah Saudaraku yang membaca ini. Bahagiakanlah keluarganya, wujudkanlah impiannya, berkahilah rezekinya, sehatkanlah jasmaninya, kuatkanlah imannya, tinggikan derajatnya, eratkan tali persaudarann kami, dan kabulkan do’anya. Dalam memasuki tahun baru, mohon maaf jika ada khilaf dan salah

Semoga Allah jadikan hari ini lebih baik daripada hari kemarin, dan tahun inijauh lebih baik dari tahun kemarin.

Semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan, kekuatan, kemudahan, rezeki, dan semangat ukhuwah Islamiah dilandasi niat suci, ikhlas, dalam pengabdian kepada bangsa, negara, dan agama Islam, serta dalam kasih sayang Allah SWT. Amin.
Baca Selanjutnya...

12 Desember 2009

Selamat Datang Di Republik Maling

Bangsa Indonesia adalah bagian dari Bangsa Timur dengan penuh keakraban, cinta kasih dan kedamaian serta berlandaskan rasa iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Apakah hal tersebut masih relevan dengan keadaan sekarang? Apakah bangsa ini masih mengakui adanya eksistensi kekuatan lain selain manusia (Tuhan)?

Bangsa timur dengan penuh keberadaban tampaknya sudah hilang dari bumi Indonesia. Yang ada di negeri dengan berjuta persona ini tinggallah keangkaramurkaan. Yang kuat dan berkuasa ingin langgeng dengan apa yang telah ia peroleh. Sedangkan yang miskin tetapnya menjadi miskin tanpa kekuatan yang pada akhirnya mati terbujur kaku.

Betapa tidak, disaat negeri ini dilanda krisis kepemimpinan, rakyat dipaksa antri minyak tanah, kekeringan, kelaparan, dan banyak sekolah roboh, pejabat Indonesia dengan sikap bak kesatria menohok hati rakyat. Presiden dan menteri ingin naik gaji. Konon sudah lima tahun gaji menteri tidak naik.

Di sisi lain, masyarakat harus “bertamasya” hingga ke puncak gunung untuk mendapatkan air bersih. Air bersih di sumur-sumur desa sudah mengering sejak empat bulan lalu. Seluruh anggota keluarganya juga turut serta mencari air untuk kebutuah sehari-hari. Rombongan keluarga anggota dewan bersenang-senang dan berbelanja dengan anggaran dan uang rakyat untuk menambah koleksi.

Lebih lanjut, anggota DPR komisi III melakukan acrobat politik. Mereka memanggal Kapolri guna menguak kasus cicak vs buaya. Namun, ternyata apa yang dilakukan komisi III kontra produktif dengan harapan masyarakat.

Desakan masyarakat untuk mencopot Kapolri dan Jaksa Agung pun semakin menguat. Hal ini karena, kedua pimpinan tersebut tidak mampu menjadikan lembaganya sebagai kekuatan melawan korupsi dan koruptor, malah banyak diantaranya terlibat. Namun, pemimpin bangsa besar ini kehilangan keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menegakkan kedaulatan sebagai bangsa dan negara.

Betapa tidak, di tengah semakin banyaknya tenaga kerja Indonesia (TKI) disiksa hingga meninggal dunia, duta olah raga dihajar empat polisi hingga babak belur, perjanjian pertahanan dan keamanan yang merugikan, ia hanya dapat tersenyum tanpa mampu berbuat banyak.

Elit pemerintah Indonesia sepertinya tidak mempedulikan nasib sekitar 2,7 juta tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri pada akhir tahun 2006 dan diperkirakan mencapai 3,4 miliar dolar AS atau setara Rp. 30,6 trilyun devisa yang telah disumbangkan kepada negara. Jumlah ini masih kalah jauh dibandingkan dengan sumbangan 8 juta buruh migran Filipina bagi negaranya yang berkisar 14 miliar dolar AS-21 miliar dolar AS pertahun (Kompas, 9/6/2007).

Belum lagi dengan jumlah TKI yang disiksa dan meninggal dunia untuk membela banga dan negara di luar negeri. Pada Maret 2007 saja, departemen luar negeri (Deplu) mencatat ada 10 kasus penganiayaan dan pemerkosaan terhadap TKI. Baru-baru ini Muntik bin Bani, Vanita dan Murungan, meregang nyawa oleh majikannya.

Bangsa ini sudah tidak mempunyai kedaulatan lagi. Yang ada hanyalah kekuasaan dalam negeri yang garang terhadap rakyatnya sendiri dan loyo menghadapi luar negeri. Rakyat dibiarkan mati kelaparan dan busung lapar sebagaimana terjadi di nusa tenggara timur (NTT) baru-baru ini. Sedangkan pemimpin sebagai panutan mereka pesta pora dengan kenaikan gaji dan tunjangan diluar batas kewajaran.

Pemimpin bangsa ini juga telah melupakan eksistensi Tuhan. Ia tidak lagi mempercayai Tuhan sebagai kekuatan di luar manusia. Pemerintah sepertinya melupakan anugerah yang telah diberikan kepada Tuhan kepada manusia.

Seperti, hutan yang sengaja dibakar atau ditebang secara liar. Pembalakan hutan yang sering mengakibatkan bencana seperti banjir, tanah longsor dan kekeringan adalah salah satu bukti bahwa pemerintah sudah melupakan Tuhan.

Pemerintah dengan enaknya mengeluarkan surat untuk merusak hutan dengan alasan pengelolaan hutan. Pemerintah juga dengan tanpa berdosa memperbolehkan seseorang untuk membabat hutan hingga 2 hektar, sebagaimana di Riau.

Tuhan pun menjadi tidak ada di negeri ini. Yang ada penuhanan terhadap kekuasaan, kekayaan dan jabatan. Pemegang kekuasaan merasa dirinyalah yang paling berjasa di negeri ini. Maka, ia dengan bangga mengajukan kenaikan gaji dan tunjangan di tengah penderitaan dan kelaparan masyarakat Indonesia.

Pemerintah juga bangga telah memperoleh devisa negara yang tinggi dan berlebih dari jerih payah dan keringat TKI di luar negeri, tanpa memperhatikan hak-haknya sebagai manusia merdeka dan makhluk Tuhan. Pemerintah juga tidak peduli dengan kehidupan masyarakat Indonesia di tengah himpitan bencana alam. Ia lebih peduli dengan kedudukan dan kekuasaan yang telah diperoleh.

Mungkin benar apa yang pernah aku baca di Kaskus, Kita seharusnya instropeksi diri ketika orang Indonesia rame-rame menuduh Malaysia sebagai bangsa maling. Menjulukinya sebagai “Malingsia,” dan “Maling Asia.” Karena negara tersebut dianggap telah mengklaim beberapa seni budaya asal Indonesia, seperti kerajinan tangan, tari-tarian, lagu, dan sejenisnya sebagai seni budaya Malaysia. Tetapi apakah Indonesia sendiri bukan bangsa maling? Jawabnya Indonesia juga bangsa maling, kok! Jadi, maling teriak maling, nih!?
 
Pendek kata di negeri ini yang ada adalah sifat individualisme yang tinggi. Pejabat sudah terbuai oleh kekuasaan dan kekayaannya. Sedangkan rakyat terus saja menahan derita yang tak kunjung berakhir.

Patutlah negeri ini disebut sebagai republik maling. Artinya, tatanan ketatanegaraan timpang. Pejabat yang serakah dan tidak dapat nrimo dengan apa yang telah mereka peroleh. Rakyat hidup menderita dan hanya dijadikan modal sosial untuk mendapatkan dana asing.

Bak maling, yang merampas kekayaan orang lain tanpa memperdulikan apakah orang tersebut dapat makan atau mempertahankan hidupnya kelak. Yang ada dibenak para pejabat pemerintahan adalah bagaimana saat ini dapat mengeruk kekayaan sebanyak-banyaknya.

Lebih dari itu, bagaimana dapat mempertahankan kekuasaan hingga akhir hayat. Hal ini dikarenakan, kekuasaan adalah sumber kekayaan, prestisi (pengakuan dan penghormatan) masyarakat dan menaikkan derajat martabat keluarga. Selamat Datang Di Republik Maling.

( Alangkah malunya bila Indonesia sebagai bangsa yang mayoritas beragama Islam dan merupakan negara muslim terbesar di dunia tetapi angka korupsinya juga tertinggi di dunia )
Baca Selanjutnya...

7 Desember 2009

"Kiamat" Ada Di Tangan Kita

Bumi kita ini tidak akan bertahan selamanya, sedangkan kita bergantung pada bumi untuk bertahan hidup. Kita akan binasa semuanya apabila bumi hancur oleh berbagai sebab. Kedengarannya menakutkan sekali, tetapi kita perlu menyadari bahwa sumber daya bumi terbatas. Penggunaan sumber daya bumi secara serampangan seperti sekarang ini, bisa menyebabkan kehidupan manusia berakhir dalam kehancuran.

Para ilmuwan berspekulasi mengenai perubahan-perubahan komposisi bumi, apakah itu tentang pemanasan global atau sumber daya mineral yang sudah mulai merosot.  Bahkan sampai ada isu kiamat akan segera datang karena kerusakan bumi. Marilah kita mengamati bagaimana kita secara perlahan namun pasti menuju kepada kehancuran yang dibuat oleh tangan kita sendiri.

Jadi bagaimanakah masa depan kita dan bumi yang kita diami ini? Berikut ini fakta-faktanya:

1. Pemanasan global adalah satu peristiwa yang tak bisa dielakkan yang mempengaruhi kondisi iklim di bumi. Badai yang menghancurkan, gelombang air pasang, tsunami dan kelaparan akibat kekeringan akan terus berlanjut meskipun usaha-usaha untuk mengendalikan polusi dan kerusakan lingkungan telah dilakukan. Bumi berusaha untuk terus eksis dengan melakukan perbaikan alami, tetapi kita manusia akan menerima akibatnya dikarenakan proses perbaikan itu sangat dahsyat dan tidak terkendali.

2. Peningkatan kecil rotasi bumi diakibatkan ketidakseimbangan isi kandungan perut bumi yang terkuras, bisa mempengaruhi kita dengan berbagai cara. Banjir dahsyat yang menenggelamkan segalanya, atau gletser-gletser yang menghilang selamanya. Itu bisa berarti kekurangan air, pangan dan merajalelanya penyakit serta meluasnya kelaparan. Beberapa spesies hewan dan tanaman menjadi punah.

3. Terjadinya perubahan pola peruntukan tanah, di mana sekarang lebih banyak orang-orang hidup di kota-kota besar dibanding dengan di daerah pedesaan. Kota-kota penuh sesak sehingga harus memperluas areal untuk perumahan ke wilayah pedesaan dengan mengorbankan tanah pertanian. Kota besar yang kumuh dan kotor mengganggu kesehatan manusia dan menimbulkan bibit-bibit penyakit baru.

4. Produksi minyak mengalami peningkatan tahun 2008 dan 2018 akan mencapai puncaknya, dan itu berarti awal dari penurunan. Ini bisa menjadi pencetus suatu resesi energi global, konflik antar negara yang memperebutkan lahan minyak dan juga sumber makanan. Minyak sangat penting bagi setiap bangsa untuk melanjutkan aktivitas produksinya, termasuk pertanian dan peternakan. Kedepannya, menipisnya kandungan minyak di bumi bisa mempengaruhi hidup seluruh manusia di bumi secara signifikan.

5. Mobil mempunyai andil sebesar 3/4 dari semua gas buang yang dipancarkan alat transportasi. Sejak saat ini, dunia akan dipenuhi lebih dari satu milyar mobil yang berkeliaran di jalan-jalan di tahun 2030 dan akan bertambah hingga satu milyar lagi di tahun 2050. Hal berhubungan dengan 75% peningkatan CO2 selama setahun di atmosfer berasal dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi, gas bumi dan batu bara), sedangkan sekitar 20% CO2 yang memasuki atmosfer bumi berasal dari pembakaran BBM pada mesin-mesin kendaraan bermotor, selebihnya 80% emisi CO2 bersumber dari pembakaran bahan bakar fosil oleh mesin pembangkit tenaga listrik.

6. Karena peningkatan suhu udara akibat meningkanya kadar CO2, maka sedikit uap air bertahan di udara untuk membentuk awan. Hal ini berarti hujan akan menjadi lebih sedikit, dan secara langsung berakibat hasil produksi pertanian juga menurun. Akan terjadi di sekitar tahun 2020 di mana terjadi suatu periode yang sulit dan air bah tiba-tiba meningkat di semua bagian dari benua Eropa, karena mencairnya es di Kutub Utara. Sedangkan populasi penduduk bumi akan mencapai 7,7 milyar orang.

7. Sejak Hari Bumi yang pertama tahun 1970 hingga awal millennium baru, manusia telah membuat peningkatan emisi (gas buang) rumah kaca sebesar 70%.

8. Atmosfer bumi sekarang mengandung 40% lebih banyak CO2 dibandingkan dengan di awal Revolusi Industri.

9. Hasil pembakaran bahan bakar fosil dewasa ini menambah hampir 6 milyar ton CO2 ke dalam atmosfer bumi setiap tahunnya. Hanya separuhnya yang diserap oleh hutan-hutan dan samudera.

10. Hutan hujan pernah meliputi 14% dari permukaan bumi. Sekarang hanya tersisa sekitar 6% dan menurut perkiraan para ahli hutan hujan yang tersisa itu akan habis dikonsumsi kurang dari 40 tahun. 1 sampai 1,5 hektar hutan hujan lenyap setiap 1 detik sebagai konsekuensi tragis pembangunan di negara-negara industri dan berkembang.

11.Hampir separuh dari semua jenis flora, fauna dan mikro organisme akan musnah atau pasti terancam kepunahan dalam seperempat abad ke depan disebabkan oleh penebangan hutan-hutan hujan.

12. Perkiraan para ahli bahwa kita sedang kehilangan 137 jenis tanaman, hewan dan serangga setiap harinya karena penebangan hutan-hutan hujan. Atau sama dengan 50.000 jenis setiap tahunnya. Seiring dengan lenyapnya spesies-spesies di hutan hujan, demikian juga dengan berbagai macam pengobatan penyakit-penyakit yang mengancam hidup manusia. Sekarang ini, 121 obat-obatan yang dijual ke seluruh dunia berasal dari tanaman obat-obatan. Sementara itu 25% dari perusahaan obat-obatan di Barat mengambil bahan dari ramuan tanaman dari hutan hujan, dan lebih sedikit 1% dari pohon-pohon dan tanaman-tanaman tropis ini telah diuji coba oleh para ilmuwan.

13. Penebangan hutan yang merajalela sekarang ini menyumbang 20% polusi pemanasan global diakibatkan oleh terhambatnya penyerapan kembali CO2.

14. Wabah penyakit terus bertambah baik ragam maupun jumlahnya karena polusi udara, air dan tanah meningkat, terutama sekali terjadi di negara-negara dengan pendapatan rendah. Munculnya berbagai virus (baru) seperti virus flu burung dan virus flu babi  yang menyerang manusia belakangan ini juga tak lain dan tak bukan berasal dari kerusakan lingkungan akibat dari "tangan kotor" manusia sendiri.

15. Di tahun 2030 sekitar 18% dari gugusan karang laut akan lenyap karena perubahan iklim dan lingkungan. Dalam 2030 ini populasi penduduk dunia akan mencapai 8,3 milyar.

16. Tahun 2040 laut di Kutub Utara akan mengalami musim panas yang pertama tanpa es.

17. Karena menghilangnya gletser dan terjadi musim kering yang panjang, produksi listrik dari pembangkit listrik tenaga air akan berkurang.

18. Luas padang pasir di permukaan bumi mengalami peningkatan disebabkan menaiknya suhu bumi. Pada akhir tahun 2007, Australia kehilangan 25% produksi pangannya karena hal ini.

19. Kadar karbon monoksida (CO) di atmosfer bumi terus meningkat.

20. Efek berbahaya dari aktivitas manusia dapat mempengaruhi sistem global dengan cara yang negatif. Perang, sebagai contoh, dapat menghancurkan bumi dalam berbagai jalan; pembunuhan massal, berkembangnya kelaparan dan penyakit, pembakaran bahan bakar fosil secara besar-besaran oleh mesin-mesin perang, termasuk juga pembabatan hutan dan pengambilan batu-batuan dan tanah untuk perbaikan kembali infrastruktur yang rusak.

Sungguh masih sangat panjang kalau disebutkan satu-satu kebutuhan dan aktivitas manusia yang justru merusak lingkungan hidupnya sendiri.


Sebuah pertanyaan untuk kita semua; apakah upaya kita untuk ikut membantu kelestarian alam sekarang ini bisa memberi dampak yang berarti dan signifikan, ataukah secara ironi aktivitas kita lainnya malah mempercepat kerusakan dan kehancuran bumi alias "mempercepat kiamat"?

Janganlah serakah. Batasi kebutuhan badaniah kita. Sering-seringlah berbagi. Berderma agar pemenuhan kebutuhan manusia itu menjadi merata. Jangan bermegah-megahan dalam setiap urusan. Cintailah lingkungan tempat kita tinggal. Jangan mengekploitasi sumber alam dengan membabi-buta. Jangan membuang limbah tak diolah ke alam bebas. Jangan membuang sampah ke sungai atau laut.

Terlalu banyak larangan yang seharusnya menjadi kesadaran setiap manusia yang tinggal di planet bumi ini. Baik laki-laki maupun perempuan. Baik anak-anak maupun orang dewasa. Pendidikan kesadaran lingkungan hidup harus dilaksanakan. Bentuklah generasi yang lebih mencintai dan menjaga kehidupan ekologi bumi. Ini mungkin sebuah kerja besar. Tetapi lebih baik dari pada mempercepat kerusakan dan mengundang kiamat mendatangi planet bumi ini.


Cintailah Lingkungan, Jangan Mempercepat Kiamat!!!

Dari Berbagai Sumber
Baca Selanjutnya...