23 Agustus 2012

Yang Penting Isinya Bukan Tempatnya

Pernahkah kamu menghadiri sebuah pesta? Iya, pesta apapun itu, setiap orang pasti pernah datang menghadiri sebuah pesta. Adalah sebuah keharusan di sebuah pesta kita akan disuguhi berbagai macam makanan dan minuman. Eits.. stop disini daripada nanti disindir tentang kapan pesta pernikahanku, mending stop disini dulu ya, lagian ane mau bahas makanan dan minumannya yang ada di pesta-pesta yang sebelumnya pernah kamu hadiri aja kok.

Di pesta yang megah itu kamu pasti disuguhi berbagai makanan dan minuman kan? Bohong banget kalau bilang ngga? haha.. Semua disuguhkan dalam piring dan cangkir yang istimewa dan mewah serta jauh dari kesan sederhana. Semua itu sudah wajar dilakukan, masa iya di sebuah pesta mau pake piring dari tanah liat.  Kalau pun ada diantara suguhan itu ada yang menggunakan piring tanah liat, ane yakin ente semua pasti ngga bakal mau ngambil.  haha

Gimana kalau kondisi itu kita balik, misalnya di sebuah warteg atau angkringan yang menyuguhkan menu makanan dan  minuman yang sama persis dengan apa yang kau nikmati di pesta itu walau mungkin piring atau cangkir yang digunakan di warteg ini beda kelas jauh dengan yang digunakan di pesta itu bahkan hanya dengan bungkus selembar daun pisang; jau lebih sederhana dari sebuah piring tanag liat yang ada di pesta tadi. Apa yang kamu rasakan? Apakah kau masih merasakan kelezatan makanan itu? Bagaimana rasanya bila dibandingkan dengan makanan atau minuman yang terdapat di pesta yang disuguhkan menggunakan piring dan cangkir mewah? Sama kan? Ngga beda jauh bukan? Kalaupun beda itu hanya masalah persepsi bukan dari sebuah cita rasa. 

Nah, pengalaman ini terjadi pada diri ane sendiri tempo hari, saat menghadiri sebuah pesta lebih tepatnya disebut syukuran, disana menyuguhkan minuman yang nikmat dengan bungkusan cangkir mewah, namun karena ane dateng telat dan sepertinya di sebuah stand yang ane datangin, kehabisan cangkir, akhirnya mengeluarkan cangkir cadangan, cangkir plastik. Banyak yang minder tidak jadi mengambil menu makanan yang disuguhkan disana. Bagiku, well.. gak masalah buat ane, toh ini hanyalah cangkir tempat sementara sebelum masuk ke tempat selamanya, perut, toh rasanya juga sama saja. Semua sama saja, ambil aja logika meski minuman itu dijual di warteg atau di resto mewah, kalau memang resepnya sama ya sama saja rasanya. 


Jika ente perhatikan, semua piring atau cangkir yang terlihat mahal dan bagus  pasti kamu ambil duluan ketimbang yang lain. Menyisakan piring atau cangkir biasa yang murahan. Adalah normal bagi kita untuk menginginkan yang terbaik bagi diri kalian. Dan itulah sumber persoalan dan pikiran kita. Padahal, apa yang kita inginkan sebenarnya minuman, kopi misalnya bukan cangkirnya. Namun dengan sadar, kita lebih memilih cangkir yang bagus dan menutup mata terhadap cangkir yang jelek.

Coba ibaratkan hidup adalah kopi dan pekerjaan, uang, serta kedudukan adalah cangkir. Mereka hanyalah alat untuk menampung hidup. Dan itu tidak mengubah kualitas hidup itu sendiri. Terkadang, dengan memusatkan pikiran pada hanya satu cangkir, kita jadi gagal untuk menikmati kopi yang telah Tuhan anugrahkan pada kita. Oleh karena itu, jangan sampai cangkir membutakanmu, namun nikmatilah kopi yang ada di dalam cangkir tersebut. 

yang isinya bukan tempatnya
yang penting kopinya bukan cangkirnya
nikmati kopinya bukan cangkirnya...