23 Agustus 2012

Negara Absurd

Belum genap satu minggu tepatnya pada tangal 17 Agustus 2012 lalu kita merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Kemerdekaan bangsa kita ini direbut melalui perjuangan yang amat panjang, yang berpuncak pada peristiwa Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Ya, melalui sebuah perjuangan panjang, pengorbanan yang luar biasa, tak terhitung sudah jumlah pahlawan yang gugur dalam mengusir penjajah dari bumi pertiwi ini. 

Adalah sebuah fakta yang tak bisa kita pungkiri, pahlawan yang gugur dalam merebut kemerdekaan ini bukan hanya dari satu daerah saja, tetapi satu nusantara terlibat dalam perjuangan tersebut. Perjuangan kemerdekaan kita adalah perjuangan seluruh rakyat Indonesia. Pejuang-pejuang yang gugur berasal dari berbagai elemen bangsa Indonesia dari berbagai suku, berbagai daerah, berbagai ras dan berbagai agama telah memberikan pengorbanan tertinggi, yaitu jiwa dan raga mereka kepada bangsa dan negara Indonesia,  mereka bersatu untuk meraih dan mempertahankan kemerdekaan. Mereka semua berkorban harta, jiwa dan raga mereka untuk kemerdekaan yang kita nikmati sekarang.

Sebut saja pahlawan kemerdekaan mulai dari Aceh dengan Tuanku Imam Bonjol, Cut Nyak Die. Di tanah Padang ada HAMKA. Di Jawa dengan RA Kartini, Ignatius Slamet Riyadi dan Daan Mogot. Di Bali ada I Gusti Ngurah Rai. Di pulau Sulawesi ada Robert Wolter Monginsidi dan John Lie. Nama-nama ini adalah sedikit dari banyak contoh beberapa anak-anak Indonesia yang majemuk dan kebetulan berasal dari berbagai golongan. Ada yang beragama Islam, Hindu, Katolik, Protestan, ada yang keturunan Arab dan  Tionghoa. Dari sedikit deretan nama pahlawan ini, kita bisa menyimpulkan bahwa kemerdekaan Indonesia ini direbut dan dipertahankan oleh seluruh rakyat, tak peduli tua muda, laki-laki perempuan, pribumi keturunan dan tak peduli apapun agamanya, semuanya berjuang.

Ada baiknya kita mengambil pelajaran dari semangat perjuangan yang tak kenal golongan, ras maupun kasta.  Bangsa kita adalah bangsa dimana Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika dijunjung tinggi. Bhineka Tunggal Ika, mempuanyai arti bahwa walau kita berbeda-beda, kita masih satu bangsa, bangsa Indonesia. Anak bangsa yang berasal dari berbagai suku, kelompok etnis dan agama, yang semuanya memberikan yang terbaik kepada bangsa dan negara. Dan semuanya telah ikut serta dalam merebut kemerdekaan Indonesia. Mereka telah membayar saham yang sangat mahal untuk mendirikan Republik ini dengan darah, keringat dan air mata perjuangan mereka. Dengan mengambil pelajaran dari ini, sudah seharusnya kita bersikap lebih dewasa lagi di masa depan kita, bahwa semua rakyat Indonesia tak peduli dari golongan manapun, ia mempunyai kewajiban dan  hak yang sama dalam mengabdikan dirinya terhadap negara. 

Namun lihatlah kondisi sekarang, lihatlah Pemilihan Gubernur sebuah propinsi di negeri ini. Betapa absurdnya negeri ini dalam memandang suatu peristiwa dimana banyak terjadi sabotase penolakan terhadap salah satu calon gubernu dikarenakan ia berasal dari golongan/etnis tertentu. Begitu egoisnya mereka dalam mengemukakan pendapatnya. Bukannya berjalan dalam jiwa kebersamaan, kekeluargaan dan persatuan namun justru mempermasalahkan salah satu kondidat yang berasal dari golongan tertentu. Sangatlah egois diri kita, bila kita sampai melarang mencekal seseorang dari golongan manapun dia berasal, yang ingin mengabdikan hidupnya untuk negara karena masalah yang absurd. Padahal sudah jelas-jelas negara ini  memperoleh kemerdekaannya juga dari kalangan minoritas yang ikut berjuang melawan penjajah. Selain itu negara ini juga menjunjung tinggi asas Bhineka Tunggal Ika. Alangkah baiknya kita menurunkan emosi dan meletakan ego kita dalam menyelesaikan ini semua. Berprasangka baiklah pada semua orang. Semua anak bangsa punya kesempatan yang sama dalam mengabdi tak terkecuali sebagai pemimpin bagi yang lainnya.

  Ahh..  ternyata negara ini adalah negara yang absurd.