1 Februari 2012

Kenapa Kau Beri Janji Palsu Padaku?

Ini kisahku, kisah tentang aparat kita, tentang janji aparat kita.. Apapun yang akan saya ceritakan disini semuanya hanya untuk sharing pengalaman, tak ada maksud untuk merendahkan nama oknum polisi di negeri ini... 

Pagi itu, mendung tapi tak menyurutkan niatku untuk memperpanjang SIM, sebenarnya niatku yang besar ini diakibatkan tilang sehari sebelumnya, bawa motor dengan SIM yang sudah expired. :p

Jujur, awalnya bingung, karena tidak tahu apa syarat-syaratnya, harus bayar berapa, dan tempatnya dimana (untuk alasan ketiga, mohon dimaklumi karena kantor Polres di kota kecil ini memang sudah jauh berubah dari 5 tahun yang lalu saat saya pertama kali nggawe SIM). Oleh karena itu, ketika sampai di Polres, saya putuskan untuk ke pusat Informasi terlebih dahulu.

Di sana awalnya saya bertanya dimana lokasi tempat perpanjangan SIM, dan dengan menyakinkan Polisi yang lagi berjaga disana menjawabnya disini tempatnya. Heran, bukannya ini tempat informasi ya? saya tanya kembali untuk menyakinkan tetapi malah dijawab dengan nada menggertak: "Iya disini tempatnya! mana syarat-syaratnya!?!" Mengenai syarat perpanjangan SIM, dan ternyata syarat yang kubawa dari rumah (Fotocopy KTP dan SIM lama) masih kurang dimana saya belum melakukan test kesehatan. Dan karena  malas ke dokter, jadi saya bertanya: "apakah masih bisa bila tanpa kartu keterangan sehat dokter??  dan kembali dijawab, "sudah bayarnya tambah saja 50ribu! Jadi 250 ribu totalnya" (biaya perpanjangan SIM 200rb) | Lho, bayarnya disini pak? bukannya dulu di Bank ya? .... (*berusaha menolak*) | Udah sini mana duitnya! (*dengan nada arogan*). Dan mau gak mau karena saya selalu badmood menghadapi polisi model begini dan akhirnya kuserahin aja uangnya dan kemudian diantar ke suatu bagian di dalam gedung Polres untuk menemui orang entah itu siapa yang kemudian mengeluarkan berkas-berkas dan polisi inilah yang menuliskannya segalanya di berkas itu dari nama sampai berat badanku, dan disela-sela pintu, saya melihat diluar ruangan itu dari sela-sela pintu, didalam hati saya bergumam, Oh shit, ternyata ini tempatnya pendaftarannya, lalu kenapa saya dibawa kesini? Saya terjebak didalam jeratan mafia calo!!  

Karena sudah terlanjur terjerat dan sudah terlanjur memberikan uangnya, saya putuskan untuk mengikuti saja prosedurnya calo ini, itung-itung buat pengalaman nantinya. Setelah selesai mengisi berkasnya, saya diantar menuju ruang sidik jari. sayasemakin merasa berbeda disini, disaat yang lain antri bayar antri ambil formulir dan ngisi formulir, saya semuanya beres bahkan dituliskan sampai segala dan tinggal menuju ruang sidik jari, foto (dari semua prosedur tadi kecuali di ruang foto diantar) dan akhirnya SIM C baru pun telah jadi.

Plong juga rasanya namun ada satu hal yang membuatku miris, di saat antri di ruang foto, saya melihat poster besar, bertuliskan, "KAMI BERJIHAD MELAWAN KKN" dan sebenernya masih banyak tulisan-tulisan serupa di dalam gedung ini yang berniat menyakinkan masyarakat bahwa sudah tidak adalagi KKN, pungli dan calo di tubuh Polri. Di detik saya selesai membaca tulisan-tulisan itu, saya langsung bergumam ah itu semua bullshit, abal-abal, pepesan kosong, atau apalah itu, nyatanya saya masih jadi korban, walau mungkin bayarnya sama dengan prosedur biasa, tetapi uangku yang harusnya masuk ke kas Polisi tadi sudah saya pastikan masuk ke kantong oknum polisi yang mengurusi pembuatan SIMku tadi. Mengenai syarat surat keterangan dokter-ku yang tidak ada, ternyata masih bisa ditebus dengan uang tambahan. Bukankah itu pungli?? Melegalkan kesalahan demi uang? 

Pengalamanku ini, semoga menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa Polisi tidak selamanya yang kita harapkan, seperti oknum polisi yang ada di Posko Informasi tadi, yang harusnya menunjukan tempat dimana tempat pembuatan SIM, malah terkesan menawarkan diri untuk jadi calo dan dengan bersikap arogan. Kejadian ini menjadikanku semakin badmood apabila ketemu polisi, citra polisi yang sudah terlanjur jelek di mataku menjadi semakin kelam, Poster di sepanjang lorong gedung bahwa Polisi berjanji melayani masyarakat, tapi nyatanya? Itu semua tak lebih sekedar janji palsu.