27 November 2009

Hidupmu Pilihanmu

Hidup adalah pilihan dimana kita harus mengambil jalan ‘itu’ atau jalan ‘ini’. Pilihan yang kita ambil sangat berpengaruh, tapi kita juga bisa melawan pengaruh tersebut. Bagi kita yang masih muda coba pikir ke depan apa yang akan kalian pilih, dan yang sudah memilih coba gali kembali kenangan dimana kalian harus memilih.

Contohlah jika kalian harus mengambil mata kuliah ‘ini’ atau lebih tepatnya ‘dipilihkan’ padahal kita kurang suka dengan mata pelajaran tersebut di perguruan tinggi. Alhasil, yang ada hanyalah menjadi hambatan bagi kita dan juga membuat saat saat kuliah menjadi sangat yang panjang dalam hidup. Ditambah dengan mereka membuat kita tidak berdaya melawan argumen mereka dan yah, mereka juga yang membiayayai kuliah ini, makin tak berdayalah kita. ‘Wujud asli’ kita misalkan adalah penggemar musik keras dan sangat suka menggambar graffiti di sepanjang jalan dan juga di kanvas atau bahkan seorang  calon farmasis yang justru lebih dekat dengan dunia cyber / komputer ketimbang dunia obatnya seperti  aku ini. Alangkah baiknya memang jika hobi dan perkerjaan menjadi satu dan dapat menghidupi kita. Tapi dengan argumen argumen mereka membuat kita down dan meragukan apa yang kita lakukan. “mau jadi apa kamu?” akan dilontarkan dan ketika kita menjawabnya maka akan terlontar lagi “kenapa memilih ini?” singkatnya karena kita menyukai, menguasai, dan dapat mempertanggungjawabkan yang kita lakukan. Lebih singkatnya, jika satu ditambah satu sama dengan dua, kenapa ditanyakan lagi?

Beda dengan mereka yang harus mengambilnnya atau mereka kalah dalam hidup. Itu disebabkan oleh ketidakberanian mereka untuk mempunyai mimpi yang tinggi dan keyakinan akan mimpi itu. Selain hal itu argumen argumen mereka ternyata cukup menjatuhkan. Mereka yang merasa memiliki kita berasa di atas angin dan menganggap hal hal yang selain hal ia lakukan hal bodoh, padahal tidak selamannya begitu, bukan?

Mengkuti apa yang mereka lakukan tidak buruk dengan tawaran tawaran yang menggiurkan di dalamnya. Tapi seiring dengan mengikuti apa yang mereka lakukan, terbentuklah juga pikiran yang membuat kita berpikir untuk tidak mengambil jalan apa yang kita yakini sekarang.

Apa yang terjadi jika pilihan itu adalah sesuatu yang harus atau dipaksakan oleh mereka? Pikir baik-baiklah pilihan itu, mungkin manis pada awal tapi pahit pada akhir.atau sebaliknya. Apakah kita tulus menerimanya atau kita harus menolaknya. Jangan asal memilih karena pada akhirnya hanya akan menyengsarakan kita. Pada akhirnya keputusan itu ada pada tangan kita sendiri.