2 Juli 2009

Abstraks PKM 2009 Minyak Goreng Anti Kanker By Faik

Makanan yang mengalami proses penggorengan tidak hanya berefek meningkatkan kadar kolesterol darah serta menyebabkan kenaikan risiko terjadinya stroke dan penyakit jantung koroner. Dari hasil penelitian ternyata makanan yang mengalami proses penggorengan menghasilkan senyawa pemicu kanker (karsinogen). Eden Tareke dkk., memaparkan hasil penelitiannya yang berjudul “Analysis of Acrylamide, a Carsinogen Formed In Heated Foodstuffs” bahwa makanan yang mengalami penggorengan, dapat merangsang pembentukan senyawa pemicu kanker bernama Akrilamida.

Selain mengandung Akrilamida, minyak goreng juga mengandung lemak yang harus diperhatikan pula. Berdasarkan analisa, minyak yang beredar di masyarakat lebih banyak mengandung minyak jenuh daripada minyak tidak jenuh. Maka minyak goreng tersebut tidak baik bagi kesehatan apabila dikonsumsi karena kandugan minyak jenuh yang lebih banyak dapat menyebabkan berbagai macam penyakit seperti kanker. Berdasarkan analisa, minyak goreng yang beredar di masyarakat, minyak goreng sayur, lebih banyak mengandung minyak jenuh daripada minyak tak jenuh.

Dari hal tersebut maka diperlukan sebuah inovasi
pada minyak goreng, sehingga masyarakat, khususnya penderita kanker tidak perlu khawatir lagi dalam mengkonsumsi makanan yang mengalami proses penggorengan. Inovasi tersebut berupa minyak goreng alami dari kombinasi minyak kelapa jenis Virgin Coconut Oil dan Pandanus Conoidus Lam . Dimana minyak kelapa adalah minyak goreng yang aman dikonsumsi, sedangkan minyak dari buah merah yang sudah digunakan secara tradisi telah digunakan sebagai minyak goreng oleh suku pedalaman Papua dan mempunyai kandungan senyawa yang unggul dan berkhasiat sebagai anti kanker. Tidak menutup kemungkinan minyak dari kombinasi tersebut dapat berkhasiat sebagai antivirus dan antibiotik dikarenakan dari kombinasi tersebut mengandung senyawa-senyawa unggul.

Virgin Coconut Oil atau VCO adalah minyak yang dihasilkan dari buah kelapa segar. Berbeda dengan minyak kelapa biasa, VCO dihasilkan tidak melalui penambahan bahan kimia atau pun proses yang melibatkan panas yang tinggi. Keuntungan proses ini adalah minyak yang diperoleh dapat tahan sampai 2 tahun tanpa menjadi tengik. Selain warna dan rasa yang berbeda, VCO mempunyai asam lemak yang tidak terhidrogenasi seperti pads minyak kelapa biasa. VCO menjadi populer karena manfaatnya untuk kesehatan tubuh. Hal ini disebabkan VCO mengandung banyak asam lemak rantai menengah (Medium Chain Fatty Acid/MCFA). Sifat MCFA yang mudah diserap sampai ke mitokondria akan meningkatkan metabolisme tubuh. Penambahan energi yang dihasilkan oleh metabolisme itu menghasilkan efek stimulasi dalam seluruh tubuh manusia sehingga meningkatkan tingkat energi yang dihasilkan. Kandungan asam laurat (C-12) menyebabkan efek kesehatan dari VCO hampir sama dengan air susu ibu (ASI). Hal ini dikarenakan asam laurat dalam tubuh manusia akan diubah menjadi monolaurin. Monolaurin sendiri bersifat sebagai antivirus, antibakteri dan antiprotozoa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa monolaurin dapat merusak membran lipid virus diantaranya virus HIV, influenza, Hepatitis C, dan cytomelagovirus. VCO bisa dikombinasikan dengan minyak lain yang mengandung zat penting seperti zat anti oksidan.

Dari hasil analisis Fourier Transform Infra Red (FTIR) yang telah dilakukan menunjukkan bahwa seluruh gugus fungsional yang terdapat dalam VCO dan minyak buah merah muncul sebagai gugus fungsional dalam spektra kombinasi tersebut. Artinya, semua senyawa aktif yang terdapat dalam VCO dan minyak buah merah dapat dipertahankan dalam campuran dan karena tidak terjadi reaksi kimia yang merugikan.

Dari hal-hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kombinasi VCO dan buah merah dapat dikombinasikan menjadi minyak goreng anti kanker. Dengan adanya minyak goreng ini maka masyarakat khususnya penderita kanker ini dapat menikmati makanan yang mengalami proses penggorengan tanpa harus khawatir akan adanya senyawa-senyawa berbahaya sekaligus bisa dijadikan terapi alternetif bagi penderita kanker.

By : Faik Fauzi
Via Hayati
Siti Hajar Nur Safita