Dahulu nenek moyang kita pernah berkata, apabila kita berlayar terus menerus ke satu arah, maka pada suatu saat kita kembali kepada titik awal dimana kau memulai perjalananmu. Tak percayakah engkau pada ucapan itu?
Yang aku pegang ini adalah cinta, bahtera kita berdua, Kalau memang cinta kita ini adalah cinta sejati, ia akan menunjukkan arah menujumu, sejauh apapun aku pergi meninggalkanmu, sejauh apapun kita terpisah, selama bumi ini masih bulat, percayalah meski jutaan langkahku yang pergi meninggalkanmu, sejatinya setiap langkah majuku ini, membawa diriku berada beberapa hasta lebih dekat denganmu, hingga akhirnya kita bertemu kembali dan apabila saat itu tiba, tak akan pernah kulepas genggamanku dari tanganmu, selamanya.
Saat ini, maaf bila aku meninggalkanmu seorang diri di sana. Baik-baiklah di kota tempat kamu berpijak, teruslah melangkah maju, sambil saling memantaskan diri untuk kita, dan begitupun aku. Yakinlah, bahtera kita, akan mempertemukan kita kembali, di saat yang sempurna kelak.
Saat ini, maaf bila aku meninggalkanmu seorang diri di sana. Baik-baiklah di kota tempat kamu berpijak, teruslah melangkah maju, sambil saling memantaskan diri untuk kita, dan begitupun aku. Yakinlah, bahtera kita, akan mempertemukan kita kembali, di saat yang sempurna kelak.