12 Juni 2011

Ketika Kita Dilarang Publikasi Online.....

Dampak internet terhadap dunia memang sangat besar. Sekarang internet seolah-olah telah menggantikan dunia nyata kita, hampir setiap saat kita mengaksesnya bahkan bila anda seorang addict terhadap dunia ini bahkan akan "tinggal" lebih lama di dunia internet ketimbang dunia nyata. Singkatnya teknologi internet dengan segala positif negatifnya sekarang sudah meng-influence semua orang, siapapun dia, dimanapun dia, dan seberapa tinggi pangkatnya (pekerjaannya).

Dengan segala kontroversinya, kita sebagai pelajar atau mahasiswa pasti pernah memanfaatkan media internet sebagai sarana untuk belajar, searching jurnal, download buku dan semua aktifitas yang mendukung aktivitas belajar kita. Apalagi sekarang ketika internet benar-benar mendemami semua orang, saya bisa menjamin kita lebih suka mencari artikel/jurnal atau apapun itu yang menunjang kegiatan belajar kita di internet ketimbang di perpustakaan. Why? Singkat saja jawabnya: Lebih simpel dan cepat, apalagi dengan informaasi yang uptodate mengenai ilmu dan pengetahuan, menjadikan media internet menjadi pilihan numero uno dalam mengupgrade pengetahuan kita. 

Melihat betapa tingginya antusias kita menjadikan Internet sebagai media atau sarana nomer satu dalam mengupgrade pengetahuan, banyak instansi pendidikan (sekolah dan universitas) berlomba-lomba untuk menyajikan informasi di internet melalui website-nya, bahkan ada yang sampai merelakan uang ratusan juta untuk membuat sebuah website yang berkualitas. Apa yang disediakan di web mereka?  Banyak. Seperti yang dijelaskan diatas seperti upgrade informasi dunia pendidikan & Iptek, promosi tentang instansi pendidikan, jurnal penelitian, dan masih banyak lagi lainnya. 

Mengapa banyak instansi pendidikan mau menyediakan itu semua dengan mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk itu? Menurut saya, jawabannya adalah simbiosis mutualisme. Apa yang dimaksud simbiosis mutualisme disini? Dengan mempublikasikan berbagai macam informasi yang uptodate mengenai dunia pendidikan dan iptek melalui jurnal-jurnal ilmiah misalnya, maka manfaat akan diperoleh oleh kedua belah pihak, kita sebagai pelajar atau pengakses informasi tersebut akan memperoleh pengetahuan dan instansi pendidikan (universitas misalnya) akan memperoleh sarana promosi sehingga nama instansi-nya akan semakin familiar di mata pelajar dan pengakses informasi dan terakhhir yang saya dengar, secara tidak langsung ini bisa akan mempengaruhi nilai sebuah akreditasi sebuah instansi pendidikan.

Jadi sudah seharusnya sebuah universitas berlomba-lomba menjadikan websitenya atau publikasi online sebagai "jalan lain" untuk menyampaikan informasi pendidikan dan iptek yang uptodate dengan begini maka promosi sebuah universitas akan berjalan dengan sendirinya tanpa perlu digerakkan karena otomatis nama sebuah universitas akan dikenal apabila tulisan mereka diakses oleh pencari informasi. Tetapi hal sebaliknya terjadi di kampus saya.  Pada suatu kuliah, kebetulan dosen yang mengajar mempunyai jabatan yang cukup tinggi di fakultas tempat saya belajar, tiba-tiba membicarakan publikasi online di awal kuliahnya, jujur awalnya saya kurang memperhatikan, karena sibuk ngobrol dengan teman sebelah bangku, tetapi saya bisa menangkap intinya, bahwa mahasiswa dilarang untuk mempublikasikan informasi mengenai materi kuliah dalam bentuk apapun ke dalam blognya, alasannya lagi akreditasi, jujur saya tidak paham kenapa ini jadi alasan, kata teman saya mungkin fakultas dimana saya belajar yang kebetulan sudah mendapat akreditasi A tidak rela apabila materi-materi kuliah dan apapun yang berhubungan dengan perkuliahan dijiplak atau ditiru oleh kampus lain yang akreditasinya masih dibawah kita. Saya ngakak denger alasan ini, jaman gini kok masih ada pelarangan penyebaran informasi? kembali ke zaman Orde Baru dong.. haha Memangnya materi-materi kuliah itu misalnya, buatan sendiri? itu kan pasti mengambil dari berbagai buku yang lalu dikompilasikan dalam bentuk materi atau apalah itu yang pasti ada sumber pustakanya. Toh kita seharusnya tidak dilarang untuk menyampaikan informasi dengan memberikan materi kuliah ke orang lain yang tidak kuliah di tempat yang sama dengan saya. Toh dengan memberikan informasi seperti saya katakan diatas ini akan memberikan promosi tentang kampus terhadao orang tersebut. Harusnya kampus ini meniru apa yang telah dilakukan UGM, ITB, USU dan bahkan UII yang sering muncul di seacrh engine dalam hasil pencarian dengan jurnal-jurnal publikasi online atau dengan informasi mengenai pendidikan (materi kuliah) dan lain sebagainya yang telah banyak membantu saya dan mungkin pengguna internet lainnya dalam menempuh study ini, karena saya lihat kampus sangat jarang  dalam hal publikasi online dan apapun itu yang bermanfaat bagi khalayak banyak.  Karena harusnya kita malu dong, kita hampir setiap hari Guggling untuk mencari referensi kuliah, mencari jurnal, dan materi lainnya tetepi kita malah dilarang untuk mempublikasikan sebagian yang kita memiliki untuk berbagi dengan orang lain.. Ironis.. Kalau sudah begini, apa kata dunia??

Dari tulisan diatas dapat disimpulkan bahwa banyak manfaat yang bisa kita peroleh dari internet misalnya dari publikasi-publikasi  online mengenai pendidikan, iptek, dan lain sebagainya. Terlepas dari keuntungan yang diperoleh oleh pemilik website (baik instansi pendidikan maupun bukan) atau pengunggah (uploader), kita harus berterima kasih pada mereka yang sudah men-share sebagian ilmunya, pengetahuannya, jurnal peneltiannya di web/blog-nya atau di Jejaring sosial dokumen macam scribd.com atau slideshare.com dan lain sebagainya.  Tanpa adanya mereka, saya jamin 1000% kita akan selalu kesulitan untuk mencari referensi tugas misalnya yang harus searching di internet.

Saya ingin mengutip sebuah ungkapan kuno yang dipopulerkan FaiKShare: "Berbagi tak pernah rugi"  God Bless You, My Bro & Sist!