16 November 2009

Kaum Berhala Penguasa Dunia II

Peperangan atau konflik berskala luas merupakan ‘barang mainan’ kaum Konspirasi sejak lama. Berbagai revolusi besar dunia seperti revolusi Inggris dan Perancis, memang sengaja dirancang oleh mereka. Bahkan banyak literatur menyatakan jika Jenderal Albert Pike, seorang Jenderal AS dalam Perang Saudara yang gemar dengan segala sesuatu yang bersifat mistis, jauh-jauh hari telah merancang skenario perang dunia sampai tahap Perang Dunia II yang dirancangnya terjadi di abad millennium ketiga ini.

Memasuki abad ke-21, setelah menggelar Konferensi Zionis Internasional I di Basel, Swiss, pada tahun 1897, yang mengesahkan Protocolat Zionis sebagai agenda bersama gerakan Konspirasi untuk menguasai dunia. Emas dan propaganda merupakan dua komponen utama yang dipergunakan sebagai senjata kelompok ini.



Nyaris seluruh Eropa telah berada dalam cengkeraman kuku-kuku mereka. Demikian pula dengan Amerika Serikat. Namun mereka menghendaki agar Eropa bisa didesain ulang sesuai dengan kepentingan mereka, yakni Eropa yang tidak bersatu dan penuh konflik di dalamnya. Sebab itu, pecahlah Perang Dunia I yang disusul pula dengan Perang Dunia II. Kedua perang besar dengan korban puluhan juta nyawa manusia ini diangap berhasil guna mendesain ulang peta politik dan perekonomian dunia.


Pasca Perang Dunia II, mesin propaganda Konspirasi menanamkan kepada otak seluruh manusia—terutama Barat—bahwa bangsa Yahudi telah dibuat begitu menderita dalam perang tersebut dengan terjadinya upaya pembasmian etnis Yahudi yang dilakukan Nazi Jerman. Tragedi Holokous dijadikan berhala baru dalam peta politik dunia di mana tidak seorang pun boleh mempertanyakan keabsahannya. “Dengan adanya mitos holokous ini, Barat yang dibuat merasa begitu berdosa diperas habis-habisan oleh kekuatan ini, ” demikian Prof. Norman G. Finkelstein dalam bukunya “The Holocoust Industry”.

Bangsa Yahudi pun telah berhasil mendirikan “Negara” di atas tanah milik bangsa Palestina dengan dukungan lobi politik Negara-negara Barat.


Guna melicinkan jalan menguasai dunia, maka Konspirasi mendirikan sebuah badan super power yang seluruh kebijakannya berada dan berlaku di atas kebijakan negara-negara yang ada yaitu Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations). PBB didirikan di San Francisco, AS, pada 24 Oktober 1945 setelah Konferensi Dumbarton Oaks di Washington, DC. Sidang Umum yang pertama, dihadiri wakil dari 51 negara, berlangsung pada 10 Januari 1946 di London. Sebelumnya PBB ini bernama Liga Bangsa-Bangsa.

Badan Internasional ini diperlengkapi dengan lembaga-lembaga di bawahnya yang mencakup hampir semua bidang kehidupan manusia di bumi ini, seperti kesehatan (WHO), pangan (FAO), perbankan atau perekonomian (World Bank dan IMF), dan sebagainya. Sesungguhnya, PBB ini merupakan satu rintisan ke arah tatanan dunia baru yang menghendaki adanya satu super pemerintahan yang berhak mengatur negara-negara lainnya.

Dalam perjalanannya, PBB terbukti menjadi alat bagi kepentingan imperialisme Barat terhadap negeri-negeri selatan. Dalam segala hal, PBB senantiasa mengambil kebijakan yang menguntungkan kaum Konspirasi. Jika pun ada resolusi yang keluar bagi Israel, misalnya, maka hal tersebut hanyalah sebuah resolusi di atas kertas yang tidak memiliki dampak apa pun terhadap Israel. Namun jika ada satu saja resolusi PBB bagi negeri-negeri Islam, maka resolusi itu wajib dipatuhi dan dilaksanakan, bahkan jika perlu dengan ancaman senjata dari negara besar seperti AS dan sekutunya.

Kontrol Populasi Dunia

Begitu banyak fakta-fakta konspirasi dan ketidakadilan menyangkut PBB. Namun ada satu konspirasi PBB yang luput dari perhatian khalayak ramai yakni tentang rencana Konspirasi untuk mengurangi populasi dunia sehingga dunia ini hanya dihuni oleh 500 juta manusia. Hal ini berarti pengurangan sekitar 93% penduduk dunia.


Hal tersebut berangkat dari pemikiran bahwa dunia dengan segala kekayaan alamnya, dengan seluruh ekosistemnya, rantai makanannya, serta sistem alamiah yang ada, tidak akan sanggup untuk menopang kehidupan umat manusia sebanyak sekarang—sekitar 6 miliar orang—dengan baik. Untuk menciptakan satu dunia yang lebih baik, maka diperlukan pengurangan jumlah populasi umat manusia sebanyak 93%-nya atau dunia ini hanya mampu untuk menopang kehidupan 500 juta manusia.

Yang unik, Desember 2012 merupakan waku yang ditentukan oleh pihak Konspirasi untuk memulai program ini secara besar-besaran. Belum ada satu pun pihak yang mengetahui secara pasti mengapa Konspirasi mematok awal program yang akan mengurangi jumlah umat manusia secara drastis ini pada Desember 2012.

Temuan-temuan berkenaan dengan waktu tersebut sungguh mengagetkan. Berabad silam, suku bangsa kuno seperti Suku Maya, Suku Hopi, Kaliyuga, Aztec, dan juga Mesir Kuno telah meramalkan di dalam sistem kalender kuno mereka jika pada akhir tahun 2012 dunia lama akan berakhir dan dunia baru akan muncul. Perhitungan suku-suku kuno ini berdasarkan pada pergerakan bintang-bintang dan berbagai ramalan mistis yang ada.

Di abad milenium, ketika sebagian dinding Pentagon hancur ditabrak misil yang mirip sebuah pesawat jet kecil pada tanggal 11 September 2001 , segelintir elit AS yang juga merupakan tokoh-tokoh Konspirasi Paganisme Modern ini menginginkan agar Pentagon diubah dan dimodernisasi lebih canggih lagi dengan berbagai peralatan yang terkomputerisasi.


Batas waktu bagi upaya modernisasi Pentagon ini adalah Desember 2012!
Kontrol populasi merupakan praktek paling dasar dari ritual kaum pagan guna menyeimbangkan manusia dengan alam, yaitu bumi (Gaia). Pihak Konspirasi yang merupakan pewaris ritual agama pagan kuno—sebab itu disebut juga sebagai Paganis Modern—meneruskan usaha ini demi memelihara Gaia bagi mereka.

Jika kaum pagan kuno seperti suku Aztec, Mesir Kuno, Maya, Kaliyuga, dan Indian Hopi dengan sistem kalender sonar-nya meramalkan kehancuran fase lama pada 31 Desember 2012. Maka kaum pagan modern ini juga menjadikan tanggal tersebut sebagai fase yang penting bagi sejarah gerakan panuang mereka. Momentum akhir Desember 2012 dijadikan tonggak berakhirnya Pentagon lama dan kemunculan Pentagon baru, lalu dimulainya fase pengurangan populasi umat manusia sampai dengan 90%-nya hingga dunia menyisakan sekitar 500 juta manusia di dalamnya, dan sebagainya.

Kontrol populasi ini sudah diterapkan sejak bertahun-tahun lalu melalui serangkaian uji coba dan strategi, antara lain program Keluarga Berencana (KB), yang sampai detik ini ditentang oleh Gereja Katolik. Sikap Gereja sesungguhnya bukan semata alasan bahwa program tersebut seolah mendahulu takdir Tuhan, namun Gereja yang memang sejak lama menjadi musuh bagi Konspirasi (ingat penumpasan Templar di tahun 1307), mengetahui secara pasti akal licik di balik program dunia tersebut.

Strategi kontrol populasi tidak hanya lewat program KB, namun juga lewat rekayasa genetis, yang gencar dilakukan terhadap tumbuhan dan hewan. Dari upaya ini dikenal istilah-istilah seperti makanan transgenik dan sebagainya. Dari upaya rekayasa genetika inilah berbagai penyakit baru bermunculan dan menyerang manusia, bahkan di banyak tempat menjadi wabah yang dalam tempo cepat membunuh banyak manusia.

Salah satu yang menjadi sorotan banyak pakar kesehatan adalah penggunaan bahan-bahan kimiawi hasil rekayasa genetika yang disisipkan dalam aneka makanan dan juga pupuk tanaman. Bahan-bahan yang kelihatan kecil dan sepele ini dalam waktu yang lama akan menumpuk di dalam tubuh atau di dalam aliran darah, dan dalam jangka waktu tertentu menjadi penyakit yang sangat sulit untu disembuhkan. Belum lagi jenis-jenis bahan transgenik lainnya yang mampu menghilangkan fungsi-fungsi luhur manusia.

Salah satu forum internasional yang membahas masalah ini adalah pertemuan National Association of Nutrition Professional (NANP- 2005 Conference). Dalam presentasinya yang berjudul “Codex and Nutricide’, Dr. Rima Laibow dari Natural Solutions Foundation (bisa dilihat di www.HealthFreedomUSA.org) mengatakan, “…mereka yang menguasai makanan akan menguasai dunia… Mereka telah mengatakan pada tahun 1962 bahwa Proyek Codex Alimentarius secara global akan diimplementasikan pada 31 Desember 2009. Ini merupakan semacam cetak biru. Proyek Dunia ini diarahkan oleh WHO dan FAO, dua lembaga dunia di bawah PBB yang membidangi masalah kesehatan dan pangan...”

Dalam ceramahnya, Dr. Laibow tiba-tiba menyuruh para hadirin untuk diam dan mengencangkan ikat pinggang. Dia kemudian berkata, “Di tahun 1994, diam-diam, tanpa sepengetahuan masyarakat luas Amerika, Codex menyatakan bahwa Gizi adalah racun, yang berarti berbahaya dan harus dihindari. Di bawah ketentuan Codex, semua sapi perah di muka bumi ini WAJIB diinjeksi dengan hormon pertumbuhan yang diproduksi oleh satu-satunya perusahaan yakni Monsanto. Dan lebih jauh lagi, semua hewan ternak yang digunakan sebagai bahan makanan di planet ini harus disusupkan bahan anti biotik khusus dan hormon pertumbuhan buatan.”

Dr. Laibow melanjutkan, “Menurut perhitungan WHO dan FAO, jika proyek mereka ini terus berjalan tanpa hambatan berarti, WHO dan FAO memproyeksikan—ini terdapat dalam panduan mineral dan vitamin mereka—ketika diimplementasikan pada 31 Desember 2009, maka akan berdampak pada minimum kematian sekitar 3 miliar jiwa. Satu miliar lewat kematian secara langsung, mereka ini adalah orang-orang yang gagal di mata para korporasi dunia dan sisanya, 2 miliar jiwa, akan menemui kematian akibat penyakit yang sesungguhnya bisa dicegah, yakni kurang gizi.”

Lantas, siapa yang akan tetap hidup—dalam bahasa Darwin, “Survival of the fittest”? Dr. Laibow berkata, “Hanya mereka yang kaya, yang mampu menyuplai gizi dan vitamin dalam makanan mereka yang akan tetap bisa hidup.”

Kecemasan Dr. Laibow bukanlah kecemasan seorang awam. Ada banyak Laibow-Laibow lain seperti itu disebabkan fakta dan bukti yang sukar dibantah mengenai hal tersebut. PBB sendiri telah mengeluarkan lusinan dokumen resmi yang meminta pengurangan populasi dunia hingga 80%-nya. Salah satunya di dalam Konferensi Perempuan Sedunia di Beizing (1997), di mana Kepala FAO dengan tegas menyatakan, “Kami akan menggunakan makanan sebagai senjata melawan masyarakat.”

Dengan kata lain, PBB dalam hal ini lewat FAO dan WHO akan mempergunakan makanan, termasuk bahan-bahan yang akan masuk ke dalam tubuh manusia, sebagai bagian dari senjata ampuh yang besar dan kompleks, bernama “Kontrol Populasi”. Digunakan untuk mengurangi jumlah populasi dunia, seperti yang diamanatkan kaum Pagan Kuno berabad silam.

Dalam tulisan keenam akan dipaparkan beberapa zat aditif berbahaya yang disusupkan ke dalam bahan makanan dan juga bahan-bahan kesehatan, namun dikatakan oleh berbagai lembaga internasional sebagai zat aditif yang berguna dan menguntungkan bagi kesehatan tubuh.

Agenda Global kaum Berhalais

Zionis-Yahudi dengan segala hegemoninya atas dunia, dan menunggangi Amerika Serikat sebagai kapal induk baginya merupakan pewaris paganisme dunia purba. Pengikut iblis yang dahulu dikenal sebagai The Broterhood of Snake, Samiri Cabal (di masa Musa a.s.), Sanhendrin Cabal (di masa Isa a.s.), Biarawan Sion, Knight Templar, Freemasonry, Theosofie, dan berbagai nama sekarang ini, Bilderberger, CFR, Club of Rome, IMF, World Bank, The Federal Reserve, dan sebagainya, mengejawantah dan menyatukan diri di dalam kelompok Zionis Dunia.

Akhir dari agenda mereka adalah membentuk Tata Dunia Baru (The New World Order) di mana mereka menjadi majikan bagi semua Ghoyim yang ada di dunia. Tujuan akhir mereka ini telah dipahat dalam lambang negara AS dengan kalimat “Novus Ordo Seclorum”. Dalam menuju akhir agenda ini, kaum pagan modern melewatinya dalam berbagai tahap dan setiap peristiwa senantiasa dikaitkan dengan ritual pagan kuno. Mari kita lihat beberapa peristiwa dunia yang sepertinya tidak memiliki makna apa-apa namun sesungguhnya bagian dari ritual pagan mereka:

Tahun 2012 merupakan batas waktu bagi modernisasi seluruh sistem militer AS di Pentagon, batas waktu bagi pencapaian Codex Alimentarius, batas waktu bagi pencapaian Agenda 21, batas waktu bagi implementasi Perjanjian Kyoto, dan batas waktu bagi banyak agenda-agenda internasional. Mengapa harus 2012?

Jika Anda lupa, maka bukalah kembali kalender purba suku-suku pagan kuno seperti kalender Aztec, suku Maya, suku Hopi, suku Kaliyuga, Mesir kuno, dan lainnya. Kepercayaan paganis mereka, yang diimplementasikan dalam sistem kalendernya berdasarkan perhitungan rasi bintang dan ramalan-ramalan mistis, meyakini jika tahun 2012 merupakan batas antara Tata Dunia Lama (The Ancient World Order) dengan Tata Dunia Baru (The New World Order)!

Di zaman purba, suku-suku pagan biasa mengadakan upacara persembahan korban manusia dan binatang pada dewa-dewi. Dalam budaya pop, film “Apocalypto” besutan sutradara Hollywood yang anti Yahudi Mel Gibson bisa dijadikan gambaran tentang upacara mempersembahkan korban manusia. Upacara yang banyak mengucurkan darah dan menghilangkan nyawa ini diadakan pada momen-momen tertentu. Dalam dunia sekarang, kaum pagan modern juga melaksanakan upacara sejenis hanya saja dalam bentuk yang berbeda tapi memiliki esensi yang sama. Beberapa peristiwa biosa dijadikan contoh:

Pada 20 Maret 2003, Bush melancarkan pemboman terhadap Bagdad tepat pukul 05.15 waktu Bagdad. Serangan itu berlangsung secara massif dan berskala besar hingga keesokan harinya, 21 Maret 2003. Media-media besar dunia menyebutnya sebagai “Shock and Awe” (serangan mendadak, dalam bahasa Jerman disebut ‘Blitzkrieg’). Namun tahukah Anda jika tanggal tersebut dalam agama pagan merupakan perayaan Hari Ostara, awal musim semi yang dimulai dari pergerakan matahari. Dahulu kala, suku-suku kuno merayakannya dengan menggelar ritual pemujaan terhadap Gaia—Dewi Bumi (Mother of Earth)—dengan cara mempersembahkan korban. Sedangkan kaum Druid merayakan hari itu sebagai Hari Kesuburan dengan menggelar acara makan-makan (Day of Feast).


Bush sengaja mengakhiri perang pada 1 Mei 2003. Dalam tradisi pagan kuno, tanggal itu dikenal sebagai Beltane atau Malam Walpurgis. Nama tersebut berasal dari Saint Walpurga, Dewi Kesuburan Kaum Pagan. Dahulu, setiap tanggal 20 Maret hingga 1 Mei, kaum pagan menggelar ritual menumpahkan darah bagi bumi untuk kesuburan.

Presiden Bush jelas telah mengambil momentum keyakinan pagan kuno tersebut. Memulai perang yang banyak menumpahkan darah pada 20 Maret dan mengakhirinya pada 1 Mei.

Bagi yang ingin menelusuri lebih lanjut, tersedia banyak literatur dan data yang memaparkan kepada kita betapa keputusan-keputusan politik dan ekonomi, juga militer, yang besar, yang bersifat global, selalu saja dikaitkan atau bertepatan dengan ritual-ritual mistis kaum pagan. Akan ada banyak fakta yang akan membuat kita tercengang dan sulit untuk bisa mempercayainya. Namun itulah yang terjadi. Semua itu hanya akan berarti bagi manusia yang mau membuka pikirannya terhadap hal-hal yang baru, yang tidak terkungkung oleh paradigma lama, dan menerima semuanya itu sebagai suatu wawasan yang akan memperkaya khasanah pengetahuannya.

Hari-hari ini kita tengah berada dalam pelaksanaan agenda kaum pagan modern. Krisis keuangan yang berawal di Amerika; pilkada yang tiada habis-habisnya menguras energi, pikiran, dan waktu bangsa ini; industri pornografi; mahalnya buku hingga orang lebih suka menonton teve; dunia fesyen yang terus berlari; demokrasi yang kebablasan sehingga partai politik menjadi lembaga elit yang asing dari kebutuhan rakyat banyak; dan sebagainya. Jangan sangka, semua ini terjadi secara kebetulan. Bagi mereka yang mau membuka mata, hati, dan pikirannya, maka mereka akan memahami jika semua manusia sekarang tengah digiring menuju Tata Dunia Baru.
 
by: Habib Rizieq Shihab